Banner Bawah

Spiritualitas dan Sanathana Dharma di India

Admin - atnews

2023-10-12
Bagikan :
Dokumentasi dari - Spiritualitas dan Sanathana Dharma di India
Slider 1

India (Atnews)  - Budawayan Putu Suasta yang juga Alumni UGM dan Cornell University kembali melakukan perjalanan spiritual ke India (Bharat) mengunjungi tempat-tempat suci umat Hindu (Sanatana Dharma). 

Suasta banyak belajar dari India, bahkan sudah lima kali keliling negara tersebut  dalam kurun waktu 30 tahun lebih. Bahkan tinggal di tempat-tempat suci bagi umat Hindu yakni Punjab, Varanasi disebut juga Benares, Banaras, atau Benaras, atau Kashi atau Kasi, adalah kota suci agama Hindu di tepi Sungai Gangga yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara. 

Varanasi, bagi umat Hindu, adalah seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katolik. Ketika berada di India, Putu Suasta bergaul dengan para orang suci atau sadhu.

Suasta tiba di India pada tanggal 4 Oktober 2024, setelah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka undangan pertemuan tentang lingkungan, kesetaraan perempuan, HAM dan pluralisme global.

Selama seminggu di India, Suasta mengunjungi Akshardham yang merupakan kompleks kuil Hindu yang luasnya kira-kira 200 hektar di pinggiran metropolitan Delhi, India.

Kuil itu juga dikenal Delhi Akshardham atau Swaminarayan Akshardham yang menampilkan berbagai arsitektur gaya Orissa yang rumit dan sangat indah yang semua bahannya dari marmer Italy dan Rajasthan.sehingga memancarkan energi dan spiritual, budaya peradaban Hindu India yang klasik. 

Akshardham sebagai sebagai kuil terbesar di India kerap dikunjungi kepala negara dari berbagai dunia, baru saja kedatangan PM Inggris Rishi Sunak bersama istri Akshata Murty di sela-sela mengikuti KTT G20 di India. 

Suasta merasa bersyukur bisa melakukan puja di Akshardham New Dehli yang Agung. Akshardham di New Delhi tersebut melambangkan 10.000 tahun peradaban India yang megah dengan segala keagungan, dan keindahan yang menakjubkan.

Kemegahan itu membawa pesan spiritualitas  India yang tidak lekang oleh waktu. Ini menampilkan seni, kebijaksanaan, warisan, dan nilai-nilai India sebagai penghormatan kepada Bhagwan Swaminarayan (1781-1830 M), pembawa obor  budaya dan pesan spiritualitas India ke seluruh Dunia. 

Terinspirasi oleh Pramukh Swami Maharaj, dan upaya pengabdian kolosal dari 11.000 pengrajin dan sukarelawan Bochasanwasi Shri Akshar Purushottam Swaminarayan Sanstha (BAPS), Akshardham dibangun hanya dalam waktu lima tahun yang diresmikan pada November 2005. 

Bahkan baru saja meresmikan BAPS Swaminarayan Akshardham USA pada Minggu (8/10) yang menjadi kuil Hindu terbesar kedua di dunia  berada di New Jersey, Amerika Serikat.

Kuil bernama BAPS Akshardham tersebut dibangun selama 12 tahun, BPAS sendiri merujuk pada Bochasanwasi Shri Akshar Purushottam Swaminarayan Sanstha, adalah tradisi Hindu yang mengikuti ajaran dari Bhagawad Gita dan kitab suci Weda. 

Memasuki komplek kuil pasti diperiksa ketat oleh petugas keamanan setempat, untuk menjaga kepastian keamanan dari serangan teroris

Selain itu, juga mengunjungi Kurukshetra di negara bagian Haryana, India Utara. Komplek Kurukshetra yang sangat luas yg dikelilingi danau dikenal sebagai tempat berlangsungnya perang besar antara Korawa dan Pandawa dalam sejarah perjalanan Mahabratha. 

Perang berlangsung selama 18 hari, pertempuran dimenangkan para Pandawa. Serta kurusetra tempat Sri Krsna mewahyukan Bhagavad Gita kepada Arjuna di tengah-tengah medan perang. 

Para pengunjung bisa melihatnya Jyotisar, tempat dimana Sri Krsna mewahyukan Bhagavad Gita kepada Arjuna.

Tempat ziarah yang bisa ditemui Kurukshetra  yakni Brahma Sarovar biasa untuk perayaan "Somavati Amavasya" (gerhana matahari yang dianggap suci), Sannihit Sarovar, Museum Krishna (memiliki beberapa artifak bersejarah, dan lukisan tentang perang dalam Mahabharata), Museum Sains, Bhishma Kund di Naraktari (sebuah tempat di mana Arjuna memanah bumi agar memancarkan air untuk menghapus dahaga Bisma), Hutan suaka Saraswati.

Perjalanan ke Haridwar, kota historis yang memiliki nama kuno Gangadwára. Hardwar adalah sebuah kota kuno dan penuh dengan perjalanan sejarah India, di distrik Haridwar, Uttarakhand, India. 

Setiap harinya puluhn ribu orang melakukan pemujaan kepada Devi Gangga dari umat Hindu seluruh dunia. "Haridwar dianggap sebagai salah satu dari tujuh tempat tersuci (Sapta Puri) bagi umat Hindu Dunia ," . 

Bahkan perayaan Haridwar Kumbh Mela, jutaan peziarah, orang-orang saleh, pemuja spiritual,para pemuja Yoga,spiritual lintas bangsa dan wisatawan di Haridwar memandikan diri mereka sendiri di tepi sungai Gangga untuk membersihkan diri mereka dari kekhilafan duniawi, dan melakukan peralihan suasana bathin menuju pencerahan baru.

Masih di daerah Uttarakhand. Suasta pun mengunjungi Rishikesh yang juga dikenal sebagai Hrishikesh. Terletak di kaki gunung Himalaya yang Agung di utara India, kota tersebut dikenal sebagai "Gerbang Menuju Himalaya Garhwal" dan "Ibukota Yoga Dunia".

Rishikesh lengkap memiliki ashram, pusat yoga, dan kuil hingga arung jeram, kota di pegunungan Himalaya ini menawarkan perpaduan sempurna antara relaksasi dan petualangan seru.

Bahkan Putu Suasta secara khusus mengunjungi "Padmasana"di tepi Sungai Gangga, tepatnya Taman Paramarth Niketan Ashram, di depan Pohon Kalpataru disisi Sungai Gangga. 

Di India, satu padmasana telah dibangun
di Tepi Sungai Gangga mulai bulan November sampai rampung diresmikan atau di Bali disebut dipelaspas sekitar bulan April 2019.

Pemelaspasan Padmasana dipuput Ide Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba disaksikan istri dari Inisiator Ida Pedanda Gede Made Gunung, Sekretaris Jenderal WHP Guru Doktor Ketut Donder dan 16 Pedanda Lanang Istri yang hadir dari Bali. serta ribuan Bhakta dari seluruh dunia.

Gagasan pembangunan Padmasana itu membutuhkan waktu puluhan tahun. Sesuai penjelasan Ida Rsi Putra Manuaba (Indra Udayana) yang meraih Padma Shri India dan Ketut Ngastawa yang dihimpun pihak Redakasi Atnews, bahwa Padmasana itu,  material bangunan padmasana sendiri telah dikirim ke India sejak Kepeminpinan Gubernur Bali Dewa Made Berata.

Namun, belum sempat dikerjakan. Bahkan beberapa kali dirapatkan rencana pembangunannya belum juga terlaksana.

Setelah kekompakan dan komunikasi Ida Rsi Putra Manuaba bersama Dubes RI untuk India Arto Reza Suryodipuro dan President World Hindu Parishad (WHP) Doktor Made Mangku Pastika yang juga Anggota DPD RI  dan Gubernur Bali dua periode 2008-2018 akhirnya Padmasana bisa dibangun di Rshikesh, India. Sekaligus dibangun pula di Padmasana Kalingga Bali di Odisha India. 

Pada kedua tempat itu baik Haridwar dan Rishikesh, Suasta merasa mengagumi pancaran energi kedamaian yang dialirkan oleh Sungai Gangga. Ratusan ribu umat Hindu hadir, khususnya pada sore hari melakukan Gangga puja.

Sungai Gangga sangat terkenal di India dan dunia, dan dipuja sebagai seorang dewi, yaitu Dewi Gangga. Aliran air sungai Gangga diyakini turun dari surga untuk menghapuskan segala dosa – dosa dan menyucikan umat manusia. 

Menurut berbagai Purana Hindu, hanya dengan melihat, dengan nama, dan sentuhan dari sungai Gangga akan mampu menyucikan dan menghapuskan segala kekhilafan,kesalahan dan mampu menganugrahkan manusia tujuan yang utama yaitu moksha.

Bahkan dalam Veda, Purana, dan Itihasa Mahabarata dan Ramayana, kesucian dan arti penting dari air Gangga diceritakan dan diungkapkan berulangkali. Bagaimana sejarah tentang turunnya sungai Gangga yang suci dari dunia spiritual hingga ke bumi telah termuat dalam kitab Veda. 

Disamping itu, Putu Suasta juga sempat mengunjungi Mathura di Uttar Pradesh, negara bagian India. Terletak sekitar 50 km dari sebelah utara Agra, dan 150 km ke selatan dari Delhi. Selama zaman kuno, kota ini merupakan pusat perekonomian karena terletak di jalur perdagangan yang penting.

Mathura terkenal dengan tempat kelahiran Sri Krsna, Krishnajanmabhoomi. Ada pula Kuil Keshav Dev dibangun di sebuah lokasi yang dianggap sebagai tempat kelahiran Sri Krsna (sebuah penjara bawah tanah).

Dalam Mahabharata, Mathura merupakan ibu kota Kerajaan Surasena, dipimpin oleh Kamsa, paman Krsna. Dekat Mathura ada Vrindavan tempat Sri Krsna berlila (bermain-main/berkegiatan) melakukan gembala sapi bersama gopi atau wanita gembala sapi. Daerah itu juga terkenal dengan Sungai Yamuna. 

Suasta pun sempat kunjungi Agra, sebuah kota kuno di Sungai Yamuna di India, berada dalam negara bagian Uttar Pradesh. Dia memiliki peranan penting sebagai ibu kota Kerajaan Mughal dari 1526 sampai 1658 dan menjadi tujuan wisatawan karena bangunan zaman-Mughal yang luar biasa, terutama Taj Mahal.

Begitu juga Lotus Tempel atau Kuil Teratai, yang dianggap simbul kesucian terletak di Delhi, India. Termasuk beberapa kuil di Tepi Sungai Gangga yang naik dengan kereta gantung. 

Selama perjalanan di India, Suasta memberikan pujian hebat terhadap PM Narendra Modi yang mampu memajukan  dan memodernisasi India, terus berkomitmen melindungi dan memajukan budaya Sanatana Dharma, infrastruktur yang semakin bagus serta masuk sebagai pemimpin dunia yang berpengaruh. Apalagi India baru saja sukses menggelar KTT G20 setelah digelar sukses di Bali. (GAB/ART/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Panglima TNI Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Seroja Timor Leste

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas