Banner Bawah

Jyotisar, Gita Jayanti, Bhagavad Gita

Admin - atnews

2023-12-05
Bagikan :
Dokumentasi dari - Jyotisar, Gita Jayanti, Bhagavad Gita
Slider 1

Denpasar (Atnews) - Budawayan Putu Suasta yang juga Alumni UGM dan Cornell University melakukan perjalanan spiritual ke India (Bharat) mengunjungi secara khusus tempat suci Jyotisar, Kurukshetra di negara bagian Haryana, India Utara. 

Komplek Kurukshetra yang sangat luas yang dikelilingi danau dikenal sebagai tempat berlangsungnya perang besar antara Korawa dan Pandawa dalam sejarah perjalanan Mahabratha. 

Kurukshetra disebut juga dharmakshetra, terletak di Hastinapura di Utara Kota New Delhi yang modern dewasa ini. Tempat ini di masa yang silam sebagai tempat suci karena sering dipergunakan oleh para Resi, Kshatrya untuk bertapa, bahkan kabarnya juga oleh para dewa-dewa.

Perang berlangsung selama 18 hari, pertempuran dimenangkan para Pandawa. Serta Kurukshetra tempat Sri Krsna mewahyukan Bhagavad Gita kepada Arjuna di tengah-tengah medan perang. 

Para pengunjung bisa melihatnya Jyotisar, tempat dimana Sri Krsna mewahyukan Bhagavad Gita kepada Arjuna. peristiwa itu terjadi lebih dari 5000 tahun yang lalu.

Tempat ziarah yang bisa ditemui Kurukshetra  yakni Brahma Sarovar biasa untuk perayaan "Somavati Amavasya" (gerhana matahari yang dianggap suci), Sannihit Sarovar, Museum Krsna (memiliki beberapa artifak bersejarah, dan lukisan tentang perang dalam Mahabharata), Museum Sains, Bhishma Kund di Naraktari (sebuah tempat di mana Arjuna memanah bumi agar memancarkan air untuk menghapus dahaga Bisma), Hutan Suaka Saraswati.

Suasta mengaku banyak belajar dari India, tempat-tempat suci umat Hindu (Sanatana Dharma) bahkan sudah lima kali keliling negara tersebut dalam kurun waktu 30 tahun lebih. 

Bahkan tinggal di tempat-tempat suci bagi umat Hindu yakni Punjab, Varanasi disebut juga Benares, Banaras, atau Benaras, atau Kashi atau Kasi, adalah kota suci agama Hindu di tepi Sungai Gangga yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara. 

Varanasi, bagi umat Hindu, adalah seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katolik. Ketika berada di India, Putu Suasta bergaul dengan para orang suci atau sadhu.

Suasta tiba di India pada tanggal 4 Oktober 2024, setelah melakukan kunjungan ke Vietnam dalam rangka undangan pertemuan tentang lingkungan, kesetaraan perempuan, HAM dan pluralisme global.

Selama seminggu di India, Suasta mengunjungi Akshardham yang merupakan kompleks kuil Hindu yang luasnya kira-kira 200 hektar di pinggiran metropolitan Delhi, India. Termasuk Haridwar, Rishikesh dan Mathura.
            
Suasta menjelaskan, tepatnya di Jyotisar terdapat Pohon Beringin (Immortal Banyan Tree) di Jyotisar Tirtha yang diyakini merupakan cabang dari pohon tempat Sri Krsna menyampaikan wahyu "Gita" kepada pangeran Pandawa Arjuna selama Mahabharata.

Pohon Beringin tersebut diyakini sebagai saksi ketika Sri Krsna mewahyukan Bhagavad Gita kepada Arjuna. 

Bahkan kini pohon itu akan dipromosikan dan digunakan sebagai maskot atau “duta merek” untuk Kurukshetra.

Sebagaimana tertuang dalam Kitab Itihasa Mahabharata bagian Bhisma Parwa (salah satu parwa dari 18 parwa) karya yang disusun oleh Sri Krishna Dwipayana Vyasa/Rsi Vyasa dengan dibantu oleh Deva Ganesha mendapat pujian dari Bhagavan Wararuci karena kelengkapan isinya yang serba mulia, paparan dialognya dapat mencerahkan mereka yang sedang dalam kegelapan pikiran, menuntun umat manusia untuk menuju ke jalan yang benar dan menghindari apa yang seharusnya dilarang untuk dilakukan. 

