Banner Bawah

Perekonomian Indonesia dan Bali 2025: Antara Optimisme dan Pesimisme

Admin - atnews

2024-12-17
Bagikan :
Dokumentasi dari - Perekonomian Indonesia dan Bali 2025: Antara Optimisme dan Pesimisme
Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana (ist/Atnews)

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM.
Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

 
Perekonomian Indonesia dan Bali pada tahun 2025 diprediksi berada dalam fase pemulihan pasca-pandemi dengan dinamika yang penuh optimisme sekaligus tantangan.

Proyeksi ekonomi nasional menunjukkan potensi pertumbuhan yang cukup kuat, meskipun terdapat risiko eksternal dan internal yang dapat menghambat laju pemulihan. Bank Indonesia (2024) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% hingga 5,4% pada tahun 2025, didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, serta ekspansi belanja pemerintah.

Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terutama dipicu oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan pemulihan sektor pariwisata. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah wisatawan mancanegara diproyeksikan mencapai 14 juta kunjungan pada 2025, naik signifikan dibandingkan 2024.

Hal ini menjadi sinyal positif bagi Bali sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Bali tumbuh 5,85% pada triwulan III 2024, dan diproyeksikan mencapai 6% pada 2025 seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

Namun, di tengah optimisme tersebut, terdapat tantangan yang signifikan. Salah satunya adalah perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan penurunan permintaan dari mitra dagang utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Hal ini berpotensi menekan kinerja ekspor Indonesia, termasuk komoditas unggulan Bali seperti produk kerajinan, kopi Kintamani, dan sektor perikanan. Menteri Keuangan (2024) menyatakan, “Stabilitas ekonomi global menjadi faktor yang perlu kita waspadai dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.”

Selain itu, ketergantungan ekonomi Bali terhadap sektor pariwisata masih menjadi tantangan utama. Gubernur Bali (2024) menekankan perlunya diversifikasi ekonomi untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah. “Kita tidak bisa hanya bergantung pada pariwisata. Sektor pertanian, perikanan, dan UMKM harus dikembangkan agar ekonomi Bali lebih berkelanjutan,” ujarnya dalam sebuah forum ekonomi. Program-program pemberdayaan UMKM dan penguatan sektor pertanian diharapkan mampu mendukung perekonomian Bali secara lebih inklusif.

Sementara itu, di level nasional, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap stabil dengan dukungan inflasi yang terkendali. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi berada di kisaran 2,5% hingga 3,0% pada tahun 2025, yang akan menjaga daya beli masyarakat. Peningkatan pendapatan per kapita dan program bantuan sosial pemerintah turut berperan dalam menjaga stabilitas konsumsi. Meski demikian, kenaikan harga pangan dan energi tetap menjadi tantangan yang harus diatasi.

Di sektor investasi, pemerintah terus mendorong peningkatan investasi asing dan domestik melalui perbaikan iklim usaha dan percepatan pembangunan infrastruktur.

Proyek strategis nasional, seperti pembangunan jalan tol dan kawasan ekonomi khusus, diharapkan mampu menarik lebih banyak investor. Bali, sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif dan pariwisata, juga menjadi prioritas dalam pengembangan infrastruktur berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau. Program Bali Green Province diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Tantangan lainnya adalah isu ketimpangan ekonomi antara daerah. Di tengah pemulihan ekonomi yang pesat di Jawa dan Bali, daerah lain masih menghadapi kesulitan dalam mencapai pertumbuhan yang seimbang. Hal ini memerlukan kebijakan yang lebih inklusif dan terarah dari pemerintah untuk memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan demikian, perekonomian Indonesia dan Bali pada 2025 berada di antara optimisme dan pesimisme. Kebijakan yang tepat dalam menjaga stabilitas ekonomi, memperkuat sektor produktif, dan mendorong inovasi akan menjadi kunci dalam menentukan arah pemulihan ekonomi nasional. Bali, sebagai pusat pariwisata Indonesia, dituntut untuk lebih adaptif dalam mengatasi risiko global serta memanfaatkan peluang ekonomi yang muncul di tengah tantangan. (*)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Kasum TNI : Kegiatan Teritorial TNI Pengabdian Tanpa Batas

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif