New Singapore Digoreng, Presiden Prabowo Segera Wujudkan Mimpi Bandara Bali Utara, Mangku Pastika; Jangan jadi Penonton
Admin - atnews
2024-11-15
Bagikan :
Gianyar (Atnews) - Tokoh Bali Made Mangku Pastika yang juga Gubernur Bali dua periode 2008-2018 mersa yakin dan optimis mimpi Bandara Internasional Bali Utara bisa segera terwujud.
Pasca Presiden Prabowo yang juga Ketum Gerindra menyatakan komitmen untuk mewujudkan Bandara Bali Utara menjadi New Singapore atau New Hongkong ketika datang ke Bali beberapa lalu
Apalagi di tengah kunjungan Presiden Prabowo ke China, perusahaan PT BIBU Panji Sakti sudah menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan ChangYe Construction Group, Co. Ltd, perusahaan konstruksi terkemuka asal China.
Kerja sama dengan ChangYe Construction Group PT BIBU Panji Sakti secara resmi ditandai dengan penandatanganan MoU pada Jumat (8/11) di Kantor KBRI Beijing, yang disaksikan oleh Elizani T.X. Nadia Sumampouw selaku Minister Counsellor KBRI Beijing, yang mewakili Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok.
Dalam perjanjian itu, ChangYe Construction Group akan menjadi partner dan mendukung pembiayaan proyek dengan investasi sebesar USD 3 miliar yang bila diubah ke mata uang Indonesia, setara dengan Rp 48,813,000,000,000 (Rp 48 triliun).
"Dulu ini mimpi untuk punya bandara di Buleleng. Sejak saya jadi Kapolda di Bali, saya melihat apa yang akan terjadi di Bali jika pusat hanya di Bali Selatan. Bukan karena saya orang Buleleng, tapi ini akan membawa masalah besar ke depan. Bali pulaunya kecil, harus ada penyeimbangan ini, hanya dengan infrastruktur," kata Mangku Pastika yang juga Anggota DPD RI Dapil Bali 2018-2024.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Majelis Paiketan Puri Sejebag Bali Ida Dalem Semara Putra, di Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar, Jumat (15/11).
Sebelumnya, saat masih menjabat sebagai Gubernur Bali, Mangku Pastika menyebutkan, sudah dilakukan studi khusus oleh ahli dari India tentang lokasi pembangunan bandara tersebut.
Bahkan sudah memasukan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali Tahun 2009-2029 kini diubah menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2023 RTRW Provinsi Bali Tahun 2023-2043 yang ditetapkan pada tanggal 9 Maret 2023.
"Setelah itu, akhirnya ditetapkan Kubutambahan Buleleng menjadi lokasi yang tepat," terangnya.
Tak hanya itu, juga ditegaskan, bahwa orang Bali tidak akan menjadi penonton, jika pembangunan Bandara sudah terealisasi.
Mengingat, pariwisata Bali diperuntukan untuk orang Bali, bukan untuk orang lain atau juga untuk investor, sehingga orang Bali perlu dipersiapkan menjadi pelaku dan penikmat utama dari pembangunan Bandara.
"Ada yang bilang orang Bali akan jadi penonton. Kata siapa? Mari kita persiapkan orangnya mulai hari ini. Jangan bengong. Lalau bengong, ya akan jadi penonton. Saya yakin kita orang Bali pintar-pintar dan kita terkenal jujur. Masa kita tidak bisa mengelola itu," paparnya.
Untuk itu, mestinya segera disiapkan sekolah khusus dan Poltekpar yang mendukung SDM dalam mengisi tenaga kerja bandara.
Ketika sudah groundbreaking, sekolah itupun segera dibangun sehingga SDM tidak menjadi penonton. Namun kalau tidak mempersiapkan diri benar menjadi penonton.
Ditanyak soal kapan Groundbraking, Mangku Pastika manjawab setelah Gubernur baru dan Presiden Prabowo pulang dari luar negeri.
Keberadaan bandara bukan semata untuk kepentingan bisnis, tetapi berfungsi sebagai pertahanan dan keamanan bagi bangsa negara. Maka negara akan tidak melepas kepada swasta, tetapi pemerintah juga akan hadir.
Mangku Pastika mengakui Prabowo berkomitmen membangun bandara Bali Utara seperti New Singapore atau New Hongkong.
"Namun hal itu, justru digoreng oleh orang-orang yang sirik. Bali tidak boleh seperti Hongkong atau Singapore. Airportnya seperti itu (Bandara Bali Utara-red)," ujar Mangku Pastika.
Dengan membangun bandara Bali Utara yang cangih, tidak krodit dan berjalan sebagaimana mestinya. Mangku Pastika berharap orang-orang yang sirik agar jalan-jalan dulu ke sana ke Singapore Canggi Airport begitu juga Hongkong.