Intisari dari Kitab Astadasa Parwa (18 parwa) itu dimuat pula dalam suatu kitab yang dikenal sebagai Sarassamuscaya (himpunan saripati satra suci, ajaran hidup yang luhur) yang disusun oleh Bhagawan Wararuci atau diyakini sebagai nama lain dari Rsi Katyayana, salah seorang Rsi yang sangat terkenal pada masa pemerintahan Raja Vikramadetya pada Abad ke-5 S.M di India. 

Kitab Sarassamuscaya memuat nasehat-nasehat, ajaran kesusilaan, petunjuk praktis dalam menjalankan kehidupan sehingga tujuan hidup menusia yaitu "mokshartham jagadhita ya ca iti dharma" (catur purusartha) dapat dicapai.

Nasehat-nasehat dalam kitab itu juga disampikan dalam wujud dialog antara Bhagawan Vayspayana kepada Raja Jana Mejaya (cucu Arjuna) di kerajaan Astinapura pada saat menjelang dilakukan upacara Sarpa-yajna. 

Sri Kresna Dvipayana yang lebih dikenal dengan sebutan gelar Maharsi Vyasa, berpengetahuan sempurna, beliau menyusun juga kitab-kitab Purana dan juga Itihasa (sejarah). Karya terbesar Maharsi Vyasa adalah Itihasa Mahabharata yang tidak lekang ditelan zaman hingga saat ini, Itihasa Mahabharata terdiri dari 18 parwa (bagian) yang memuat seluruh peristiwa yang pernah terjadi di Bharatavarsa (India) pada ribuan tahun yang lampau (pada zaman Dvaparayuga) termasuk kisah kehadiran Sri Krsna ke bumi.

Sri Krshna menyampaikan wejangan sucinya kepada Arjuna yang bertindak sebagai murid (bhakta) saat menjelang terjadinya perang besar antara keturunan wangsa Kuru. 

Bhagawad Gita itu disampaikan oleh Krishna kepada Arjuna tepat di tengah-tengah medan perang Kurusetra/Dharmaksetra. 

Saat ini, di tempat tersebut dinamakan Jyotisar Tirtha dan di sana didirikan monumen dimana Krishna sebagai Parthasarati/supir kereta dari Arjuna. Di dekat bangunan tersebut terdapat sebuah pohon yang sangat tua yang diyakini sebagai saksi bisu pewahyuan Bhagawad Gita ribuan tahun silam. 

Bhagavad Gita diyakini sebagai kitab paling suci dalam agama Hindu. Hari pewahyuan Bhagavad-gita dikenal sebagai Gita Jayanti yang diperingati setiap tahunnya oleh jutaan orang di seluruh dunia pada hari Penanggal ke-11 (Ekadasi) pada bulan Margasirsa (November-Desember).

Gita Jayanti 2023 jatuh pada tanggal dan tithi
Tahun ini akan menjadi peringatan Gita yang ke-5160. Gita Jayanti 2023 tanggal, Jumat, 22 Desember 2023 dengan Ekadashi Tithi dimulai pada 22 Des 2023 Ekadashi Tithi berakhir pada 23 Des 2023.

Pada saat hari Gita Jayanti biasanya orang-orang bertirtayatra ketempat tersebut dimulai sejak pagi hari. Mereka melakukan arati/pemujaan, pembacaan Bhagawad Gita, Shobha Yatra dan juga mimbar tentang Gita, dimana kegiatan itu biasanya baru berakhir pada pagi berikutnya. 

Festival Gita Jayanti biasanya dirayakan secara besar-besaran di Kurukshetra, Haryana. Kurukshetra menjadi tempat festival ini (di mana Sri Krsna menjelaskan Bhagavad kepada Arjuna) menambah banyak kesakralan dan keberuntungan pada acara tersebut. 

Tempat itu juga penting karena hal-hal tertentu seperti Rig Veda dan Sama Veda disusun di sini. Rishi Manu yang terkenal juga menulis Manusmriti di tempat tersebut. 

