Jakarta (Atnews) - Budayawan Putu Suasta yang pernah keliling India sebanyak tujuh kali turut berbahagia menyaksikan Upacara Pran Pratishtha Ram Temple di Ayodhya, India, Senin (22/1).
Acara itu dihadiri langsung Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath, Ketua Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) Mohan Bhagwat. Selebriti terbesar India, termasuk bintang Bollywood Amitabh Bachchan dan keluarga konglo Mukes Ambani.
Umat Hindu seluruh dunia juga merayakan Pran Pratishtha Ram Temple. Bahkan Baliho besar Shri Ram menghiasi Times Square di New York.
Selain itu, meriah juga dirayakan Kuil-kuil di seluruh Inggris, dimana masyarakat India sebagai salah satu kelompok diaspora terbesar.
Selain itu, Pemerintah Mauritius telah mengumumkan pemberian waktu khusus selama dua jam bagi pejabat publik yang beragama Hindu pada tanggal 22 Januari agar mereka dapat berpartisipasi dalam acara lokal untuk memperingati "Pran Pratishtha" dari Shri Ram Lalla di kota kuil Ayodhya di India.
Dengan Perdana Menteri Pravind Kumar Jugnauth, Mauritius sebagai negara kecil di Afrika Timur. Dengan populasi hanya 1,30 juta orang, populasi Mauritius memiliki 48,5 persen umat Hindu. Negara ini merupakan satu-satunya negara di Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Ada juga perayaan di Dubai yang mayoritas penduduknya Muslim.
Menurut Suasta, Ram Temple di Ayodhya mengingatkan kembali keagungan Shri Rama yang mewariskan nilai-nilai mulia dan bermatabat bagi kehidupan seluruh makhluk hidup.
Bagi masyarakat Nusantara, khususnya Indonesia dan Bali. Kisah agung Shri Rama sudah diuraikan dalam Itihāsa Ramayana yang memiliki pengaruh kepada kehidupan masyarakat, selain Mahābhārata.
Itihāsa bagian dari kitab suci Veda yang berarti “kejadian yang nyata”. Cerita dalam kitab Itihāsa tersebar di seluruh daratan India sampai ke wilayah Asia Tenggara.
Pada zaman kerajaan di Indonesia (Nusantara), kedua kitab Itihāsa diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno, bahkan diadaptasi sesuai dengan kebudayaan lokal.
Termasuk Cerita dalam kitab Itihāsa diangkat menjadi pertunjukkan wayang dan digubah menjadi kekawin.
Selain itu, Mahābhārata dan Rāmâyaṇa berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang.
Sementara itu, Kitab Rāmâyaṇa disusun oleh Rsi Walmiki terdiri dari 24.000 sloka dan memiliki tujuh bagian yang disebut Sapta Kanda.
Ramayana terdapat pula dalam sastra Jawa dalam bentuk kakawin Rāmâyaṇa, termasuk dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yange isinya berbeda dengan kakawin Rāmâyaṇa dalam bahasa Jawa dan Bali kuno, yaitu wayang dan sendra tarBaba Ramayana babaRamayana adegan dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalami arsitektur bernuansa Hindu. Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya pewayangan di Nusantara, seperti misalnya di Jawa dan Bali.
Selain itu di beberapa negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Philipina, dan lain-lain, kisah Rāmâyaṇa diangkat sebagai pertunjukan kesenian.bahkan di candi Angkor Wat, di Siem Reap Kamboja ditatah di tembok Batu yanh rumit kisah Mahabharta dan Rāmâyaṇa sepanjang 200 meter, dibuat 1100 tahun yang lalu.
Diperkirakan pada zaman kerajaan Mataram kuno abad ke-9. Bahasa dalam kakawin Rāmâyaṇa, terdapat pula relief candi, dan cerita drama.
Dalam Relief Candi Prambanan menampilkan Sita tengah diculik Raja Rahwana yang menunggangi pesawat raksasa bersayap, sementara Jatayu di sebelah kiri atas mencoba menolong Sinta
Hal itu pulau yang memberikan inspirasi Presiden Soekarno yang terpesona oleh Ramayana. Terutama dengan salah satu tokohnya, Jatayu, putra Aruna dan keponakan Garuda.
Sukarno mengagung-agungkan sosok berwujud burung garuda itu. Maka atas inspirasi Soekarno, perusahaan penerbangan pertama Indonesia diberi nama Garuda. Termasuk lambang Garuda bahkan sudah menjadi kebanggaan tersendiri buat masyarakat Indonesia.
Ram Temple di Ayodhya telah menjadi simbol kultural kebangkitan Hindu dalam memajukan peradaban manusia menurut Kitab Veda.
"Kita banyak belajar dari India, khususnya Kepemimpianan PM Modi dalam membangun semangat umat Hindu yang sudah memiliki peradaban maju sejak ribuan tahun sebagaimana diuraikan dalam Itihāsa Rāmâyaṇa dan Mahabhrata, termasuk dalam Purana," ujarnya.
Apalagi PM Modi ketika bertemu dengan diaspora India di Bali disela-sela mengikuti KTT G20 Indonesia di Bali, Selasa (15/11/2022) yang mengatakan India dan Indonesia memiliki hubungan warisan dan budaya bersama.
Modi pun mengaku ikut menyanyikan lagu-lagu tradisional Indonesia, Bali Jatra Mahotsav sedang dirayakan 1500 km dari sini di Cuttack, India.
