Banner Bawah

Pemenang Nobel M Yunus, Ekonom bagi Kaum Miskin, Pemimpin Sementara Bangladesh

Admin - atnews

2024-08-09
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pemenang Nobel M Yunus, Ekonom bagi Kaum Miskin, Pemimpin Sementara Bangladesh

Denpasar (Atnews) -  Ekonom I Gde Sudibya yang juga Pengamat Kecenderungan Masa Depan mengatakan Pemenang hadiah Nobel Muhammad Yunus hari Kamis (8/8) kembali ke Bangladesh untuk memimpin pemerintah sementara setelah mundurnya mantan PM Sheikh Hasina.

PM Sheikh Hasina telah menjabat selama lima periode sejak 1996-2000 dan beberapa periode berturut-turut dari tahun 2009 hingga 2024.

Yunus disambut oleh pemimpin militer negara itu, Jenderal Waker-Uz-Zaman, dan para pejabat tinggi militer lainnya ketika mendarat di Bandara Internasional Hasrat Shahjalal, Dhaka.

Menurutnya, Muhammad Yunus sebagai ekonom pemenang hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006 karena prestasinya yang spektakuler dalam mendirikan Grameen Bank, bank bagi kaum miskin, dengan memberikan kredit ratusan juta dollar AS per tahun, terutama kaum miskin perempuan dan para pengemis.

Yunus, seorang ekonom dan bankir yang meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006 atas karyanya mengenai kredit mikro melalui Bank Grameen, mendapat pengakuan berkat upaya-upayanya mengurangi kemiskinan melalui kredit kecil.

Bank itu yang menginspirasi Bank Dunia dalam mendisign kredit mikro di dunia ketiga. "Dalam memoarnya, ekonom ini sangat bangga dengan peradaban yang ada di lembah Sungai Indus," ujar Gde Sudibya di Denpasar, Jumat (9/8).

Demikian juga ekonom ternama India Amartya Kumar Sen yang lahir di Santiniketan pemenang hadiah Nobel Ekonomi tahun 1998.

Amartya Sen pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi para ekonom seluruh AS.

seorang ekonom dan filsuf India yang sejak tahun 1972 telah mengajar dan bekerja di Inggris dan Amerika Serikat.

Sen telah memberikan kontribusi akademik untuk isu-isu seperti ekonomi kesejahteraan, teori pilihan sosial, keadilan ekonomi dan sosial, teori ekonomi kelaparan, teori keputusan, ekonomi pembangunan, kesehatan masyarakat, dan ukuran kesejahteraan negara.

Sebagai filosof, tulisan banyak dirujuk oleh kalangan ilmuwan sosial dunia termasuk di negeri ini. Beberapa ekonom ternama negeri menjadi "murid" dari Amartya Sen.

Tantangan bagi intelektual Hindu Indonesia untuk bangkit. Sekarang diuji oleh mahasiswanya untuk menerapkan konsep desa mandiri itu ke dalam konteks negara. Yunus harus diberikan kesempatan.

Sekaligus menguji pendapat dan bahkan keyakinannya, dalam bahasa M Yunus: "dari pada saya terbang tinggi seperti Elang di udara, melihat persoalan dari kejauhan, nyaris tidak berbuat apa-apa, lebih baik saya menjadi cacing di tanah bergelut dengan persoalan bangsa saya, kemiskinan yang menjadi ke seharian mereka". Pendapat M Yunus, dibaca, disimak, ditafsirkan oleh banyak aktivis di seluruh dunia.

"Ya betul. Seharusnya memang kampus membuat proyek pengabdian dengan pendampingan yang berkepanjangan sampai sukses seperti Yunus ini," ujarnya.

Tantangan bagi pemerintahan Prabowo dalam membenahi kampus yang punya kecenderungan kembali ke sikap feodalistik dan membuktikan idealismenya tentang pembangunan model sosialisme yang telah dijalankan oleh M Yunus dengan Grameen Bank yang telah meinspirasi dunia.

Dengan kekuatan "people power" yang dimotori mahasiswa, hanya dalam waktu dua bulan rezim Hasena yang otoriter tumbang.

Tantangan bagi M Yunus pemenang hadiah Nobel ini untuk segera berbenah: merekat kembali persatuan nasional karena banyak manusia dan harta menjadi korban akibat kerusuhan yang "numpang" people power.

Kelompok minoritas di Bangladesh: Hindu, Sikh, Jaina, Budha diberikan rasa aman dan dijamin hak-haknya sebagai warga negara.

"Tidak saja bangsa Bangladesh, dunia mengharapkan langkah-langkah nyata Yunus. Sebagai ekonom humanis, para pejuang gerakan sipil sedunia mengharapkan intelektual yang bangga terhadap Peradaban Sungai Indus  -Indus Valley Civilisation- ini berhasil," ungkapnya. (GAB/ART/001)

Baca Artikel Menarik Lainnya : Patroli Kenalpot Brong dan Tanpa TNKB

Terpopuler

Mahābhārata dan Ramayana sebagai Spiritualitas Pembebasan

Mahābhārata dan Ramayana sebagai Spiritualitas Pembebasan

Pardana Menteri Bharat Narendra Modi tiba di Indonesia

Pardana Menteri Bharat Narendra Modi tiba di Indonesia

Daftar Segera ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Daftar Segera ITB STIKOM Bali TA 2025/2026

Mendagri Tito Lantik Sang Made Mahendra Jaya sebagai Penjabat Gubernur Bali

Mendagri Tito Lantik Sang Made Mahendra Jaya sebagai Penjabat Gubernur Bali

Presiden Jokowi di Hadapan Warga Bali: Sambut Pesta Demokrasi dengan Cara Beradab

Presiden Jokowi di Hadapan Warga Bali: Sambut Pesta Demokrasi dengan Cara Beradab

Gubernur Ingatkan Generasi Milenial Untuk Berkendara dengan Aman

Gubernur Ingatkan Generasi Milenial Untuk Berkendara dengan Aman