Banner Bawah

Potensi Desa Wisata Blahbatuh Lebih Unggul dari Ubud, Harap Digarap Sejahterakan Masyarakat

Admin - atnews

2024-02-08
Bagikan :
Dokumentasi dari - Potensi Desa Wisata Blahbatuh Lebih Unggul dari Ubud, Harap Digarap Sejahterakan Masyarakat
Slider 1

Gianyar (Atnews) - Anggota DPD RI Dapil Bali Made Mangku Pastika mendorong potensi Desa Wisata Blahbatuh agar  digarap mampu mensejahterakan masyarakat.

Menurut Mangku Pastika, potensi Desa Wisata Blahbatuh jauh lebih besar daripada Ubud. Namun Ubud jauh lebih hebat karena tokoh-tokoh dunia ikut menarasikan Ubud.

Blahbatuh disertai keberadaan Puri Ageng Blahbatuh. Begitu juga terdapat dua tokoh Nusantara Patih Gajah Mada dan Kebo Iwa di Pura Penataran Topeng tempat di Linggih kan topeng Gajah Mada.

Semua Kahyangan Tiga yang mana Pura pusehnya merupakan Cagar Budaya.
Begitu juga, Pura Karang Buncing tempat kelahiran Tokoh Legendaris Kebo Iwo. Termasuk Harmoni keumatan dengan kehetadaan Kong Cho Tertua.

Selain itu, Blahbatuh juga memiliki Pasar Yadnya, Kuburan, Simantri Bali Mandara, ada pula Oleh-oleh Krisna, Air Terjun Tegenungan, Jembatan Kaca.

Untuk itu, Blahbatuh Tourism Board (BBTB) bisa berkerja optimal, mampu promosi melalui digital dan mengajak komponen patiwisata.

"Narasinya yang bagus, Saya harapkan bikin dalam tulisan bahasa Indonesia dan Inggris. Lengkapi dengan foto-foto, video, bukti-bukti. Digarap dengan profesional. Sekarang promosi sudah mudah dengan adanya media sosial," kata Mangku Pastika.

Hal itu disampaikan ketika Anggota DPD RI dapil Bali Made Mangku Pastika saat kegiatan Kudapil (Kunjungan Daerah Pemilihan), Rabu (7/2) bertempat di Puri Ageng Blahbatuh, Blahbatuh, Gianyar.

Kudapil dengan tema “Launching Blahbatuh Heritage Tours: Upaya Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa menghadirkan pula narasumber A.A. Kakarsana selaku Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh, para Bendesa se-Kecamatan Blahbatuh serta sejumlah tokoh setempat.

Pada kesempatan itu, Mangku Pastika bersama A.A. Kakarsana  bersama tokoh-tokoh masyarakat melakukan penandatangan sebagai bentuk komitmen memajukan pariwisata Blahbatuh.

Ia juga mendorong SDM-SDM Blahbatuh melakukan studi banding ke daerah lain dan negara-negara maju.

Mangku Pastika pun berharap Puri Ageng Blahbatuh bisa meniru tempat kerjaan di Beijing, China yang menerima wisatawan superkaya dilayani bak raja atau sultan.

Kemasan itu justru, punya potensi wisatawan bekualitas. Mengingat wisatawan tipe tersebut dari kalangan kaya dan ingin mencoba hal-hal yang unik dan bermakna dalam hidupnya.

Ditegaskan kembali lagi, promosi dan membentuk paket tour ke Puri Ageng Blahbatuh agar segera diwujudkan.

Apalagi dari Blahbatuh memiliki tokoh seniman I Gusti Nyoman Lempad l adalah pelukis, pematung dan arsitek yang membangun istana dan pura di Ubud.

Ia lahir di Bedahulu, Bali tahun 1862. Nyoman Lempad belajar melukis dari seorang Brahmin dan menjadi ahli dalam melukis.