Selain Sri Krsna, sejumlah tokoh terkemuka, Guru Sikh dan Buddha Gautama juga pernah mengunjungi tempat ini. Gita Jayanti Samaroh diselenggarakan di Kurukshetra dan para peziarah serta umat dari seluruh India berkumpul di sini untuk menghadiri acara tersebut. 

Para pemujanya juga mandi ritual di air suci Sannihit Sarovar dan Brahma Sarovar yang suci. 

Sebagai Pancama Veda, Bhagavad Gita saat ini tidak hanya dipandang sebagai pustaka suci umat Hindu, namun juga sebagai buku pedoman tentang kehidupan dan filsafat bagi banyak orang.

Berbagai nilai-nilai universal Bhagavad Gita seperti : Truth (Kebenaran yang sejati), Right Conduct (perilaku baik), Peace (kedamaian yang sejati), Non violence (bebas dari kekerasan), dan Love (cinta kasih kepada setiap makhluk) sangatlah esensial dalam pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya unggul serta memiliki moral dan akhlak yang mulia.
Nilai-nilai tersebut sangat fundamental diperlukan dalam mewujudkan kedamaian,  keharmonisan, kebahagiaan dan ketentraman.
Oleh karena, pemimpin bangsa Indonesia sedang mencari solusi dalam mengatasi  kehampaan spiritual. 

Untuk itu,  pihaknya meminta para bhakta yang mampu mengajarkan dapat menyebar - luaskan ajaran suci Bhagavadgita. 

Dialog-dialog tentang kebenaran tersebut sekarang ini kita kenal sebagai kitab Bhagawadgita (nyanyian suci Sang Bhagavan) di dalamnya berisi filsafat Hindu (Veda, Vedanta dan Upanisad), yang terbagi atas 18 bab berisi 700 sloka.

Selain Bhagawadgita, Maharsi Vyasa (Rsi Vyasa Deva) juga melajukan kodifikasi Veda dengan beberapa murid-murid selanjutnya kitab Sruti dijadikan sumber hukum pertama (Srtishuveda vidnevo) disamping sumber-sumber hukum Hindu lainnya seperti Smerti, Sila (prilaku orang sadhu suci), Acara atau Cistacara (adat istiadat yang telah turun-temurun) dan Atmanastuti (kepuasan bathin hasil musyawarah kelompok), semuanya itu sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia dalam menata kehidupan demi tercapainya kesejahtraan lahir dan kebahagiaan bathin di muka bumi  maupun dalam kehidupan setelah kehidupan ini, mengatur individu dan masyarakat baik dalam kehidupan sosial, maupun yang bersifat religius. 

Aforisme (Vedantasutra) yang disampaikan selalu relevan untuk mengatasi problem yang dihadapi manusia dari zaman ke zaman atau pada setiap generasi manusia (manuvantara).

Diyakini sebagai Kitab suci karena sifat dan isinya merupakan (wahyu) Tuhan Yang Maha Esa sehingga disebut Apauruşeya. Sebagai Kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu, sebab dari Veda-lah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran dari Sanatana Dharma.

Wahyu (sabda) diturunkan dari zaman ke zaman, selanjutnya diajarkan melalui garis-garis perguruan kerohanian (parampara) secara lisan dari guru kepada murid (bhakta), kemudian setelah ditemukannya huruf barulah kemudian dibukukan menjadi himpunan (samhita) seperti Rg Veda, Sama Veda, Yajur Veda dan Atharva veda. Kitab-kitab yang berisi himpunan mantra (samhita) tersebut ternyata tidaklah mudah untuk dipahami oleh manusia pada umumnya, kemudian oleh beberapa Rsi (orang suci) dibuatlah kitab tafsir (Smrti) dengan bahasa yang lebih mudah, kitab-kitab dimaksud adalah kitab-kitab Dharma Sastra (petunjuk ajaran kebenaran) yang jumlahnya juga cukup banyak.

Namun yang paling terkenal adalah Manu-smrthi (Manuvadharmasastra) yang disusun oleh Bhagavan Brghu. Didalamnya berisi buah pikiran Mahai Rsi Manu, juga kitab Parasarasmrthi yang disusun oleh Rsi Parasara (ayah Sang Krsna Dvipayana/Maharsi Vyasa.

Lebih lanjut, Bhagavad Gita untuk pertama kali disabdakan oleh Sri Krshna kepada Dewa Matahari (Vivasvan), lalu Dewa Matahari menjelaskan Bhagavad Gita kepada Manu (manusia pertama), lalu Manu menjelaskan kepada putranya yakni Iksvaku. Dengan cara demikian, melalui garis perguruan, dari satu orang yang bersabda kepada orang lain yang mendengar, sistem Yoga ini telah turun temurun. Tetapi untuk beberapa lama Bhagavad Gita ini hilang, karena itu Sri Krishna harus mensabdakan kembali kepada Arjuna di medan perang.

Bhagawad Gita merupakan penggalan Bhisma Parwa dari kitab Suci Mahabharata, dimana secara umum kitab Mahabharata dan juga Ramayana merupakan penceritaan kembali sejarah kepahlawanan ribuan tahun lalu yang tergolong Smrti. 

Bhagavad-gita merupakan salah satu bagian dari kitab suci Veda yang paling banyak dibaca dan dimiliki, baik oleh umat Hindu maupun para penggemar filsafat.

Bhagavad-gita juga dikenal sebagai Gitopanishad, yang merupakan esensi dari ilmu pengetahuan Veda dan juga salah satu Upanishad paling penting dalam literatur Veda. 

Para tokoh dunia yang membaca Bhagavad-gita di antaranya Albert Einstein, J. Robert Oppenheimer, Mahatma Gandhi, Henry David Thoreau, Albert Schweitzer, Hermann Hesse, Swami Vivekananda, Swami Prabhupada, serta masih banyak tokoh besar lainnya. 

Bahkan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, juga sering sekali membaca dan mendalami Bhagavad-gita. 

Bhagavad-gita bukanlah sebagai sebuah kitab suci bagi umat Hindu saja, namun secara pribadi beliau juga menjadikannya sebagai pegangan hidup untuk tetap selalu berada dalam kebaikan dan kedamaian.

Penyabdaan Bhagavad-gita ini merupakan momen yang sangat penting bagi umat Hindu di dunia karena Bhagavad-gita merupakan sabda kesimpulan dan juga ringkasan dari jutaan sloka- sloka Veda. 