Upaya itu agar terbuka pemikiran dan wawasannya. "Agar tidak seperti katak dalam tempurung," ungkapnya.
Bahkan Mangku Pastika menanggapi komentar-komentar dalam media sosial. Padahal Mangku Pastika mengeklaim tidak mendapat aliran dana dari investor terkait pembangunan bandara baru itu.
"Saya diisukan mendukung karena ada lahan di sana. Saya tidak ada jual lahan kepada investor dan sepeser pun tidak ada aliran dana ke saya terkait pembangunan bandara," tegasnya.
Oleh karena, Mangku Pastika sempat melirik kawasan Gerokgak di Bali barat sebagai lokasi pembangunan bandara baru. Dimana daerah Gerokgak seluas 600 hektare, bisa menjadi investasi negara.
Tetapi ternyata tidak bisa, sehingga beralih ke timur dan dapatlah kawasan yang strategis yakni di laut (Kubutambahan).
Dengan demikian, Mangku Pastika mengeluarkan rekomendasi pembangunan Bandara Bali Utara di perairan Kubutambahan memungkinkan dilakukan karena tidak merusak biota laut saat masih menjabat sebagai Gubernur Bali.
"Saya suka konsepnya dan saya rekomendasi tahun 2017 saat menjabat Gubernur Bali," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Paiketan Puri Sejebag Bali Ida Dalem Semara Putra menyatakan jika nanti jadi dibangun, Bandara Bali Utara bakal menggunakan fasilitas dan teknologi canggih.
"Dari awal, para penglingsir Puri sejebag Bali sudah mengusulkan agar PT Bandara Internasional Bali Utara Panji Sakti membangun bandara itu tanpa merusak atau mempengaruhi sejumlah situs keramat dan bersejarah yang sudah ada," ungkapnya.
Bahkan, pembangunan Bandara juga tidak akan menggusur pemukiman penduduk, lantaran bandara itu akan dibangun diatas laut.
"Operasional bandara juga akan menggunakan teknolgi tercanggih dan belum ada di Indonesia, sehingga kami sangat senang, karena Bali akan memulai mengenalkan teknologi tercanggih. Kami berharap pembangunan bandara Bali Utara tidak akan mengganggu kelestarian adat dan budaya," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan engelingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Kakarsana, yang mengatakan, bahwa pembangunan bandara diatas laut ini, nantinya juga akan menguntungkan para nelayan di Bali dan se-Nusantara, lantaran nantinya bandara diatas laut ini juga bisa menjadi pusat transaksi hasil laut.
"Kita juga bisa terkoneksi dengan seluruh nelayan tidak hanya di Bali tapi seluruh Nusantara. Sea land akan menjemput hasil laut kita seluruh tanah air.
Selain itu, bandara di atas laut itu juga akan menyediakan sejumlah fasilitas memukau, yang nantinya akan dibangun juga fasilitas terminal hingga restoran di bawah laut, sehingga para pengguna bandara juga bisa mendapatkan pengalaman yang mengesankan.
"Jadi, airport ini juga akan dibangun sebagai bis perdagangan laut Nusantara. Kita akan buat domestik cargo untuk menampung hasil laut, kita akan buat service packingnya, sehingga jauh lebih efisien," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur PT. Bandara Internasional Bali Utara Panji Sakti, Irwan Erwanto menegaskan pembangunan Bandara Bali Utara ini bukan lagi sekadar wacana.
"Ini adalah sebuah keniscayaan, meski sebelumnya hanya menjadi obyek wacana saja selama kurang lebih 9 tahun berlalu. Kami juga sudah melakukan sejumlah kajian, termasuk AMDAL," terangnya.
Bahkan, pembangunan bandara ini juga telah melibatkan salah satu perusahaan dari China yang menginvestasikan dananya senilai USD 3 Milyar atau setara dengan Rp 50 Trilyun.
"PT BIBU Panji Sakti secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ChangYe Construction Group di Kantor KBRI Beijing, pada 8 November 2024.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, mengungkapkan proyek Bandara Bali Utara murni menggunakan dana swasta tanpa anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Bali. Ia menargetkan satu runway Bandara Bali Utara bisa beroperasi pada 2027.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah melakukan kerjasama dengan tiga Universitas ternama di Bali, untuk mempersiapkan tenaga kerja kedepannya.
"Kami mempersiapkan kursus-kursus. Jadi tidak ada warga Bali yang tak dapat pekerjaan. Jadi, kami sudah studi, AMDAL sudah selesai, semuanya sudah selesai," pungkasnya. (GAB/ART/001)