Pada umur 40 tahun, Lempad bertemu dengan Walter Spies dan mengubah hidupnya karena Walter Spies membangun rumahnya di Campuhan, Ubud dan dekat dengannya. Ia beserta karya-karyanya juga didokumentasikan dalam film oleh Lome Blair dan Yohanes Darling yang bekerjasama dengan televisi Australia. Sanggar Dewata Indonesia menamakan penghargaannya dengan nama Lempad Prize yang diberikan kepada seseorang yang peduli atas kesenian Bali.

Sementara itu, Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh A.A. Kakarsana menceritakan keberdaan puri termasuk para leluhurnya yang memiliki kaitan dengan daerah-daerah se-Bali.

Untuk itu, pihkanya berharap agar potensi puri bisa memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat.

Optimalisasi potensi yang ada tersebut dapat dikemas dengan kombinasi kapasitas sumber daya manusia (SDM) Blahbatuh disertai keberadaan Puri Ageng Blahbatuh.

Terdapat dua tokoh Nusantara Patih Gajah Mada dan Kebo Iwa di Pura Penataran Topeng tempat di Linggih kan topeng Gajah Mada. Semua Kahyangan Tiga yang mana Pura pusehnya merupakan Cagar Budaya.

Begitu juga, Pura Karang Buncing tempat kelahiran Tokoh Leggendaris Kebo  Iwo. Termasuk Harmoni keumatan dengan kehetadaan Kong Cho Tertua.

Selain itu, sejumlah bendesa dan kepala desa mengungkapkan masukan dalam memajukan desa wisata.
           
Sedangkan, Bendesa Adat Kutri Buruan Blahbatuh I Wayan Jembong Arimbawan menveritakan Pura Bukit Dharma Durga Kutri yang belum diketahui banyak orang. Selama ini Pura Bukit Dharma Durga Kutri dikunjungi wisatawan secara mandiri, belum ada paket tour yang mempromosikan.

Padahal Pura Bukit Dharma Durga Kutri sebagai salah satu pura yang terdapat di desa Buruan, kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Pura ini merupakan salah satu pura kuno peninggalan kebudayaan Hindu sebelum Majapahit. Keberadaan pura ini bisa dijadikan instrumen untuk menelusuri proses pengaruh Hindu dari Jawa ke Pulau Dewata ini. Upacara Piodalan dilakukan setiap Purnama Sasih Kasa bersamaan dengan Pujawali di Pura Semeru Agung di Lumajang, Jawa Timur.

Berdasarkan prasasti di Bali yang menunjuk keberadaan pura ini, Pura Bukit Dharma Durga Kutri diperkirakan sudah berdiri sejak 835 caka (913 M). Pada saat itu, Pulau Bali diperintah oleh Raja Sri Kesari Warmadewa. Lokasi pura berada di lingkungan Banjar Kutri, di samping jalan utama menuju Blahbatuh, Gianyar. Yang unik adalah pada bagian mandala utama terdapat bukit yang diselimuti hutan kecil. Pada puncaknya itulah distanakan arca Durga Mahisamardini Astabuja.

Pura ini berawal dan berkembang sebagai kahyangan jagat dari pemerintahan Sri Kesari Warmadewa, Ugrasena, Tabanendra, Jayasingha, Mahadewi, Udayana.

Pada pemerintahan Udayana, beliau ditemani permaisuri Gunapriya Dharmapatni sehingga disebut sebagai raja sejoli. Udayana berkuasa sekitar abad ke 10 M. Kekuasaan kerajaan Bali pada saat itu hingga mencapai Timor Timur.

Prasasti yang mendukung keberadaan pura ini adalah Prasasti Peguyangan, Tengkulak, Trunyan, dan Prangsada.

Dalam Prasasti Prangsada disebutkan: Sang Ari Anak Wungsu, Kunang Sira Sang Ibu Murwa Sira Mantuking Suryatmaka Dinarma Sira Ring Candi Ibu yang jika diartikan: "Prabu Anak Wungsu meyakini ibunya Ratu Mahendradatta Udayana setelah wafat kembali ke inti Surya yaitu Wisnu, bersatu secara simbolis (Arcanam) di tempat pemujaan beliau (Candi Burwan).

Dari prasasti tersebut dapat dijabarkan makna yang terkandung di dalamnya, yaitu Raja dan umat pada saat itu merupakan Pemuja Surya (Wisnu) dan Pura Bukit Dharma sudah ada pada masa Ratu Mahendradatta memerintah, di mana terdapat suatu benda dalam bentuk Arca Durga Ma (Ibu Durga). Hal ini terlihat pada kalimat beliau bersatu dengan yang dipuja di tempat beliau memuja. Yang dimaksud dengan dipuja di tempat beliau memuja adalah Suryatmaka (Inti Surya yaitu Wisnu), Hyang Widhi (Tuhan) dalam fungsi memelihara jagat raya. Dengan demikian Pura Bukit Dharma adalah Kahyangan Widhi.

Prasasti lain yang mendukung adalah Prasasti Peguyangan. Prasasti ini menjabarkan keagungan Tuhan yang dipuja di Buruan dijadikan dasar hidup bernegara dan beragama oleh masyarakat di bawah kekuasaan Ratu Mahendradata Udayana. Barang siapa yang sudah melaksanakan hidup bermasyarakat Grahasta, diwajibkan menjalani hidup bernegara dan beragama seperti yang ditetapkan oleh pemerintah pada saat itu.

Apabila dalam kehidupan umat berjalan dijalan dharma (kebaikan) sesuai dengan pemujaan di Pura Bukit Dharma maka beliau akan selalu memberkati. Arca Durga Mahesamardini Astabuja yang disimbolkan dalam bentuk arca seorang wanita cantik bertangan delapan berkendaraan lembu memiliki makna perwujudan Gayatri.

Arca tersebut simbol dari penyatuan kekuatan Brahma, Wisnu, dan Siwa (Utpeti, Stiti, Pralina). Penataan Pura Bukit Dharma ditata dengan konsep Tri Loka, Bru Loka (Pura Manik Tirtha), Bhuah Loka (Pura Pentaran Agung), dan Swah Loka (Pura Pucak Dharma). Pada pucak inilah diistanakan arca tersebut. Konsep Tri Mandala juga tertuang dalam penataan pura yaitu Nista Mandala (di depan candi bentar), Madya Mandala (di depan candi kurung), dan Utama Mandala (setelah memasuki candi kurung).

Selain arca yang terdapat di puncak, di penataran agung juga terdapat beberapa arca yang masih terkait yaitu arca-arca Gedong Pesaren, Arca Budha, Siwa, Lingga Yoni, arca gedong Doho. Arca Gedong Doho ini kemungkinan berkaitan dengan leluhur Raja Sejoli. (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Gubernur Bali Akan Hadiri Perayaan Imlek

Terpopuler

Jusuf Kalla Minta Mahasiswa Jangan Berpikir Kerja di Pemerintahan

Jusuf Kalla Minta Mahasiswa Jangan Berpikir Kerja di Pemerintahan

Elit Menari di Atas Tubuh Rakyat; Pertunjukan Duka Demokrasi

Elit Menari di Atas Tubuh Rakyat; Pertunjukan Duka Demokrasi

POM MIGO KAORI

POM MIGO KAORI

Bali Banjir, Presiden Prabowo Sampaikan Duka Cita, Instruksikan Kepala BNPB Bertindak Cepat

Bali Banjir, Presiden Prabowo Sampaikan Duka Cita, Instruksikan Kepala BNPB Bertindak Cepat

Banjir, Ketika Tukad Meluap, Kepedulian Mengalir: Bali Mulai Pulih

Banjir, Ketika Tukad Meluap, Kepedulian Mengalir: Bali Mulai Pulih

Jaksa Agung Kaget Minimnya Perkara Korupsi yang Ditangani Kejati Bali

Jaksa Agung Kaget Minimnya Perkara Korupsi yang Ditangani Kejati Bali