Banner Bawah

Sanskerta Selama 2000 Tahun, dan Bahasa Bali di Tengah Gempuran Peradaban Digital

Admin - atnews

2024-06-24
Bagikan :
Dokumentasi dari - Sanskerta Selama 2000 Tahun, dan Bahasa Bali di Tengah Gempuran Peradaban Digital
Slider 1

Denpasar (Atnews) -  Putu Suasta seorang Pengelana Global, Alumni UGM dan Universitas Cornell mengatakan, kemajuan peradaban dan pengaruh globalisasi merambah hampir ke seluruh sendi kehidupan umat manusia. 

Kecepatan modernitas, penggunaan Artifisial Inteligen (AI) dalam berbagai kehidupan, bukan tanpa risiko. Banyak hal yang tergantikan, dan banyak hal yang "Punah". 

Di antaranya yang paling berdampak adalah  bahasa. Kemajuan peradaban memberi dampak mengikis, membumi hanguskan bahasa-bahasa baku daerah diberbagai belahan dunia. Banyak bahasa daerah yang telah mati dan sekarat karena  mulai ditinggalkan pendukungnya.karena gempuran teknologi informasi, dan meluasnya jaringan media. 

Namun perlu diketahui bahwa bahasa Sanskerta adalah bahasa sistematis yang komplek  yang tertua yang masih bertahan di dunia dalam rentang waktu 2000 tahun. Kata Sanskerta yang berarti "halus" atau "dimurnikan", merupakan antonim dari prakrita , yang berarti "alami", atau "vulgar". 

Hal itu terdiri dari suara-suara primordial, dan dikembangkan secara sistematis untuk mencakup perkembangan suara alami yang diciptakan di mulut manusia. 

Bahasa Sanskerta dianggap sebagai "Dev Bhasha", "Devavani" atau bahasa para Dewa oleh orang India kuno. 

Sebanyak 54 huruf dalam alfabet Sanskerta. Masing-masing memiliki maskulin dan feminin, shiva dan shakti, 54 dikali 2 adalah 108.

Dikatakan pula, ibu dari semua bahasa tinggi. Bahasa Sanskerta telah membantu membentuk banyak bahasa Eropa termasuk Perancis, Jerman, Rusia, dan Inggris. 

Hal itu menunjukkan banyak bentuk kata kuno seperti ayah, melalui, trigonometri, dan tikus, sementara guru, pakar, dharma, dan yoga termasuk di antara ratusan kata Sansekerta yang sekarang dapat ditemukan di kamus Oxford.

Bahasa Modern paling awal dan satu-satunya yang diketahui Panini (c 400BC), dalam Astadhyayi-nya, memberikan aturan dan definisi produksi formal untuk menggambarkan tata bahasa Sansekerta. 

Dimulai dengan sekitar 1700 elemen dasar, seperti kata benda, kata kerja, vokal, dan konsonen, ia memasukkannya ke dalam kelas. Konstruksi kalimat, kata benda majemuk, dll. dijelaskan sebagai aturan terurut yang beroperasi pada struktur dasar yang mendasarinya. 

Hal ini selaras dengan gagasan dasar penggunaan terminal, non-terminal, dan aturan produksi Ilmu Komputer modern. 

Berdasarkan kurang dari 4.000 sutra (aturan yang diungkapkan sebagai kata-kata mutiara), ia membangun hampir seluruh struktur bahasa Sansekerta. 

Bahasa Sansekerta dari India yang paling kuat pengaruhnya terhadap bahasa Nusantara

Bahasa Sanskerta adalah bahasa kuno Asia Selatan, yang merupakan cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. 


Bahasa ini juga banyak memengaruhi bahasa modern India. Maka bahasa Sanskerta digunakan dalam beberapa karya sastra besar di Bharatavarsa (India) yakni Catur Veda, Ramayana Mahabharata.

Bahasa Sanskerta menyebar ke berbagai wilayah dan sampai ke Indonesia pada sekitar awal abad ke-4 atau ke-5, setelah dibawa oleh pendeta dari India. 

Hal itu dibuktikan dengan berkembangnya kerajaan kuno bercorak Hindu di Indonesia, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Mataram Kuno. 

Adapun peninggalan dari kerajaan kuno tersebut berupa beberapa prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Sanskerta. Meski pernah digunakan oleh kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indoneisa, bahasa Sanskerta mulai ditinggalkan pada sekitar abad ke-14. Penyebabnya adalah runtuhnya kerajaan yang bercorak Hindu, yang digantikan dengan kerajaan yang bercorak Islam.  

Namun, Bahasa Sanskerta juga yang digunakan di Indonesia terutama untuk semboyan-semboyan dan motto-motto instansi juga memiliki unsur India yang sangat kental, contohnya motto Akademi Militer Indonesia yang berbunyi Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti yang berarti "seorang taruna/perwira mencapai ilmu dan pengetahuan dengan mengutamakan jiwa kesatria dan patriot untuk berbakti kepada negara" berasal dari peribhahasa India kuno. 

Hal itu pula membuktikan betapa kentalnya unsur India di Indonesia dari segala macam aspek terutama dalam berbahasa.

Dalam bahasa Indonesia diperkirakan ada sekitar 800 kata-kata dari bahasa Sanskerta. Kata-kata ini ada yang diserap langsung dari bahasa aslinya, namun banyak pula yang diserap dari bahasa Jawa atau bahasa Jawa Kuno. Yang diserap dari bahasa Jawa sering dipakai sebagai pembentukan kata-kata baru dan disebut sebagai neologisme.

Maka dari itu, bukan tidak mungkin pula bahasa Bali, satu dari bahasa daerah yang ada di dunia, bisa mengalami nasib serupa. Kelalain orang tua, dunia pendidikan dan kurangnya perhatian  pemerintah bisa mempercepat kematian bahasa Bali. Gejala ini sempat terjadi di sekitar dasawarsa 80-an dan 90-an. Keluarga-keluarga Bali banyak yang beralih ke bahasa Indonesia dalam komunikasi mereka sehari-hari. Bahkan gejala itu pun sebetulnya masih terjadi saat ini.

Namun lambat-laun kecenderungan berubah. Hal ini sedikit banyaknya terpengaruh oleh perubahan situasi politik. Eforia keterbukaan sejak 1998 membuat orang-orang memiliki banyak pilihan dan kebebasan dalam menentukan sikap, pendirian dan pilihan-pilihan budaya kreatif. Sejumlah orang dan institusi mulai memikirkan nasib bahasa Bali. Pergerakan mereka pada awalnya didorong oleh kecemasan global tentang betapa banyaknya bahasa-bahasa daerah di dunia yang punah.

Untuk itu, Indian Council for Cultural Relations (ICCR), New Delhi dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar (UHN IGB Sugriwa Denpasar) menggelar Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Kursi Akademik Bahasa Sanskerta.

MoU tersebut ditandatangani oleh Konsul Jenderal India di Bali, Dr. Shashank Vikram dan Rektor Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. di Denpasar, Kamis (16/5).

Prosesi penandatanganan dilaksanakan di kantor Konsulat Jenderal India, Bali di Denpasar dengan disaksikan para akademisi, perwakilan dari lembaga pemerintah, budayawan, personil media dan diaspora India di Bali. 

Pada kesempatan itu hadir, Ida Rsi Putra Manuaba dan Prof Wayan Dibia yang dianugerahi Penghargaan Padma Shri Award 2020 dari Presiden India.

Dalam kesempatan tersebut Konsul Jenderal menyampaikan terima kasih kepada ICCR dan Rektor UHN IGB Sugriwa Denpasar yang telah mewujudkan terbentuknya kursi akademik ICCR. 

Ia menyoroti peran bahasa Sanskerta terhadap perkembangan bahasa Bali, agama, seni, arsitektur, dan pandangan filosofis yang menandai adanya hubungan signifikan antara India dan Indonesia. 
            
Dengan demikian, Bahasa Bali yang merupakan akarnya Bahasa Sansekerta. Maka untuk melestarikan Bahasa Bali diharapkan memahami Bahasa Sansekerta. 

Sebelumnya juga, suatu momentum politis menentukan pergerakan revitalisasi bahasa Bali ketika naiknya I Wayan Koster sebagai Gubernur Bali sejak 5 September 2018. Ia menyadari betapa pentingnya bahasa Bali sebagai entitas orang Bali dan kedalaman filosofi yang terkandung di dalamnya. Maka, untuk merevitalisasi dan melestarikan bahasa Bali, Gubernur Koster menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. 

Pergub No. 80 tahun 2018  itu diresmikan pada 5 Oktober 2018 dalam wujud serentak menggunakan aksara Bali. Sesuai Pergub, papan nama kantor dan fasilitas publik di Bali menggunakan aksara Bali di atas huruf latin. Beberapa lokasi kantor dan fasilitas publik di tingkat provinsi hingga tingkat desa sudah ditentukan sebagai tempat peresmian. Untuk tingkat provinsi  dipusatkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Kantor Gubernur Bali.  

Implementasi Pergub penggunaan bahasa dan aksara Bali, meski baru diwajibkan sebatas pada instansi pemerintah, namun sambutan dari sebagian masyarakat Bali begitu antusias. Hal ini dapat dilihat dari media-media sosial seperti facebook dan generasi muda di banjar-banjar dan sekolah menengah di Bali. Dari media sosial, misalnya, segala kegiatan dan kreatifitas penciptaan yang menggunakan bahasa Bali, mereka kabarkan lewat postingan media sosial. Dan nampak pula mulai beberapa cerita berbahasa dan tulisan aksara Bali diposting ke media sosial.

Kebijakan Pemprov Bali dengan menerbitkan Perpu penggunaan bahasa dan akasara Bali itu  berpengaruh besar terutama dalam wilayah kerja kreatif. Terlebih Pemprov Bali menyertakan bahasa Bali dalam berbagai kegiatan budaya dalam wilayah kewenangan pemerintahannya. 

Pada Pesta Kesenian Bali 2019 ini, misalnya, aktivitas bahasa Bali, seperti lomba penulisan kreatif, menulis dan membaca lontar, menjadi ajang penting dalam misi merevitalisasi bahasa Bali. Di luar kepemerintahan, pemda di Bali juga sering menyokong segala kegiatan yang dilakukan per orangan maupun lembaga-lembaga budaya berkaitan dengan bahasa Bali.   

Sedangkan Pada puncak peringatan International Mother Language Day (IMLD) 2023 atau Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari 2023 di UNESCO Headquarters, Paris, Indonesia menjadi panitia bersama dengan UNESCO dan Francophonie. Tema yang diangkat pada peringatan IMLD 2023 adalah “Melindungi Bahasa Lokal untuk Mempromosikan Multibahasa melalui Transformasi Pendidikan”.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Asisten-Direktur Jenderal UNESCO, Stefania Giannini. Pada acara pembukaan itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, membagi praktik baik dengan memaparkan kebijakan pelindungan bahasa daerah melalui platform Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah (MB-17: RBD) yang dilakukan oleh Indonesia.

Mendikbudristek menyampaikan bahwa Kemendikbudristek bertanggung jawab atas pengembangan dan pembudayaan bahasa daerah di Indonesia dan telah memulai pendekatan inovatif untuk melestarikan bahasa daerah. Tujuannya bukan hanya untuk melestarikan bahasa daerah, tetapi juga untuk memulai revitalisasi linguistik, serta memperluas penggunaannya dalam kehidupan publik sesuai dengan perkembangan dunia modern.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz, yang menjadi panelis utama menyampaikan implementasi dari platform MB-17: RBD yang sudah diluncurkan oleh Mendikbudristek.

Kepala Badan Bahasa menyampaikan sembilan prinsip utama yang menjadi acuan pelaksanaan revitalisasi, yakni (1) lebih fokus pada gagasan revitalisasi melalui pembelajaran berkelanjutan dan pengawasan langsung; (2) partisipasi intensif seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan dengan mewajibkan penggunaan bahasa daerah di ranah keluarga, masyarakat, dan sekolah; (3) adopsi berbagai model revitalisasi yang disesuaikan dengan konteks dan keadaan setempat; serta (4) penyediaan buku cerita anak berbahasa daerah untuk keperluan pengayaan pembelajaran.

Kemudian, (5) penggunaan bahasa daerah sebagai pengantar pendidikan di kelas awal; (6) kebebasan memilih materi pembelajaran sesuai dengan minat peserta didik; (7) mobilisasi guru dan fasilitator serta penggiat bahasa dan sastra; (8) penyediaan ruang apresiasi di akhir program berupa festival tunas bahasa ibu (FTBI); serta (9) peningkatan jumlah provinsi dan bahasa secara bertahap untuk direvitalisasi.

Khusus untuk prinsip ketiga, terdapat tiga model revitalisasi bahasa daerah dengan pertimbangan sebagai berikut (1) linguistik dan konteks situasi yang mencakup vitalitas bahasa (dari aman hingga punah), jumlah penutur, dan fungsi bahasa dalam masyarakat; (2) cara pewarisan secara turun-temurun; dan (3) status bahasa dalam kurikulum, yakni wajib sebagai muatan lokal atau bukan bagian dari kurikulum.

Setelah mempertimbangkan semua prinsip dan model implementasi, langkah selanjutnya menurut Kepala Badan Bahasa adalah (1) pemilihan bahasa daerah yang menjadi target revitalisasi; (2) sosialisasif kepada perwakilan atau tokoh penutur bahasa daerah yang dipilih; (3) koordinasi dengan otoritas setempat; (4) pelatihan guru master dan guru pengimbas yang diikuti guru bahasa daerah, kepala sekolah, pengawas, dan penggiat bahasa daerah; (5) implementasi model yang relevan melalui kegiatan pembelajaran; (6) pemantauan dan evaluasi rutin; serta (7) festival secara berjenjang dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Dalam paparannya, Kepala Badan Bahasa juga menyampaikan keberhasilan program MB-17: RBD pada tahun 2022 berdasarkan data kuantitatif yang melibatkan sejumlah kepala sekolah, pengawas, guru, penggiat bahasa dan sastra, dan siswa dalam kegiatan revitalisasi bahasa daerah di 13 provinsi pada tahun 2022.

Putu Suasta juga mengungkap ada satu institusi di luar pemerintahan yang begitu peduli dengan keberadan bahasa Bali. Yang dimaksud adalah BASAbali dengan situs resminya basabali.org. Institusi ini bergerak bukan karena keputusan Pemprov Bali dengan Pergub No. 80 tahun 2018 itu, melainkan jauh sebelumnya lembaga ini telah bergerak di tengah  masyarakat Bali yang tak begitu peduli dengan bahasanya. Terpanggil oleh niat yang serius agar bahasa Bali tetap terjaga, lembaga ini bergerak diam-diam dalam keterbatasannya.

Mereka terus menghimpun bahasa Bali dalam situs web mereka, menghubungkan banyak orang yang sekiranya paham mengenai bahasa Bali, mencari pendanaan sendiri yang sering kali tak seberapa itu, namun niat yang besar dan serius untuk menjaga bahasa Bali tak menghentikan kiprah mereka, berjuang menjaga sebisa mungkin keberadaan bahasa Bali. 

Usaha mereka akhirnya lambat-laun mendapat perhatian dari masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, sampai kemudian mendapatkan penghargaan internasional dari Linguapax, sebuah lembaga bentukan UNESCO yang berpusat di Spanyol. Penyerahan itu sendiri diserahkan langsung oleh Presiden Dewan Linguapax  pada, Sabtu, 1 Desember 2018 di ARMA, Ubud, Gianyar.

Misi BASAbali ini sangat sederhana, yakni menjaga dan melestarikan budaya Bali dengan menjaga bahasa Bali yang relevan di era digital. Mereka yang menggerakan misi ini tidak bekerja sendirian. Mereka berupaya melibatkan masyarakat dalam menggunakan bahasa Bali di media sosial, di sekolah, di rumah, ruang-ruang publik di Bali serta berkontribusi pada pengembangan sumber daya bebas biaya. Dengan demikian, sumber daya ini adalah "kendaraan" untuk membuat orang terlibat dan ini juga berfungsi menyediakan materi bahasa dan budaya Bali.

Para penggiat BASAbali tahu, zaman tak lagi sama dengan yang dulu. Ada perubahan-perubahan yang sangat signifikan telah terjadi saat ini. Karena itu, kekayaan-kekayaan masa lalu, di antaranya yang paling penting, urgen dan sangat bernilai adalah bahasa yang dalam hal ini adalah bahasa Bali. 


Bagi mereka, penggiat BASAbali, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengubah cara bahasa daerah dihargai dan digunakan saat ini, sedangkan masih ada basis para penutur bahasa yang kuat. Karena bagi "sang penjaga bahasa Bali" ini, dunia berkembang takterhenti dan selalu harus dicari cara yang berkembang pula untuk membawa kekayaan masa lalu hadir hari ini.

Karena mereka bekerja begitu lama, terdorong oleh panggilan budaya dan konsisten dengan integritas mereka dalam menjaga dan mengembangkan bahasa Bali, tak heran kemudian banyak yang tergerak memberi sokongan moral, intelektual dan pendanaan. Yang menakjubkan ialah bahwa banyak yang menjadi relawan bertahun-tahun  untuk misi menjaga, merawat dan melestarikan bahasa Bali ini. Ratusan relawan itu bekerja juga karena panggilan budaya, suatu kesadaran moral dan intelektual tentang misi yang sangat berarti ini.

Kini, dalam keberadaan mereka yang lebih baik, mereka para "sang penjaga bahasa Bali" ini lebih rinci menentukan programnya, lebih terukur dalam skala waktu dan lebih melebar jangkauan target dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Bali. di tahun-tahun mendatang, selain pekerjaan rutin mereka yang lebih banyak orang di wiki, mereka memulai tiga program dalam jangka waktu lima tahun. Tiga program yang dimaksud adalah:

Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Bali di Bali dengan mengembangkan pahlawan super Bali bersama masyarakat dan mengembangkan buku serta materi digital lainnya yang menampilkan pahlawan super saat dia menghadapi dilema sosial dan meminta saran dari masyarakat;
Untuk mengembangkan sejarah orang-orang Bali dalam bahasa Bali yang melibatkan siswa di seluruh Bali untuk merekam cerita secara visual dari tetua dan diri mereka sendiriyang berbicara tentang peristiwa penting seperti seni, obat-obatan dan aspek unik lainnya dari masyarakat mereka. Video-video tersebut akan dipublikasikan dan disimpan di wiki dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris serta terhubung dalam bagian lain dari wiki;
Untuk mendorong industri pariwisata agar merangkul Bali dengan menggunakan bahasa Bali di perusahaan-perusahaan pariwisata.

Seriusnya BASAbali Wiki menjaga, mengembangkan dan melestarikan bahasa Bali pada akhirnya mau tak mau membutuhkan dana yang tak lagi sedikit. Menurut catatan prospektus wiki pada tahun ini, mereka membutuhkan dana sebesar $150.000 per tahun untuk mempekerjakan tiga staf tetap (direktur eksekutif, asisten dan direktur media sosial; menggaji tim yang berisi para ahali bahasa senior dan junior, penyunting, ahli media sosial dan penerjemah (sekitar 30 konsultan), menggaji akuntan, pemrogram, server dan lain-lain.

Selain pendanaan internal pergerakan institusi mereka, penggiat diwiki juga membutuhkan pendanaan khusus proyek untuk membantu proyek literasi, sejarah dan pariwisata. Untuk maksud itu, pihak wiki juga memiliki rinciannya yang termaktub dalam web mereka. Karena itu, dalam memenuhi pendanaan yang mereka inginkan, wiki berikhtiar mencari 15 partner pendiri yang dapat berkomitmen $10.000 per tahun yang masing-masing dijaminkan lima tahun ke depan untuk mencapai tujuan program mereka dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan bahasa Bali.


Mau tak mau, management dibutuhkan dalam pengembangan hal-hal besar, sebagaimana juga dalam pekerjaan menjaga bahasa Bali agar tetap hidup, terjaga dan dinamis dalam era digital ini. Pihak wiki, dengan prospektus yang dipublikasi ke publik, memperlihatkan kesungguhan kerja mereka secara managerial, terstruktur dan terukur. Lagipula tanggung jawab kepada publik tetap dilakukan secara terbuka.

Bagaimana pun, kecepatan dan tekanan sosio-ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, intesifnya kepungan nilai-nilai baru, meningkatnya dominasi sejumlah bahasa internaional, membuat keberadaan bahasa-bahasa daerah di dunia, termasuk juga bahasa Bali, menjadi begitu rentan keberadaannya. Tanpa upaya kesadaran kultural yang serius dan masif, maka segera dapat dibayangkan apa yang bisa terjadi. 

Oleh karena itu, pergerakan pihak wiki untuk memosisikan mereka sebagai penggiat yang serius dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan bahasa Bali sangat patut diapresiasi secara serius pula. 

Selain kesadaran masyarakat penuturnya yang dalam hal ini adalah orang-orang Bali, pihak wiki bersama masyarakat Bali, adalah sejatinya "sang penjaga bahasa Bali". Contoh baik ini perlu ditiru daerah-daerah lain untuk melestarikan kekayaan bahasa daerah Nusantara. (GAB/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Ramia Kawal Usaha Industri Pariwisata Bali

Terpopuler

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda