Banner Bawah

48 Kelompok Kerja Ngayah Bekerja ala Gubernur Koster

Admin - atnews

2025-04-13
Bagikan :
Dokumentasi dari - 48 Kelompok Kerja Ngayah Bekerja ala Gubernur Koster
Prof. Dr. IB Raka Suardana (Artaya/Atnews)

Denpasar (Atnews) - Guru Besar Prof. Dr. IB Raka Suardana, SE.,MM, yang juga Kelompok Kerja Percepatan Program Pembangunan Bali dan Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar mengikuti acara Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030.

Ia hadir berdasarkan Surat Undangan Rapat Koordinasi Nomor B.28.000.7/1411 /BPPE/Bappeda, Jumat (Sukra, Umanis, Warigadean) 4 April 2025.

Acara itu dilaksanakan alam rangka akselerasi implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru” di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Jumat (11/4).

Menurutnya, Gubernur Bali Wayan Koster, kembali menegaskan komitmennya dalam membangun Bali dengan hati dan dedikasi penuh melalui pembentukan 48 tim percepatan pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan Bali tahun 2025–2030. 

Gubernur Koster saat memperkenalkan dan memaparkan tugas-tugas utama tim ini pada Rakor di Gedung Wisma Saba Kantor Gubernur tanggal 11 April lalu menegaskan bahwa tim yang dibentuk ini akan bekerja secara sukarela tanpa menerima imbalan dalam bentuk honorarium, sebuah prinsip yang di Bali dikenal dengan istilah “ngayah”. 

Ngayah dalam konteks budaya Bali adalah bentuk pengabdian yang tulus ikhlas, dilakukan tanpa pamrih, sebagai wujud bakti dan cinta terhadap tanah kelahiran atau tanah tempat tinggal serta demi kebaikan bersama. 

Tradisi ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Bali, terutama dalam konteks adat dan kegiatan sosial kemasyarakatan. 

Dalam ngayah, seseorang memberikan tenaga, pikiran, dan waktunya tanpa berharap balasan, kecuali kepuasan batin krn turut serta menjaga dan membangun nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Pembentukan tim ngayah ini mencerminkan bagaimana pembangunan Bali tidak hanya dilandaskan pada pendekatan administratif dan teknokratis semata, tetapi juga melibatkan nilai-nilai kearifan lokal yang kuat. 

Gubernur Koster tampak ingin menegaskan bahwa pembangunan Bali bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga panggilan bagi semua elemen masyarakat, terutama yang memiliki kemampuan, pengalaman, dan keahlian di bidang masing-masing. 

Anggota tim percepatan ini berasal dari kalangan profesional, akademisi, tokoh masyarakat, hingga praktisi yang dikenal memiliki integritas dan semangat pengabdian, serta didukung oleh birokrat dari masing-masing OPD terkait. 

Tentu mereka dipilih bukan untuk mengejar proyek atau keuntungan pribadi, melainkan untuk berkontribusi secara nyata dalam upaya kolektif membangun Bali sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

Alasan di balik tidak diberikannya honor bagi tim percepatan ini sepertinya bukan semata soal penghematan anggaran, melainkan sebagai simbol bahwa pembangunan Bali adalah gerakan spiritual dan kultural yang menuntut ketulusan dan rasa tanggung jawab bersama. 

Koster percaya bahwa dengan semangat ngayah, hasil pembangunan akan lebih jujur, tulus, dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung. 

Ngayah juga diyakini akan membangun rasa kepemilikan kolektif terhadap arah dan tujuan pembangunan Bali ke depan. 

Masyarakat tidak akan merasa terpisah dari pemerintah, tetapi merasa menjadi bagian integral dalam mewujudkan Bali yang maju, berdaulat, dan berkarakter.

Dalam dunia yang semakin pragmatis dan serba transaksional, keberanian untuk mengedepankan nilai ngayah sebagai dasar pengabdian adalah sesuatu yg langka namun penting. 

"Ngayah bukan berarti mengabaikan profesionalisme, tetapi justru memperkuatnya dengan landasan moral dan etika," ujarnya. 

Semangat ini jika terus ditanamkan dan diperluas, akan menjadikan Bali bukan hanya sebagai daerah tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat peradaban yang memuliakan kebersamaan, harmoni, dan spiritualitas.

Dengan pembentukan 48 tim ngayah ini, Gubernur Koster tampaknya ingin mewariskan sebuah gerakan yang lebih dari sekadar program pemerintahan. Ini adalah ajakan untuk kembali pada akar nilai-nilai Bali, menjadikan pembangunan sebagai yadnya atau persembahan suci, dan menciptakan tatanan masyarakat Bali yang ajeg dan lestari di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Ngusaba Pitara, Wagub Cok Ace Himbau Masyarakat Ajegkan Empat Pergub

Terpopuler

Nasib Buruh di Tengah Gempuran Omnibus Law: Antara Harapan dan Ketidakpastian

Nasib Buruh di Tengah Gempuran Omnibus Law: Antara Harapan dan Ketidakpastian

KDM Kepemimpinan Pemberi Harapan, Tidak Sekadar Omon-Omon

KDM Kepemimpinan Pemberi Harapan, Tidak Sekadar Omon-Omon

Sudirta, Hari Raya Galungan dan Kuningan

Sudirta, Hari Raya Galungan dan Kuningan

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Alami Keterlambatan, Dampak Gangguan Kabel Laut Transfer Jawa Bali

Penerbangan Bandara Ngurah Rai Alami Keterlambatan, Dampak Gangguan Kabel Laut Transfer Jawa Bali

Presiden Prabowo Bertemu Bill Gates, Kuatkan Kesehatan dan Pertanian 

Presiden Prabowo Bertemu Bill Gates, Kuatkan Kesehatan dan Pertanian 

Kembalikan Pecalang ke Jati Dirinya, Melindungi Desa Pakraman dari Risiko Keamanan - Jaga Baya

Kembalikan Pecalang ke Jati Dirinya, Melindungi Desa Pakraman dari Risiko Keamanan - Jaga Baya