Banner Bawah

Kenang Prof. Soemitro, Tantangan Presiden Prabowo dalam Perjuangkan Sosialisme

Admin - atnews

2025-01-19
Bagikan :
Dokumentasi dari - Kenang Prof. Soemitro, Tantangan Presiden Prabowo dalam Perjuangkan Sosialisme
Presiden Prabowo (ist/Atnews)

Denpasar (Atnews) - I Gde Sudibya, Ekonom, Pengamat Ekonomi dan Kecenderungan Masa Depan mengatakan, Presiden Prabowo, putra ke dua Prof.Soemitro, dalam sebuah bukunya tentang visi masa depan Indonesia.

Dalam rangkaian kampanyenya sarat dengan spirit nasionalisme ekonomi, pemikiran politik yang sosialistik yang merupakan penjabaran dari ide besar sosialisme. 

Sejalan dengan spirit UUD 1945 pasal 33 dan pasal 35. Ucapan keras Presiden Prabowo tentang: swasembada pangan, keberpihakan pada kaum buruh, korupsi membuat rakyat menderita, program makan bergizi gratis (MBG) yang harus disukseskan bagi anggota kabinet yang menghalangi silakan mundur, tangis sedu sedan Presiden terhadap keterbatasan kemampuan keuangan negara dalam mensejahterakan guru, mengindikasikan idealisme dan jiwa sosialis dari Presiden ke 8 Indonesia.

Mengenang Jejak Pemikiran Prof.Soemirto yang di era tahun 70-an dan 80-an dijuluki Bhagawan Ekonomi Indonesia.

Dengan memiliki strategi pembangunan ekonomi yang punya kecenderungan kuat didominasi oleh ekonomi pasar kapitalistik, dan rentan menimbulkan kesenjangan pendapatan dan ketidak-adilan ekonomi, harus dikoreksi melalui kehadiran negara, dengan kebijakan pro orang miskin (preferential for the poor). 

Kebijakan fiscal, kebijakan moneter, kebijakan perdagangan yang mendukung pengembangan industri dalam negeri.
b.Di era tahun 1980-an, terjadi "geger nasional", atas ucapan Prof.Soemitro: korupsi di negeri diperkirakan 30 persen dari total APBN, tidak kurang dari Mensesneg Moerdiono memberikan bantahan. 

Persepsi publik di era itu, bantahan Moerdiono adalah pendapat Presiden Soeharto. Prof.Soemitro memberikan klarifikasi berupa, angka 30 persen berasal dari perhitungan angka makro ekonomi ICOR (Increamental Capital Out Put Ratio), sehingga diperkirakan angka 30 persen "kebocoran" pembangunan ini, karena: korupsi 10 persen, kesalahan perencanaan 10 persen dan borosnya biaya pemeliharaan proyek 10 persen. 

Pemikiran Prof. Soemitro sangat jelas, jika pertumbuhan ekonomi berkualitas ingin dicapai, harus ada dampak menetes kebawah - tricle down effect-, maka pembangunan mesti direncanakan dengan baik, korupsinya terkendali, serta pemborosan -waste of resources- rendah. Pemikiran Bhagawan ekonomi sampai hari ini tetap relevan.

Tantangan Presiden Prabowo dalam melakukan "pembongkaran" kabinet di 100 hari pemerintahannya, merujuk spirit konstitusi, inspirasi dari pemikiran ekonomi sang ayah, serta idealisme yang dimiliki Presiden: a) Menata ulang kabinet berbasis kompetensi, terlebih-lebih di tim ekuin (ekonomi, keuangan dan industri), kabinet para akhli (zaken kabinet); b)  Kebijakan ekonomi, meniru kebijakan yang dilakukan sang ayah ketika menjadi Menteri Perdagangan di era tahun 1970-an, kebijakan perdagangan dalam dan luar negeri yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan industri dalam negeri, dengan alasan dalam bahasa Prof.Soemitro "infant industry argument", industri yang baru bertumbuh wajib dilindungi dari sisi perdagangan untuk menjamin pasar bisa bertumbuh secara sehat. 

