Ekonomi Bali Diselimuti Anomali, Bagaimana Prospek Perekonomian Pasca Gubernur Bali Terpilih Koster Giri?
Admin - atnews
2025-01-21
Bagikan :
Viraguna Bagoes Oka (ist/Atnews)
Denpasar (Atnews) - Pemerhati dan Praktisi Keuangan/Perbankan dan Usaha Kecil Viraguna Bagoes Oka yang juga Mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengatakan, kilas balik perekonomian dan dunia usaha Bali selama kurun waktu tahun 2024 masih diselimuti oleh situasi/kondisi yang masih anomali.
Bahkan menunjukkan kecenderungan stagnan bahkan masih menghadapi tantangan/ tekanan.
Pertama dunia usaha besar, menengah kebawah yang masih menghadapi tekanan yang berlanjut pasca krisis global dan pandemi terutama dunia usaha lokal di Bali yang bergerak di bidang pariwisata serta usaha-usaha turunannya seperti properti, villa, pasca dihentikannya kebijakan pemerintah terkait relaksasi debitur perbankan/lembaga keuangan pada Akhir Maret 2024.
Dampak dari Kondisi tersebut tercermin dari meningkatnya LAR (Loan at Risk) ; NPL (Non Performing Loan) dan AYDA (Asset Yang Diambil Alih ) Perbankan di Bali baik dari Bank BUMN, Bank Umum dan BPR yang kualitasnya cenderung menurun melewati ambang batas NPL di atas 3-7% .
Hal itu tercermin dari meningkatnya antrean AYDA perbankan di Bali yang berada diatas ambang batas normal dalam tahun 2024.
Akibatnya bisa ditebak harga pasar properti Bali terkoreksi cukup dalam ( buyer’s market situation alias excess supply AYDA dimana pembeli banyak pilihan sehingga harga AYDA terkoreksi cukup dalam) sampai ada bank umum yang berani memberikan discount atas AYDA hingga 30 persen-an, sehingga lembaga keuangan/perbankan pada tahun 2024 akhir yang masih mendesak membutuhkan dukungan likuiditas untuk jangka waktu 2-3 tahun kedepan.
"Untuk bisa menyelamatkan industri perbankan lokal serta dunia usaha lokal pasca dihentikannya kebijakan pemerintah atas relaksasi debitur perbakan untuk Bali pada akhir Maret 2024 dimaksud," kata Viraguna di Denpasar, Selasa (21/1).
Bagaimana dengan prospek perekonomian dan dunia usaha Bali tahun 2025 mendatang pasca terpilihnya Koster Giri Prasta sebagai Gubernur dan Cawagub maupun Bupati/Wabup terpilih yang dimenangkan oleh Partai PDIP?
Publik dan masyarakat Bali sangat menaruh harapan besar agar kepemimpinan Bali tahun 2025 mendatang bisa memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut;
1) Gubernur/Wagub yang memiliki akses strategis yang harmoni dan dukungan kuat dari kepemimpinan nasional di pusat untuk memudahkan/kelancaran kinerja dalam mengelola Bali yang terlanjur menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan dan pelaku usaha (busnessman) dari manca negara/wisdom.
2) Gubernur/Wagub yang bisa bekerja sama/bersinergi dalam satu komando dng Para Bupati/Walikota se Bali (konsep one island management) dalam rangka tata kelola mengatasi dan menangani kompleksitas permasalahan Bali yang sudah terlanjur akut seperti macet, sampah, transportasi, pengangguran/lapangan kerja lokal dan kepadatan penduduk/kemiskinan.
3) Kepemimpinan Bali yang kompeten, kredibel dan terpercaya serta memiliki jiwa petarung sehingga pemimpin Bali kedepan bisa menjadi “role model/teladan” sehingga Bali sangat layak untuk diberikan kewenangan khusus oleh pemerintah pusat dalam Industri pariwisata (Bali yang tidak memiliki sumber daya alam) sehingga Bali bisa mandiri dalam menghasilkan sumber dana sendiri atas kewenangan khusus melalui prinsip dasar : a) Kewenangan Pengelolaan Keimigrasian Berbasis Local Wisdom; b) Pengelolaan Investasi Masuk Bali Berlandaskan Tri Hita Karana, dan c) Pengelolaan Pintu Masuk Bali Berbasis Pariwisata Berkualitas guna mewujudkan pariwisata Bali yang berkualitas (quality tourism).
Dalam bidang perekonomian dan dunia usaha, Bali dalam 5 bulan terakhir telah mengalami deflasi (antara 0,25 - 0,35) yang persisten mencermikan bahwa daya beli masyarakat Bali telah tergerus berkelanjutan dari Mei 2024 hingga September 2024.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri terhadap dunia usaha dan perekonomian Bali ditengah anomali bahwapertumbuhan Bali saat ini tercatat di 4 persen. Apa kenapa hal ini bisa terjadi? Disinyalir kuat bahwa pertumbuhan yang terjadi saat ini sebagian besar dipicu oleh deras masuknya dana-dana dan investasi yang masuk dari luar Bali dan luar negeri yang dibawa para investor/kontraktor yang juga dari luar Bali.
Sementara pelaku usaha lokal dan dunia usahanya stagnan sehingga daya belinya melemah (deflasi).
Dibidang perekonomian hal ini menjadi tantangan terberat namun tetap ada peluang bagi Gubernur Bali terpilih yang cerdas, kompeten, kredibel dan memiliki kepemimpinan/leadership dengan jiwa petarung dan entrepreneur competency
Diperkirakan bahwa perekonomian dan dunia usaha Bali tahun 2025 mendatang akan masih diwarnai dng beberapa ancaman dan tantangan yang cukup pelik antara lain :
1) Keberlanjutan tantangan yang masih dihadapi oleh dunia usaha lokal Bali yang masih kesulitan untuk mendapatkan akses sumber dana perbankan dan jangka waktu yang memadai paling tidak dalam jangka waktu 2-3 tahun kedepan untuk bisa kembali pulihnya dunia usaha/perekonomian Bali oleh dampak deflasi dan resesi yang masih berlanjut.
2) Potensi ancaman terbesar yang akan dihadapi Bali pada tahun mendatang adalah semakin maraknya investor dan developer asing yang akan masuk Bali (dengan berbagai kebebasan/kemudahan yang tidak terbendung oleh aturan/kebijakan yang ada) dengan sumber dana luar yang penempatan dan pengunaannya sangat effisien lewat perbankan offshore dengan konsekuensi perekonomian dan dunia usaha Bali berpotensi tidak akan mendapatkan manfaat nilai tambah yang berarti sehingga akibat tranfer pricing atas keuntungan investasinya lewat offshore banking yang berlokasi di LN.
3) Kepadatan penduduk, kesemrawutan traffic, pengelolaan sampah, ancaman kriminalitas dan permasalahan klasik existing lainnya tetap akan mewarnai keseharian Bali kedepan jika tidak ditangani dan dikelola secara fokus, komitmen tinggi dan konsistensi yang berkesinambungan
4) Terlepas dari semua ancaman dan tantangan yang ada, harapan dan peluang Bali kedepan untuk tumbuh berkembang masih tetap terbuka selama Pemimpin Bali terpilih mampu melakukan komitmen tinggi, keteladanan, sinergitas dan satu komando dengan pemerintah pusat dalam mengaktualisasikan untuk mewujudkan Bali yang Hita berbasis Kearifan lokal dan Budaya Bali yang sudah digandrungi dan menjadi ikon dunia. (GAB/ART/001)