Perayaan Bali Jatra Mahotsav tersebut merupakan simbol perayakan ribuan tahun yang menghubungkan perdagangan India-Indonesia.
Selain itu, Suasta mengapresiasi perjalan suci Rsi Agastya and Rsi Markandeya menjejakkan peradaban Sanatana Dharma di Jawa dan Bali.
Ia mengajak masyarakat Bali bersama merajut kebudayaan sanatana Dharma yang agung di Bali dan India bertumbuh dalam memajukan peradaban manusia yang adi luhung.
Bahkan Gunung Agung sebagai kekuatan yang sakral dan berinteraksi langsung dengan Mahameru.
Pada kesempatan itu, PM Modi memberikan apresiasi kepada Agus Indra Udayana yang kini sebagai Sulinggih dengan nama Ida Rsi Putra Manuaba yang telah menerima Padma Shri Award 2021. Serta memberikan apresiasi Budayawan dan Maestro Seni dari Bali Prof Dr I Wayan Dibia menerima anugerah penghargaan seni Padma Shri Award 2021.
Suasta seorang Alumni UGM dan Cornell University mengatakan, keberhasilan membangunnya kembali Ram Temple setelah 550 tahun umat Hinduisme melakukan perjuangan yang bersejarah untuk mewujudkannya.
Perjuangan sejarah itu mendapatkan apresiasi oleh Umat Hindu Global kepada kepemimpinan PM Modi dalam mewujudkan tugas sejarah menuju India berjaya dengan penganut umat Hindu terbesar di dunia.
Kuil tu dibangun di atas lokasi Masjid abad ke-16 yang dihancurkan pada tahun 1992. Setelah pertarungan hukum yang panjang di Pengadilan Negara selama beberapa dekade. Mahkamah Agung Federal Negara India akhirnya pada tahun 2019 memutuskan secara legal memberikan kepemilikan tanah tersebut kepada sebuah Yayasan .
Modi sebelumnya meletakan batu pertama kuil salah satu pujaan Hindu seluas satu hektare di dalam kompleks seluas 28 hektare. Diawasi mantan kepala staf Modi, Nripendra Misra pembangunan kuil itu memakan biaya sekitar 15 miliar rupee atau 181 juta dollar AS yang berasal dari kontribusi dan donasi warga India dan diaspora Hindu.
Kemeriahan Pran Pratishtha Ram Temple diitayangkan secara langsung di televisi, termasuk bisa diakses melalui siaran dalam Youtube dan media sosial.
Bahkan menurut Modi, momen itu akan menjadi tanggal 22 Januari 2024 akan tercatat dalam sejarah.
Setelah perjuangan bertahun-tahun dan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya, akhirnya Shri Rama (Lord Ram) telah tiba di tempat kelahiran Shri Rama.
Pembangunan Ram Temple di Ayodhya dalam memenuhi janji nasionalis Hindu selama puluhan tahun.
Gerakan pembangunan kuil membantu mendorong BJP menjadi terkenal secara politik pada tahun 1990an. Ada suasana meriah ketika puluhan ribu umat Hindu yang menyanyikan lagu itu mengibarkan bendera dan menabuh genderang - helikopter militer menghujani kelopak bunga di kuil.
Termasuk Bendera saffron dengan gambar garis jalan Lord Ram di kota itu dihiasi dengan bunga marigold, begitu pula spanduk dengan wajah Modi dan Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath.
Dijelaskan pula, Shri Rama lahir zaman Tretayuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribu kota Ayodhya. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja Dasarata dengan Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya "Manusia Sempurna".
Setelah dewasa, Raja Shri Rama memenangkan sayembara dan beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari Dewi Laksmi. Rama memiliki anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa.
Shri Rama membunuh Raja Rahwana karena menculiknua istrinya Dewi Sita. Setelah Rahwana dikalahkan, Sita kembali ke pelukan Rama dan mereka kembali ke Ayodhya bersama Laksmana, Sugriwa, Hanoman dan tentara wanara lainnya.
Di Ayodhya, mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Di sana para wanara diberi hadiah oleh Rama atas jasa-jasanya.
Peristiwa kemenangan itu melawan Rahwana beserta para raksasa diperingati sebagai 10 hari Wijayadashami, yang juga dikenal sebagai Dussehra.
Ram Leela dipentaskan di berbagai kampung, desa dan kota di India. Peristiwa kembalinya Rama ke Ayodhya dan juga hari pelantikannya diperingati sebagai Diwali, yang juga dikenal sebagai Festival Cahaya.
Perayaan itu merupakan festival yang penting dan terkenal di India. Sedangkan di Malaysia, Diwali dikenal sebagai Hari Deepavali, dan diperingati selama bulan ketujuh menurut kalender solar Hindu. Perayaan Diwali di Malaysia mirip dengan tradisi di Anak benua India. Di Nepal, Diwali dikenal sebagai Tihar dan diperingati selama masa bulan Oktober/November.
Sedangkan, Hari kelahiran Rama, dan juga pernikahannya dengan Sita, diperingati oleh umat Hindu di India sebagai Rama Navami. Perayaan itu jatuh pada hari kesembilan dalam kalender lunar Hindu, atau Chaitra Masa Suklapaksha Nawami.
Kesimpulan nya dibangunnya kembali Tempel Ayodhya menjadi pengikat menjadi resultante Ritual, kultural,dan spiritual bagi satu setengah milyar umat Hindu India dan seluruh Diaspora Hindu yang tersebar diseluruh planet Bumi. Selamat Datang Ayodhya. (GAB/ART/001)