Gianyar (Atnews) - Anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengharapkan Bali Glass Bridge menjadi obyek wisata baru yang menjadi daya tarik wisatawan datang ke Pulau Dewata.
Rombongan Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja dalam rangka Reses DPD RI Dapil Bali di Gianyar, Senin (12/12).
Jembatan kaca dibangun di atas Sungai Petanu, Gianyar dengan panjang 188 meter, ketinggian 66 meter dan lebar, 2,2 meter dikunjungi wisatawan rata-rata 300 orang per hari.
Harga tiket Bali Glads Bridge untuk wisatawan domestik sebesar Rp 150.000. Sementara bagi wisatawan mancanegara Rp 250.000 dan orang WNI ber-KTP Bali cukup dengan Rp100.000.
Kedatangan Mangku Pastika diterima Manager Operasional Bali Glass Bridge Ahan, diajak melewati jembatan kaca transparan tersebut.
Jembatan tersebut menghubungkan dua wilayah, yaitu Banjar Tegenungan di Desa Kemenuh, Sukawati dan Banjar Belangsinga di Desa Saba, Blahbatuh.
Suasananya memang mirip China, dibawah bisa melihat pemamdangan sungai dan pepohonan, sebelah utara ada vila.
Untuk itu, daya tarik wisata di Desa Saba semakin bertambah. Sebelumnya, Desa Saba sudah ada waterfall (air terjun), Oleh-oleh Krisna, penangkaran penyu, penglukatan Siwa Budha, dan Pantai Saba.
Jembatan Kaca Bali, Glass Bridge Bali terpanjang di Asia Tenggara diresmikan tanggal 11 November 2022, setelah dikerjakan selama 15 bulan dari Maret 2021.
Namun, model jembatan kaca yang ada China jumlahnya cukup banyak, lebih panjang, tinggi dan lebar.
Pada kesempatan itu, Mangku Pastika sempat mengobrol dengan para wisatawan yang datang kesana, bahkan para tamu meminta foto bersama.
Sementara itu, Manager Operasional Bali Glass Bridge Ahan memberikan harga spesial terhadap masyarakat Bali yang datang kesana.
Pembangunannya tersebut, selain memberikan daya tarik wisata baru. Tetapi konsep pembangunannya tetap mengutamakan pelestarian lingkungan dan budaya.
Disamping memberdayakan masyarakat lokal dan membuka lapangan pekerjaan. Pengerjaan jembatan transparan tersebut termasuk cukup lama yang memakan waktu 15 bulan, biasanya di China bisa rampung hanya tiga bulan.
Diharapkan, kehadiran destinasi itu dapat menambah daya tarik wisatawan datang kembali ke Bali. (ART/001)