Banner Bawah

Kemiskinan masih Mencengkeram, Ngurah Aryawan Soroti Rumah Kumuh dan Tidak Layak Huni di Denpasar

Admin - atnews

2025-04-09
Bagikan :
Dokumentasi dari - Kemiskinan masih Mencengkeram, Ngurah Aryawan Soroti Rumah Kumuh dan Tidak Layak Huni di Denpasar
Ketut Ngurah Aryawan (ist/Atnews)

Denpasar (Atnews) - Realitas pahit kemiskinan masih mencengkeram sudut-sudut Kota Denpasar yang selama ini diklaim sebagai kota budaya dan pariwisata. 

Potret memilukan itu ditemukan langsung oleh Anggota DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra, Ketut Ngurah Aryawan, SH., saat terjun langsung di Banjar Tegal Linggah, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Denpasar, pada Selasa (8/4/2024). 

Bukan sekadar kunjungan seremonial, Aryawan mendapati sebuah rumah yang juga digunakan sebagai dapur, sekaligus kamar mandi yang dihuni oleh keluarga miskin yang juga yatim piatu.

“Ini bukan hanya soal rumah rusak. Ini adalah bentuk nyata dari ketidakadilan sosial. Atap rumah jebol, lantai lembap, dan tak ada fasilitas sanitasi yang layak. Kalau ini dibiarkan, ini jadi bom waktu penyakit. Saya tidak habis pikir, di tengah geliat pembangunan Denpasar, masih ada warga yang hidup seperti ini,” ujarnya dengan nada tajam.

Aryawan menegaskan, masalah rumah tidak layak huni bukan hanya soal estetika, melainkan juga soal kesehatan, keselamatan, dan kemanusiaan. Ia mengkritik keras kinerja pemerintah kota, terutama dinas-dinas terkait seperti BPBD dan Dinas Sosial, yang dianggap terlalu lamban dan reaktif dalam merespons kondisi warga.

“Jangan tunggu ada laporan, baru bergerak. Pemerintah harus proaktif! Jangan hanya duduk di kantor pakai AC sambil menunggu input dari bawah. Kalau tidak turun langsung, kalian tidak akan pernah tahu realitas pahit di bawah sana,” sentilnya keras. Politisi Gerindra ini juga menyoroti lambannya penanganan infrastruktur dasar lainnya seperti jalan rusak, aliran sungai yang tak berfungsi, hingga lampu jalan yang mati berbulan-bulan.

“Saya lihat sendiri banyak lampu jalan yang mati, jalan berlubang dibiarkan, dan sungai yang nyaris tak terurus. Ini semua berdampak langsung pada ekonomi masyarakat. Apa pemkot tidak sadar kalau jalan rusak bikin biaya logistik warga naik? Kalau sungai mampet, banjir datang, penyakit menyusul,” paparnya.

Menurutnya, program sanitasi dan rumah layak huni harus dijadikan program prioritas utama dan dikerjakan secara kolaboratif lintas dinas. Ia juga meminta pemerintah kota agar tidak hanya membangun kota untuk kepentingan pariwisata atau estetika semata, tetapi juga memastikan bahwa warga di sudut-sudut kota tak tertinggal dari hak-hak dasarnya.

“Kota ini bukan cuma milik investor dan wisatawan. Denpasar adalah rumah kita semua. Kalau warganya dibiarkan tinggal di rumah yang nyaris ambruk, berarti kita gagal sebagai pemerintah. Denpasar maju bukan soal trotoar yang cantik, tapi apakah rakyatnya bahagia dan sejahtera,” tutupnya lantang.

Kunjungan lapangan ini diharapkan menjadi tamparan keras bagi Pemkot Denpasar agar segera bertindak, bukan hanya membuat rencana di atas kertas. Warga menanti tindakan nyata, bukan janji-janji kosong yang terus diulang lima tahun sekali. (Z/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Aktif Bayar Pajak Dukung Pembangunan Nasional

Terpopuler

Nasib Buruh di Tengah Gempuran Omnibus Law: Antara Harapan dan Ketidakpastian

Nasib Buruh di Tengah Gempuran Omnibus Law: Antara Harapan dan Ketidakpastian

KDM Kepemimpinan Pemberi Harapan, Tidak Sekadar Omon-Omon

KDM Kepemimpinan Pemberi Harapan, Tidak Sekadar Omon-Omon

Ketua DPRD Karangasem, Ucapkan Selamat Galungan Kuningan

Ketua DPRD Karangasem, Ucapkan Selamat Galungan Kuningan

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Alami Keterlambatan, Dampak Gangguan Kabel Laut Transfer Jawa Bali

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Alami Keterlambatan, Dampak Gangguan Kabel Laut Transfer Jawa Bali

Presiden Prabowo Bertemu Bill Gates, Kuatkan Kesehatan dan Pertanian 

Presiden Prabowo Bertemu Bill Gates, Kuatkan Kesehatan dan Pertanian 

Kembalikan Pecalang ke Jati Dirinya, Melindungi Desa Pakraman dari Risiko Keamanan - Jaga Baya

Kembalikan Pecalang ke Jati Dirinya, Melindungi Desa Pakraman dari Risiko Keamanan - Jaga Baya