Gianyar (Atnews) - Belakangan ini, kasus aborsi banyak mencuat ke permukaan, akibat dampak negatif dari perilaku pergaulan bebas, khususnya di kalangan remaja di zaman digitalisasi ini.
Tak jarang, tindakan menggugurkan janin secara ilegal bertalian dengan pergaulan bebas, yang akhirnya berujung pada tindakan kriminalitas.
Apalagi, banyak remaja yang belum mendapatkan pendidikan yang tepat tentang pemahaman seksual, sehingga diambil jalan pintas aborsi yang dianggap jalan pintas menghilangkan aib.
Untuk itu, anak muda milenial perlu diberikan edukasi dan bimbingan konseling, agar kasus aborsi bisa diatasi dengan baik.
Tak hanya itu, calon ibu yang memang masih muda seharusnya berupaya menyelamatkan bayi dalam kandungannya, untuk bisa nantinya mereka kembali bersama orangtuanya, jika sudah siap mental.
Tentunya, bayi yang dirawat, akan mendapatkan pelayanan layaknya mereka harus melahirkan sosok bayi ini dengan selamat, diluar apa yang menjadi permasalahan mereka.
"Kita lihat adalah kenapa mereka bisa hamil diluar nikah, kenapa hal tersebut bisa terjadi seperti ini. Nah, yang kita lihat adalah bagaimana Rumah Bayi ini menyelamatkan puluhan bayi untuk mereka bisa hidup, mereka menikmati nafas, karena mereka tidak berdosa, tidak dengan orangtuanya yang tidak bertanggung jawab, karena menanggung malu," kata Ni Kadek Winnie Kaori Intan Mahkota selaku Direktur Utama Kaori, sekaligus Pendiri Yayasan Kaori Welas Asih, saat berbagi tali kasih dengan memberikan satu unit Dispenser dan sejumlah keperluan bayi di Panti Asuhan Bali Baby Home, Yayasan Rumah Bayi Bali Indonesia, Jalan Raya Pasekan, Gang Batualan Nomor 10 Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Kamis, 8 Agustus 2024.
Meski demikian, hal tersebut adalah aksi sosial dari Rumah Bayi, untuk menyelamatkan nyawa terlepas dari rasa malu orang tuanya diluar nikah.
"Yang kita rasakan adalah karma. Jika bayi ini tidak diselamatkan akan terjadi karma buruk bagi orangtua dan keluarganya," kata Winnie Kaori.
Meski itu namanya aib, namun siapapun nanti bisa memberikan edukasi, karena bayi tersebut perlu bantuan dari segi kesehatan, makanan dan minuman serta kenyamanan tempat mereka, untuk bisa belajar merangkak hingga belajar untuk makan dan belajar beradaptasi dengan lingkungan.
"Dengan sentuhan para Tim Kemanusiaan, ada baby sister dari Yogyakarta dan pak Burhan sebagai Founder bisa mendapatkan pak Burhan pak Burhan di tempat lain juga, sehingga bayi-bayi terlantar bisa terselamatkan," tandasnya.
Hal tersebut, lanjutnya merupakan salah satu aksi nyata, dalam memberikan rasa peduli kemanusiaan.
Oleh karena itu, Winnie Kaori berharap, agar Rumah Bayi menjadi suatu Rumah Singgah untuk bisa dibuat, yang selanjutnya dikembangkan menjadi Rumah Singgah-Rumah Singgah bagi yang membutuhkan.
"Ayo sisihkan sebagian penghasilan kita untuk bisa mereka gunakan. Kalau dari Ibu-Ibu Sosialita, ya kurangi membeli tas branded, sederhanakan gaya hidup, sisihkan penghasilan, agar menjadi yang berguna bagi masyarakat, terutama bagi yang membutuhkan. Bagi mereka yang datang kesini, tempatnya dekat kok, untuk dipersilahkan datang di Batubulan, Kabupaten Gianyar," ujarnya.
Kaori Group melalui Yayasan Kaori Welas Asih berbagi cinta kasih dengan memberikan 1 Unit Dispenser dan keperluan bayi di Panti Asuhan Bali Baby Home, Yayasan Rumah Bayi Bali Indonesia.
Sesuai informasi masyarakat, Yayasan Kaori Welas Asih dibawah pimpinan Ni Kadek Winnie Kaori Intan Mahkota bergerak cepat dengan membantu keperluan 27 bayi yang berada di Batubulan, tepatnya di Rumah Bayi Bali Indonesia.
"Rumah Bayi ini sudah berdiri 2,5 tahun. Nah, disini lucu-lucu banget adik-adik kita yang memang memerlukan sentuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan untuk bayi, tentunya mereka bisa bercanda dengan situasi yang ada. Namun, dibalik itu apa yang bisa kita lihat dari segi kemanusiaan," kata Winnie Kaori.
Tak hanya itu, calon ibu yang memang masih muda akui menyelamatkan bayi dalam kandungannya, untuk bisa nantinya mereka kembali bersama orangtuanya, jika sudah siap mental.
Tentunya, bayi yang dirawat, akan mendapatkan pelayanan layaknya mereka harus melahirkan sosok bayi ini dengan selamat, diluar apa yang menjadi permasalahan mereka.
Meski itu namanya aib, namun siapapun nanti bisa memberikan edukasi, karena bayi tersebut perlu bantuan dari segi kesehatan, makanan dan minuman serta kenyamanan tempat mereka, untuk bisa belajar merangkak hingga belajar untuk makan dan belajar beradaptasi dengan lingkungan.
"Dengan sentuhan para Tim Kemanusiaan, ada baby sister dari Yogyakarta dan pak Burhan sebagai Founder bisa mendapatkan pak Burhan pak Burhan di tempat lain juga, sehingga bayi-bayi terlantar bisa terselamatkan," tandasnya.
Hal tersebut, lanjutnya merupakan salah satu aksi nyata, dalam memberikan rasa peduli kemanusiaan.
Oleh karena itu, Winnie Kaori berharap, agar Rumah Bayi menjadi suatu Rumah Singgah untuk bisa dibuat, yang selanjutnya dikembangkan menjadi Rumah Singgah-Rumah Singgah bagi yang membutuhkan.
"Ayo sisihkan sebagian penghasilan kita untuk bisa mereka gunakan. Kalau dari Ibu-Ibu Sosialita, ya kurangi membeli tas brandid, sederhanakan gaya hidup, sisihkan penghasilan, agar menjadi yang berguna bagi masyarakat, terutama bagi yang membutuhkan. Bagi mereka yang datang kesini, tempatnya dekat kok, untuk dipersilahkan datang di Batubulan, Kabupaten Gianyar," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Bayi Bali Indonesia Nando didampingi Kepala Baby Sister May menyatakan, bahwa pihaknya bisa menampung bayi dalam jumlah tak terbatas, yang utamanya menyelamatkan nyawa bayi tersebut.
"Kita tidak pernah ada kata tutup, pasti kami selamatkan dengan tenaga yang ada. Jika disini penuh, kami akan mencari lahan baru, agar bayi bisa diselamatkan," tutupnya. (GAB/001)