Banner Bawah

Hot Issues dalam Penanggulangan Pandemi di Bali

Artaya - atnews

2020-07-03
Bagikan :
Dokumentasi dari - Hot Issues dalam Penanggulangan Pandemi di Bali
Slider 1

Oleh: I Gde Sudibya
Netizen, mari kita ulas problematik dan tantangan penanggulangan pandemi Covid-19 berbasis data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Provinsi Bali, Sabtu, 27 Juni 2020 pukul: 18.00 wita. 
Rinciannya yakni (1) Positif: 1,369 kasus. Sembuh: 751 ( 54,86 % ). Meninggal: 11 ( 0,80 % ). Aktif: 607 ( 44,34 % ). (2) Rincian kasus positif: WNA (1,17%), PPLN (pelaku perjalanan luar negeri): 21,18 %, PPDN  (pelaku perjalanan dalam negeri): 3,73 %, dan transmisi lokal: 73,92 %. (3) Trend curve pandemi: sejak awal Maret sampai dengan Juni, terus naik, awal juni trend naiknya tinggi, semenjak tanggal 19 Juni trend ini semakin tinggi sampai 27 Juni ( tanggal laporan disusun ).
Dari sajian data di atas, dapat diberikan catatan (1) Angka persentase sembuh: 54,86 % lebih tinggi dari angka nasional: 43,99 %. Namun demikian, angka prosentase kematian: 0,809 %,  juga lebih tinggi dari angka nasional: 0,05 %. 2. Prosentase transmisi lokal: 73,92 %, berarti sumber virus ini dan penularannya sudah menjadi persoalan lokal Bali, bukan sesuatu yang datang dari luar. Mengoreksi persepsi: virus ini datang dari luar. (3) Perlu diberikan catatan: curve pandemi terus naik, sejak awal Juni dan sejak tanggal 19 Juni naik lebih tinggi, berarti risiko pandemi tidak semakin surut, tetapi trendnya terus menaik.
Sedangkan catatan khususnya: prosentase sembuh di Bali: 54,86 %, dan meninggal: 0,80 %, sangat pantas untuk lebih disosialisasikan untuk menyeimbangkan dengan opini berlebihan tentang risiko pandemi, tanpa mengurangi disiplin masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.

Hot Issues untuk Bali
Mencermati dinamika dan persoalan dalam penanggulangan pandemi, paling tidak ada 3 hot issues yang pantas untuk diulas, di sampung isu-isu lainnya (1) Pasar tradisional sebagai klaster penularan. (2) Semakin banyak OTG. yang terpapar. (3) Risiko politisasi dalam penanggulangan pandemi.

Pasar tradisional sebagai klaster penularan
Sebagaimana banyak diberitakan, pasar tradisional senagai klaster penularan, padahal kita mengetahui  di sinilah perekonomian rakyat berdenyut. 
UMKM.di sektor formal dan non formal melakukan aktivitas ekonominya. Lapisan masyarakat bawah menafkahi dirinya. 
Ekonomi akar rumput yang sangat rentan terhadap goncangan ekonomi. Bagi para pedagang di pasar tradisional, pasar tidak semata-mata transaksi ekonomi jual beli, tetapi juga wahana  membangun hubungan sosial, yang ke luar dari perhitungan untung rugi semata-mata.
Risiko penularan relatif tinggi di tempat ini, karena sejumlah faktor kurang disiplin dalam pemakaian masker,  dan risiko krumunan yang sulit dihindari, terutama beberapa hari menjelang rainan.
Tim penanggulan semestinya lebih fokus untuk menanggulangi risiko penularan di pasar tradisional, melalui beberapa kebijakan dan pendekatan (1) Lakukan analisa risiko penularan di 355 pasar tradisional: Denpasar 50  Badung 53, Tabanan 13, Jembrana 11, Buleleng 92, Karengasem 19, Kelungkung 27, Bangli 28 dan Gianyar 62.
(2) Bagi pasar dengan risiko penularan yang relatif tinggi, lakukan test massif berjenjang: rdt.dan pcl, dengan uji petik yang terukur. (3) Lakukan pengelolaan pasar secara lebih sistimatik sesuai protokol kesehatan: jaga jarak antar pedagang, penetapan jumlah maksimum pengunjung, penegakan aturan secara kintinyu di lapangan.

OTG yang Terpapar
Mencermati kasus penularan di Denpasar 19 Juni berjumlah 48 kasus, 32 orang berasal dari OTG., semestinya menjadi peringatan, wake up call bagi Tim penanggulangan untuk melakukan test massif dalam lingkup lebih luas, dalam artian jumlah dan wilayah. Tetapkan skala prioritas test, pada wilayah yang secara epidemiologi berisiko lebih tinggi. Saran dari para akhli epidemiologi akan sangat membantu.

Risiko Politisasi Pandemi
Dalam demokrasi prosedural, dimana perpolitikan masyarakat sangat tinggi - highly politic society - ada risiko dan atau persepsi publik terjadap risiko, penyaluran dana pandemi dan sejenisnya  (penyaluran bantuan sosial, penyelenggaraan test massif, dan yang lainnya) menjadi ajang kampanye terang-terangan dan terselubung di menjelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Ini semestinya menjadi perhatian serius bagi penyelenggara pemilu, pada setiap tahapan proses pemilu. 
Hendaknya menjadi perhatian bagi gerakan masyarakat sipil dan juga media, untuk melakukan kontrol sosialnya. Jangan sampai akibat pandemi, lahir 2 resesi yang bersamaan: resesi ekonomi dan "resesi" demokrasi. 
Resesi ekonomi turunnya pertumbuhan ekonomi dan naiknya pengangguran dan seluruh dampak.massif yang menyertainya. 
"Resesi " demokrasi: proses demokrasi yang menurun kualitasnya, antara ditandai oleh: politik uang dan sejenisnya, politik berbasis transaksi, pembentukan opini publik yang semu dan bahkan diwarnai oleh prilaku politik yang tuna etika. 
Sehingga dalam ungkapan pribahasa " sudah jatuh, tertimpa tangga " rakyat mengalami  kemerosotan ekonomi, berbarengan dengan kemerosotan proses demokrasi. Rakyat memasuki lorong gelap, dan tidak tahu lagi, dimana menemukan sinar lilin kecil, pemberi cahaya: tuntunan dan harapan.

*) I Gde Sudibya, Ekonom, Pengamat: Ekonomi dan Kebijakan Publik.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Presiden RI Jokowi: Kalau Masih Ada Mafia Tanah, Gebuk!

Terpopuler

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

POM MIGO KAORI

POM MIGO KAORI

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata

Rakerkonprov dan HUT Apindo Bali ke-73 Dihadiri Gubernur Terpilih, Kembangkan Potensi Lokal Dukung Presiden Prabowo

Rakerkonprov dan HUT Apindo Bali ke-73 Dihadiri Gubernur Terpilih, Kembangkan Potensi Lokal Dukung Presiden Prabowo

KEK Pulau Serangan Perlu Dikaji Ulang, Modernisme yang Ramah Lingkungan dan  Budaya

KEK Pulau Serangan Perlu Dikaji Ulang, Modernisme yang Ramah Lingkungan dan  Budaya