Menteri Pergagangan menerbitkan aturan ekspor impor yang ketat, untuk menjamin, perdagangan bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Kebijakannya Menteri perdagangan di era itu, menurut sejumlah pengamat tidak bisa diintervensi oleh siapapun. 

Menteri Perdagangan secara periodik memberikan keterangan pers secara komprehensif terhadap kebijakan yang diambil, yang bisa dikaji publik keakuratan kebijakan yang diambil.

c) Strategi pembangunan semestinya dikaji ulang, "membumikan" spirit sosialisme dalam UUD 1945, memberikan bukti sejarah yang berupa cita-cita sosialisme diperjuangkan serius di negeri ini, sekaligus Presiden Prabowo menunaikan janji-janji kampanyenya.
Dalam bentuk: mengkaji ulang proyek pemerintahan sebelumnya, infrastruktur, IKN dan sejumlah PSN yang sarat kontroversi yang tidak berkaitan dengan kepentingan rakyat.

d) Kabinet gemuk yang harus dirampingkan, untuk meningkatkan efisiensi APBN yang sangat "cekak", mempermudah komunikasi, pembuat kepemimpinan menjadi lebih efektif dalam menjalankan program-programnya.


Tantangan kepemimpinan yang dihadapi Presiden Prabowo dalam mewujudkan cita-cita sosialisme dari para perintis bangsa, yang sekaligus  merupakan pilihan idealisme dari sang Presiden. 

Dalam perspektif kesejarahan, Presiden Prabowo punya kesempatan emas, dengan menyitir bait sebuah lagu "dreams come true", impian menjadi kenyataan.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Optimisme tersebut disampaikan dalam arahannya pada acara Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025.

“Saya baru mungkin menginjak bulan ketiga memimpin pemerintahan Republik Indonesia dan makin saya mempelajari keadaan perekonomian kita, saya makin merasa percaya diri, saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan” ujar Presiden Prabowo.

Guna mencapai hal tersebut, Presiden Prabowo mengingatkan bahwa pengelolaan ekonomi harus dilakukan secara efisien dan berbasis pada logika serta perhitungan yang akurat. 

Ia menekankan bahwa pemborosan dan praktik yang tidak efisien harus dihentikan.
“Tidak mungkin ada organisasi yang survive kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Karena itu, saya bertekad memimpin suatu pemerintahan yang efisien,” ungkap Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya peran sektor swasta dalam pembangunan nasional, khususnya di bidang infrastruktur. Presiden menegaskan bahwa ia tidak menghentikan proyek-proyek infrastruktur melainkan menyerahkan sebagian proyek kepada swasta supaya lebih efisien.

“Ada yang mengatakan saya menghentikan proyek-proyek infrastruktur, tidak benar, saya tidak menghentikan. Saya mengubah infrastruktur akan sebagian besar saya serahkan kepada swasta untuk membangun,” ucap Presiden.

Selain infrastruktur, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa program swasembada pangan dan energi terbarukan juga menjadi prioritas utama pemerintahannya. Ia optimistis pencapaian tersebut dapat diraih lebih cepat dari target.

“Target kita makin jelas, swasembada pangan kita rencanakan 4 tahun ternyata kita akan kaget jauh sebelum 4 tahun kita sudah swasembada pangan. Swasembada energi demikian juga, kita negara tidak banyak di dunia yang akan memiliki green energy, kita akan memiliki energi terbarukan yang utuh dan yang substansial,” jelas Presiden. (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Menyikapi Cuaca Ekstrim,  BPBD Karangasem Siaga Lebih Dini

Terpopuler

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

Segera Daftar ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Segera Daftar ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Maha Kumbh Mela 2025 Prayagraj Has a Time Cycle of 144 Years

Maha Kumbh Mela 2025 Prayagraj Has a Time Cycle of 144 Years

Jelang Pelantikan Kepala Daerah Terpilih, Walikota - Gubernur Ikuti Prosesi Mejaya Jaya di Pura Agung Besakih

Jelang Pelantikan Kepala Daerah Terpilih, Walikota - Gubernur Ikuti Prosesi Mejaya Jaya di Pura Agung Besakih

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata