Banner Bawah

Pro Kontra Hari Arak, PHDI Provinsi/Kabupaten-Kota se-Bali: Sarankan Jadi Hari Edukasi, Ingatkan Panca Wanara Konyer

Admin - atnews

2023-01-24
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pro Kontra Hari Arak, PHDI Provinsi/Kabupaten-Kota se-Bali: Sarankan Jadi Hari Edukasi, Ingatkan Panca Wanara Konyer
Slider 1

Denpasar (Atnews) - Polemik dan pro kontra penyelenggaraan hari arak Bali, yang dicanangkan Gubernur Bali, 29 Januari 2023 mendatang, termasuk adanya penolakan dari Paiketan Krama Bali, mendapat tanggapan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi serta PHDI Kabupaten/Kota se-Bali. PHDI menyatakan, oleh karena sudah diterbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali 17 November 2020, yang diperlukan adalah menjaga produksi, distribusi, konsumsi dari arak Bali tersebut dengan mengontrolnya secara baik, dan karena nyatanya masih cukup banyak ekses negative yang terjadi di masyarakat, PHDI menyarankan sebaiknya hari arak Bali direvisi menjadi hari untuk melakukan edukasi dan sosialisasi tentang minuman fermentasi itu, guna menekan sekecil mungkin ekses negative yang selama ini sudah diketahui memang ada. Hal itu ditegaskan Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak SH, dan Sekretaris PHDI Bali, Putu Wirata Dwikora,SH menegaskan hal itu menanggapi pertanyaan media atas polemik dan pro-kontra yang berkembang di media
 
‘’Kami mendapat arahan Dharma Upapati, Paruman Pandita, kami juga meminta pandangan pengurus PHDI di Paruman Walaka, Pengurus Harian dari seluruh Bali. Mereka sepakat, nyatanya produksi arak/brem, merupakan warisan turun temurun, kalau diminumnya secara terukur, direkomendasikan tidak menimbulkan ekses negatif, ditambah di budaya bangsa lain ada produksi seperti Soju di Korea, Sake di Jepang, maka branding arak-Bali untuk meningkatkan kesejahteraan petani arak/brem, perlu diapresiasi. Namun, kalau mengingat ekses negatifnya bila dikonsumsi berlebihan, sebagaimana Tutur Panca Wanara Konyer, maka yang diperlukan adalah Hari Edukasi, dengan seremoni yang kreatif mendidik. Kalau itu dilakukan, bagaimana menekan ekses negative, baik secara sosial edukatif, maupun melalui penegakan hukum, masyarakat pasti mendukung. Yang dikuatirkan adalah, jangan sampai perayaan hari arak disalahpahami sebagai ajang pesta minuman beralkohol, apalagi sampai mabuk-mabukan. Kita yakin, bukan itu yang dimaksudkan, karenanya kekuatiran masyarakat dan orang-orangtua yang punya generasi muda, mesti dimaklumi dan diberi keyakinan, bahwa bukan itu yang dirayakan dengan hari arak Bali,’’ kata Kenak panjang lebar.
 
Pernyataan pers majelis agama Hindu di provinsi dan kabupaten-kota se-Bali itu mewanti-wanti, hal positif dan negatif dari minuman fermentasi atau beralkohol, sembari mengutip tutur dari ‘’Panca Wanara Konyer’’. 

Sebagai Lembaga keagamaan umat Hindu, dimana secara ritual arak digunakan sebagai salah satu sarana ritual, dan faktanya memang ada masyarakat Bali yang mengkonsumsi arak dalam batas-batas tertentu yang tidak merusak Kesehatan memang dibolehkan secara turun temurun, namun karena ada ekses negatif yang tidak bisa diabaikan, PHDI merasa sangat perlu memberikan pertimbangan terkait rencana pelaksanaan hari arak Bali pada 29 Januari 2023 mendatang.
 
Pertama, ujar Nyoman Kenak, minuman fermentasi arak Bali memang bisa memberi ekses negatif sebagaimana tutur Panca Wanara Konyer. Bila dikonsumsi berlebihan, dan tidak ada kemampuan mengendalikan diri, tidak ada regulasi dan penegakan hukum yang ketat, ekses negatifnya sangat jelas ada, katanya, sembari mengutip tutur Panca Wanara Konyer tersebut.
Delapan tingkatan dampak dari minum beralkohol dimulai dari:
1. Eka Padmasari
Artinya, minum satu sloki/gelas, bisa menyegarkan tubuh.
2. Dwi Angemertani
Meminum dua gelas atau dua sloki ini akan membangkitkan  semangat.
3. Tri Raja Busana
Bila sudah meminum tiga gelas/sloki, wajah sang peminum mulai memerah.
4. Catur Kokila Basa
Bila sudah minum 4 gelas/sloki, si peminum akan mulai ngelantur bicaranya, diibaratkan bagaikan cerukcuk punyah.
5. Panca Wanara Konyer
Saat ini peminum menenggak lima gelas/sloki, ia akan mulai berjoged-joged, bernyanyi-nyayi.
6. Sad Wanara Rukem
Pada tahap peminum sudah menenggak 6 gelas atau sloki maka si peminum mulai pusing kepalanya.
7. Sapta Ketoya Basa
Pada gelas atau sloki yang ketujuh., si peminum akan mudah tersulut emosi dan gampang bertengkar.
8. Asta Kebo Dangkal
Peminum sudah meminum gelas atau sloki yang kedelapan pada tahap ini.
Pada tingkatan ini peminum sudah mulai mabuk berat dan bisa saja tak sadarkan diri tidur ngorok.
 
Mengingat ekses negatif minum arak itu, menjadi sangat penting untuk mengatur peredarannya di masyarakat, sebagaimana sudah diatur dalam undang-undang sampai peraturan gubernur di provinsi. Tapi, dari sisi perilaku, PHDI dan pemimpin lainnya berkewajiban mengingatkan pentingnya mengontrol konsumsi, peredaran, maupun kualitas produksi yang mesti dijaga agar tidak sampai merusak Kesehatan masyarakat.
 
Sekretaris PHDI Bali, Putu Wirata Dwikora juga menegaskan, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali 17 November 2020,  diterbitkan untuk melindungi, memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan minuman fermentasi danatau destilasi khas Bali meliputi Tuak Bali, Brem Bali, Arak Bali, dan Brem/Arak Bali untuk Upacara Keagamaan. Utamanya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan dengan berbasis budaya sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sangat perlu untuk disosialisasikan, guna mencegah ekses-ekses negatif dari produksi minuman fermentasi dimaksud, selain tentunya untuk mencapai visi dan misi demi kesejahteraan rakyat secara lebih luas. (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Undwi Ikut Siapkan Generasi Emas Indonesia

Terpopuler

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

DPD Prajaniti Bali Kecam Pengusaha Klub Malam yang Tidak Hormati Bali dan Penganut Hindu, Desak Aparat Bertindak

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

Yatra Maha Kumbh Mela 2025; Benares Kota Tua Penuh Letupan Dinamisme

Daftar Segera ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Daftar Segera ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata

Ratusan Pengunjung TMII Berkaraoke Lagu Janger versi Alam Dewata

Rakerkonprov dan HUT Apindo Bali ke-73 Dihadiri Gubernur Terpilih, Kembangkan Potensi Lokal Dukung Presiden Prabowo

Rakerkonprov dan HUT Apindo Bali ke-73 Dihadiri Gubernur Terpilih, Kembangkan Potensi Lokal Dukung Presiden Prabowo

KEK Pulau Serangan Perlu Dikaji Ulang, Modernisme yang Ramah Lingkungan dan  Budaya

KEK Pulau Serangan Perlu Dikaji Ulang, Modernisme yang Ramah Lingkungan dan  Budaya