Denpasar (Atnews) - Fenomena bunuh diri tetap terjadi di Bali dan bahkan yang mengambil jalan pintas ini kebanyakan masih muda tentunya ada yang terbelenggu kemiskinan dan ada karena percintaan.
Berdasarkan data Pusiknas Polri, pada 2023 ada 135 kasus bunuh diri di Bali. Apabila data itu dibandingkan dengan jumlah penduduk sekitat 4,3 juta jiwa, maka angka tersebut tergolong tinggi.
"Ini juga kurangnya media mereka yang potensi tinggi, maka perlu disediakan ruang berdialog dan terbuka bicara," kata Pendiri Ashram Gandi Puri Ida Rsi Putra Manuaba di Denpasar, Jumat (5/6).
Fenomena lainnya di setiap desa sekarang sudah ada berbagai aktifitas buat anak muda berkarya. Komunitas Yoga juga sudah menjadi bagian dalam kehidupan.
"Yoga yang menuntun kita pada penyatuan dan setiap aliran nafas dalam Yoga membuat kita mengarahkan pada pikiran positif," ujarnya.
Dijelaskan pula, Kleda adalah perbuatan atau perilaku yang gampang menyerah, cepat putus asa, selalu pesimis, tidak tegar (tabah) dalam menghadapi kehidupan dan tidak mengenal arti sebuah perjuangan hidup.
Seseorang yang telah dikuasai oleh Kleda, maka hanya satu yang terbesit, yaitu jalan pintas dan terkadang menyerah memilih jalan sesat ulah pati (bunuh diri).
Kleda merupakan suatu kelemahan yang harus dilenyapkan karena tidak sesuai dengan arti sebuah kehidupan.
Bagaimana melenyapkannya, solusinya dengan Yoga bersama itu membuat ruang berdialog dan saling mengerti bahwa perlu pengaduan diri ketika ada masalah.
"Yoga dengan berbagai pilihan yang ada sekarang kita bisa memilih semua membawa kita pada Dialog Kebangkitan diri," ungkapnya.
Arise Arjuna-Bangkit Arjuna menjadi tawaran Ida Rsi Putra Manuaba. Dalam kitab Bhagavadgita II. 3, disebutkan bahwa; "Wahai Arjuna, janganlah kau biarkan kelemahan itu, sebab itu tidak sesuai bagimu. Lenyapkanlah kelemahan dan rasa takut itu, bangunlah wahai pahlawan yang menggetarkan musuh".
Untuk mengatasi Kleda, maka diperlukan cinta kasih.
Ida Rsi Putra Manuaba mengatakan tidak ada orang maju tanpa rintangan. Jadi Hlhidup baru setiap hari harus menjadi kekuatan Yogi Yogini.
Karena dengan jalan cinta kasih, pengaruh Dasa Mala, khususnya Kleda dilenyapkan, sehingga meniadakan terjadi ulah pati (bunuh diri) tersebut.
Hal ini sesuai dengan bunyi Sloka 146 kitab Sarasamuccaya, sebagai berikut; "Sebab tidak ada sesuatu yang kiranya lebih utama dari pada hidup, hanya hidup yang berharga tinggi di dalam triloka, oleh karena itu hendaklah orang selalu menunjukkan cinta kasihnya, Sosial Media harus kita ikuti bijak karena itulah pilih pertemanan jangan lupa mereka diri dan mengampuni kesalahan diri dengan kebangkitan sebagai cinta kasihnya terhadap dirinya sendiri; demikian hendaknya kita pupuk cinta kasih orang kepada orang lain".
Maka dari itu, Yoga jadikan sarana memahami diri, marilah remaja Hindu bangkit bersama, cerdas, kuat dan bermartabat menuju keluarga Sukinah bhawantu dan bebas dari belenggu ulah pati.
Banyak Pesraman yang ada jadikan oase bertemu untuk tidak takut akan kesalahan sebesar apapun.
Biarkan kesalahan dan luka itu seperti air dipasir dia kan lenyap. "Mari kita memaafkan diri dan selalu lahir sebagai manusia baru. Jadilah yang Stitha Pradnya dan bangkit Arjuna. Mari juga kita membuka ruang dialog lebih banyak," tutup Ida Rsi Putra Manuaba. (GAB/001)