Buleleng (Atnews) - Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng pasang strategi untuk mengantisipasi dampak dari musim kemarau panjang yang diperkirakan akan terjadi di Juli ini hingga November nanti. Adapun strategi yang dipersiapkan mulai dari teknis maupun non teknis agar layanan tetap bisa maksimal atau prima.
Saat ditanya Atnews menghadapi musim kemarau panjang, pada jumpa wartawan hari Jumat(12/07), Direktur Utama Perumda Tirta Hita Buleleng Made Lestariana menyebut strategi secara teknis yang akan diambil yakni dengan cara mengoptimalkan 60 titik sumber air yang total debit mencapai 858 liter/detik. Sehingga dengan optimalnya semua titik maka sebanyak 62 ribu pelanggan dari 68 Desa atau Kelurahan akan bisa maksimal terlayani.
Menurut Lestariana, musim kemarau yang diperkirakan lebih panjang tentunya akan ada potensi gangguan layanan. Potensi gangguan akan terjadi pada puncak pemakaian pada pagi hari dan sore hari. Sehingga pihaknya selalu melakukan pengawasan, pengecekan dan pengaturan alat-alat, sarana dan saluran pipa air, upaya itu dilakukan untuk mencegah ada kebocoran.
"Upaya lain juga telah dilakukan seperti memasang boster pompa untuk mengangkat air di daerah ketinggian seperti di Penarukan, Baktisraga, dan Desa Petandakan bagian selatan.
"Selain upaya secara teknis, strategi non teknis tetap dilakukan seperti pelayanan dengan mobil tangki dengan 4 buah armada untuk antisipasi gangguan layanan.
“Kami selalu siap jika pelanggan yang membutuhkan air bersih dengan mobil tangki dengan menghubungi kami. Juga kami layani jika desa-desa mengalami bencana kekeringan dan membutuhkan air bersih silahkan bersurat melalui Perbekelnya.
"Kami selalu bersinergi, koordinasi dengan BPBD Buleleng untuk antisipasi bencana kekeringan, BPBD telah memiliki peta resiko bencana kekeringan di Buleleng dan ini merupakan bentuk aksi sosial kami,” terang dia"
Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng terus berinovasi dalam mengejar pelanggan di tahun 2024. Salah satunya dengan menggelar Gebyar Sambungan Baru. Ternyata program Gebyar Sambungan Baru ini tengah mengejar target 3.000 sambung baru pada tahun 2024 ini.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng, menjelaskan, saat ini sudah ada 65.071 sambungan rumah. Dari 65.071 sambungan rumah yang kami miliki, sebagian besar pelanggan rumah tangga, yakni 89 persen, atau hampir 90 persen.
"Dari segi kualitas air sudah dijamin aman sampai saat ini dan sudah memenuhi standar. Sedangkan kewajiban pelanggan dalam membayar rekening air setiap bulan mencapai 90 %," ujarnya.
Lestariana menjelaskan, melalui program Gebyar Sambungan Baru ini, memberikan diskon untuk biaya pasang. Untuk golongan R1 dikenakan biaya Rp 1.400.000 dari tarif normal Rp 1.800.000 dan untuk golongan R2 dikenakan biaya Rp 1,5 juta dari biaya normal Rp 2 juta atau ada diskon 500 ribu.
Melalui Gebyar Sambungan Baru tersebut ditargetkan ada tambahan minimal 1.000 sambungan baru pada tri wulan ini. “Sehingga nanti secara keseluruhan dicapai target 3.000 dalam tahun ini. Kalau bisa melampaui,” ujar Lestariana.
Dikatakan, sebenarnya Gebyar Sambungan Baru ini biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Yakni dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI pada Agustus, dan HUT ke-38 Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng pada September nanti.
Sementara untuk target keuangan, tambah Lestariana, sudah tercapai. Menurutnya, Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng menyetor Rp 7,5 miliar ke PAD Kabupaten Buleleng pada tahun 2023. Sedangkan untuk tahun 2024, Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng diberi target Rp 8 miliar untuk disetor ke PAD Kabupaten Buleleng dari deviden atau laba perusahaan. “Saya rasa target itu bisa kami capai,” tandas Lestariana dengan penuh percaya diri. (WAN)