Buleleng (Atnews) – Politeknik Pariwisata Bali (Poltekpar Bali) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi lokal melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Seni Kuliner. Bertempat di Ruang Pertemuan Hita Gosana, Desa Bubunan, acara ini meluncurkan tujuh produk kuliner inovatif berbasis teknologi tepat guna yang siap menggebrak pasar.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh masyarakat setempat, perangkat desa, dan narasumber ahli dari Poltekpar Bali.
PKM kali ini menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun ekonomi desa. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta dengan mayoritas perempuan, yang terdiri dari perangkat desa, ibu rumah tangga, anggota PKK, dan pelajar di Desa Bubunan.
Dengan keterlibatan mereka sebagai peserta utama, Poltekpar Bali berupaya memberdayakan perempuan desa dengan memberikan keterampilan yang relevan, membuka peluang usaha baru, dan mendukung pengarusutamaan gender.
"Kami percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi lokal. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberdayakan para ibu dan remaja perempuan untuk mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka," ujar I Made Rumadana, Kajur Hospitaliti Poltekpar Bali dalam sambutan pembukaan di Buleleng, Jumat (11/10).
Kegiatan ini juga ditandai dengan Penandatanganan MOA antara Prodi Seni Kuliner Poltekpar Bali dan Pemerintah Desa Bubunan, sebagai bentuk komitmen kerja sama berkelanjutan.
Dengan tema "Mengolah Potensi Lokal, Menciptakan Peluang Ekonomi Baru", kegiatan ini berfokus pada pemanfaatan bahan pangan lokal seperti singkong, ubi ungu, dan jagung. Produk-produk yang diluncurkan adalah hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa Program Studi Seni Kuliner Poltekpar Bali, meliputi BALLCA (Ball of Cassava), PONDE (Purple Onde-Onde), BASIX (Bawang Stix), UTIX (Ubi Ungu Stix), CORN CRISPIES, CRISVA (Crispy Cassava), dan PAPAYA POP (Permen Pepaya). Produk-produk ini dirancang untuk mengoptimalkan bahan pangan lokal dan memberikan nilai tambah.
Hari pertama kegiatan diisi dengan materi tentang Hygiene dan Sanitasi dalam Pengolahan Makanan, dilanjutkan dengan praktek pembuatan produk berbahan dasar singkong. Para peserta diajak untuk mengolah singkong menjadi produk bernilai jual tinggi dengan teknik yang higienis, memberikan mereka pengalaman langsung dalam menciptakan produk berkualitas.
Hari kedua dilanjutkan dengan materi tentang Peluang Usaha Sampingan yang membuka wawasan peserta tentang strategi pemasaran dan potensi pasar produk olahan lokal. Sesi praktek pembuatan produk dari ubi ungu dan jagung melengkapi pelatihan ini, membekali para peserta dengan kemampuan untuk menciptakan produk yang siap bersaing di pasar.
Rangkaian kegiatan PKM ini menjadi ajang rilis resmi produk-produk inovatif yang dihasilkan oleh mahasiswa dan dosen Poltekpar Bali. Kepala Desa Bubunan, Ketut Gunarsana mengatakan, dengan menggunakan teknologi tepat guna, produk-produk ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bubunan sebagai alternatif usaha baru yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam penutupan kegiatan, I Made Purwa Dana Atmaja, Koordinator Program Studi Seni Kuliner, menegaskan bahwa "Melalui program ini, kami berharap masyarakat Desa Bubunan dapat terus mengembangkan potensi kuliner lokal mereka dan menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Penyerahan Surat Rekomendasi Teknologi Tepat Guna dari Pemerintah Desa Bubunan kepada Poltekpar Bali menandai bahwa produk dan resep telah resmi diserahterimakan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi yang dihasilkan telah siap dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bubunan sebagai bagian dari pengembangan ekonomi lokal.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Putu Diah Sastri Pitanatri mengatakan, kegiatan PKM yang diinisiasi oleh Program Studi Seni Kuliner ini mencerminkan sinergi antara pendidikan tinggi dan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Produk-produk yang diluncurkan tidak hanya menjadi bukti nyata penerapan teknologi tepat guna, tetapi juga membuka jalan bagi Desa Bubunan untuk menjadi pusat pengolahan pangan lokal di wilayahnya.
Dengan peluncuran tujuh produk ini, Poltekpar Bali berharap dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengikuti jejak Desa Bubunan dalam memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Melalui inovasi kuliner, Poltekpar Bali berupaya untuk terus mendampingi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.(Z/001)