Bahkan dalam Amanat Presiden Soekarno dalam Kongres Kebatinan Indonesia yang diselenggarakan di Gedung Pemuda, Jakarta Tanggal 17 JUNI 1958. "Saya sering, bahkan sudah lima kali saya membaca kitab Bhagavad Gita, dari A sampai Z, A sampai Z, A sampai Z, keempat kalinya A sampai z, kelimakalinya A sampai Z. Aku kagum disitu Saudara-saudara, Bhagavad Gita ternyata bukan kitab klenik.Ternyata bukan kitab untuk duduk didalam kamar bersemadi hanutupi babahan howo songo hamandeng pucuk ing grono, tidak Saudara-saudara, tetapi Bhagavad Gita adalah dalam bahasa asing "EVANGELIE VAN DE DAAD" Gita adalah nyanyian perbuatan, nyanyian amal, nyanyian fi"il.
 Kresna memberi ajaran kepada Arjuna: "Arjuna, berbuat, Arjuna, berbuatlah, Arjuna, berjuanglah, jangan engkau diam" Arjuna berkata: "Aku tidak sampai hati untuk berbuat, terutama sekali berbuat membunuh Saudara-saudaraku sendiri, membunuh mereka dipadang Kuru Kestra. Padahal mereka-mereka itu Kurawa, adalah saudara-saudara sendiri. Aku tidak sampai hati untuk membunuh kurawa itu, aku tidak mau berbuat!" Kresna berkata: "Berbuatlah,bertempurlah, bunuhlah mereka itu" "Aku tidak mau membunuh Saudaraku sendiri" "Bukan engkau yang membunuh, sebelum engkau yang membunuh, aku telah membunuh dia. Sebelum engkau membunuh dia (sijahat) aku telah membunuh dia. Engkau ini sekedar seperti membunuh dia. Tetapi pembunuh yang sebenarnya ialah aku, aku Kresna" Kresna didalam arti Tuhan.
Dengan keyakinan yang demikian ini, maka Arjuna bertempur Saudara-saudara. Dia bertempur, dia menaiki dia punya kereta. Dia mementangkan dia punya gendewa, dia menarik dia punya keris, pendek kata dia bertempur mati-matian. Jiwanya semadi dan taffakur! Aku berbuat ini atas nama dia, aku berbuat ini karena dia, telah kukerjakan hal ini.
 Saudara-saudara, lebih dahulu saya menggok sebentar, Hal Kresna yang dia mengatakan aku, dirinya berupa Kresna Saudara-saudara. Tetapi ia berkata aku, aku adalah God yang satu, Tuhan yang Maha Esa, tetapi aku adalah dimana-mana. Ya didalam zaman sekarang ini ada orang berkata, dimana letaknya Tuhan? Ada yang berkata, oh, Tuhan disana, tinggi, tinggi duduk disana. Kita ini disini dibumi. Tuhan disana. Tidak Saudara-saudara! Tuhan Seru Sekalian Alam berada dimana-mana. Tetapi satu. Dia meliputi segala alam ini, tetapi Esa. Dia dimana? Ya, Dia dilangit, saf ketujuh, tetapi Dia juga ada disini. Dia dibelakang jendela itu Saudara-saudara. Yang didalam hatinya Pak Wongso, ya Dia didalam bunga-bunga ini, dimana-mana ada Tuhan Saudara-saudara, tetapi Ia adalah Satu.
 Ini Saudara-saudara apa yang diajarkan pula oleh Kresna, tatkala Arjuna Tanya kepadanya: "Ya Maha Kresna, Tuanku berkata aku, aku itu apa ?" Kresna berkata: "Aku, aku adalah didalam awan yang berarak, aku adalah digunung yang membiru, aku adalah didalam samudra, aku adalah didalamnya samudra gelora, aku adalah didalam api, aku adalah bahannya api, aku adalah bulan,aku adalah sinarnya bulan, aku adalah perkataan kramat Om, aku adalah didalam ruangan singa, aku adalah Marici, dewa angin, aku adalah didalam Waruna, dewa air, aku adalah didalam senyumannya tiga pici yang manis, aku adalah didalam batu yang disembah oleh orang yang belum beragama, aku adalah didalamnya sepoinya angin, aku adalah didalam harum gandanya bunga yang cantik, aku adalah permulaan, tetapi aku adalah pula akhir. Aku tak kenal permulaan, akupun tidak kenal akhir. Aku tidak dilahirkan, tetapi aku tidak mati pula. Aku dimana-mana, aku adalah zat yang abadi. Satu atom dari aku ini, memikul seluruh alam semesta ini". "ONE ATOM OF MYSELF SUSTAINS THE WHOLE UNIVERSE". Satu atom dari aku ini, memikul seluruh alam semesta ini.Tetapi aku satu. Aku adalah Esa. Aku adalah didalam perbuatan, aku adalah didalam rasa, aku adalah didalam penglihatan, aku adalah didalam pikiran. Aku meliputi segala hal, sesuai dengan sebagai tadi saya katakan Saudara-saudara; Robbul Alamin, Tuhanku, Tuhanmu, Tuhanmu, Tuhannya daun pohon yang saya lihat dari sini, Tuhannya burung yang kelihatan terbang disana, Tuhannya awan yang ber-arak, Tuhannya Gunung Merapi, Tuhannya Gunung Guntur, Tuhannya sikembang, Tuhannya sisungai, Tuhannya silaut, Tuhannya segala yang ada kumelip dimuka bumi ini".

Soekarno karena luasnya pengetahuan yang dimiliki dan dikuasainya, memiliki rujukan bacaannya dari filsafat Hindu, selain Bhagavadgita dari Cri Aurobindo, pemikiran tercerahkan dari Svami Vivekananda, pemikiran moralitas kebangsaan dari Mahatma Gandhi.  (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Bali Kembangkan Singkong 5000 Ha di Lahan Kering

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah