Buleleng (Atnews) - Akademisi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja bersama mahasiswa menciptakan inovasi Relief Aksara Bali (Reaksi). Inovasi ini dibuat untuk membantu penyandang disabilitas belajar aksara Bali dengan metode yang lebih inklusif dan menyenangkan.
Media pembelajaran tersebut diuji di ruang Seminar FIP Undiksha, Senin (18/11/2024) diikuti oleh ratusan penyandang disabilitas yang terdiri atas siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dan anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Buleleng.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Gede Rasben Dantes, mengatakan Reaksi ini merupakan media pembelajaran yang tidak hanya bisa dilihat, tetapi juga bisa diraba dan didengar. Sehingga sangat relevan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas, baik tunanetra, tunarungu, maupun tunagrahita.
"Dengan bantuan teknologi, anak-anak bisa meraba aksara Bali, kemudian perangkat ini akan menyuarakan aksara tersebut. Jadi anak-anak bisa belajar lebih mudah," katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Putu Prima Suta, sangat mengapresiasi pelatihan relief aksara Bali ini. Menurutnya karya inovatif ini sejalan dengan kurikulum Merdeka Belajar dalam hal revitalisasi bahasa daerah.
"Inovasi ini diharapkan nanti memicu ketertarikan anak-anak mendalami bahasa daerah melalui aksara Bali. Besar harapan kami inovasi ini juga bisa menjadi wadah pengembangan literasi daerah karena banyak generasi muda sekarang yang tidak tahu bahasa ibu," ujar Prima.
Untuk diketahui, pelatihan dan pendampingan media Reaksi ini merupakan wujud dari program Kedaireka yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini memberikan ruang kepada perguruan tinggi dan industri untuk berkolaborasi menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat berkaitan dengan pendidikan. Pelatihan ini digelar sejak 7 hingga 23 November 2024. (WAN)