Buleleng (Atnews) - Setelah sebelumnya mendaftar Balon Bupati Buleleng melalui Partai NasDem, Dewa Sukrawan yang mantan Ketua DPRD Buleleng ini, kembali melirik partai yang ditinggalkannya beberapa tahun lalu. Gara-gara mencalonkan dirinya sebagai balon Bupati Buleleng melalui jalur independent, perseorangan yang ketika itu berpasangan dengan Gede Darma Wijaya mengakibatkan Dewa Sukrawan dipecat dari keanggotaan PDIP Buleleng.
Dewa Sukrawan politisi asal Desa Bungkulan ini, sebelumnya sudah mendaftarkan diri sebagai calon bupati Buleleng lewat partai NasDem, Hanura, dan Gerindra. Sedangkan Jumat (10/5/2024) pukul 16.06 Wita, Dewa Nyoman Sukrawan menyerahkan kembali formulir pendaftaran ke PDI Perjuangan (PDIP) untuk maju ke Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Buleleng 2024.
Sukrawan mengaku tidak memiliki sebuah pertimbangan untuk mendaftarkan dirinya di PDIP. Tetapi yang jelas, lanjutnya, karena partai politik yang membuka ruang dan pintu bagi kader dan non kader, salah satunya PDIP, sehingga ia sebagai masyarakat Buleleng merasa memiliki hak untuk mencoba mendapatkan rekomendasi.
Disinggung mengenai keseriusannya untuk maju ke Pilkada Buleleng, Sukrawan mengaku ia tidak main-main. Meskipun ia juga mendaftarkan diri di partai lainnya. Karena menurutnya, dengan partai membuka ruang dan peluang, termasuk dengan manuvernya, menunjukkan bahwa masyarakat Buleleng siap menyongsong pesta demokrasi.
“Kalau sudah mendaftar kan tidak ada kata main-main, kalau main-main itu di luar. Kalau orang sudah daftar, itu cirinya orang serius. Semua masih cair, karena semua rekomendasi turunnya dari DPP, yang penting kita berikhtiar di sini,” ujarnya.
Politisi senior Dewa Sukrawan menjelaskan, bila masuknya ia ke sejumlah partai bukanlah teknik jitu, melainkan hal biasa dalam politik. “Intinya begini kalau ada parpol buka pintu pada kader dan non, itu ada hak untuk kita daftar. Kalau ada parpol tutup pintu, kalau jendelanya terbuka kita lewat jendela. Itu kan semua proses,” jawabnya.
Untuk diketahui, Dewa Sukrawan dipecat dari PDIP pada tahun 2016 lalu karena saat itu, bertepatan dengan Pilkada Buleleng 2017, ia nekat maju melalui jalur perseorangan bersama Gede Dharma Wijaya, melawan Putu Agus Suradnyana-I Nyoman Sutjidra yang diusung PDIP.
Dewa Sukrawan mengungkapkan dalam politik tidak ada teman abadi dan musuh abadi, semuanya terjalin berdasarkan kepentingan. Ia memeberikan contoh kendati tahun 2017 yang harus melawan teman-temannya sendiri di PDI Perjuangan dan harus melawan PDI Perjuangan yang dibesarkannya, namun setelah kontestasi Pilkada 2017 semua sudah berakhir dan komunikasi dan persahabatan berjalan normal kembali.
Kepada wartawan, Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna mengatakan bila ia dan partainya tidak ikut campur dengan urusan Sukrawan yang mendaftarkan diri ke sejumlah partai, selain ke PDIP. Apalagi dari PDIP, tidak ada surat atau instruksi yang keluar mengenai larangan terhadap bakal calon di pilkada yang mendaftar di banyak partai, ikut mendaftar juga ke PDIP.
“Mau yang dilakukan atau strategi mereka, kita tidak ikut campur. Kita terbuka, karena selama ini tidak ada surat atau instruksi yang melarang orang yang mendaftar di tempat lain, mendaftar juga ke kita,” tandas Supriatna. (WAN)