Denpasar (Atnews) - Depresi adalah suatu kelainan gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukai. Depresi bukanlah sekadar perasaan sedih biasa. Ini adalah gangguan suasana hati yang serius dapat memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan fisik seseorang. Jika tidak segera ditangani, depresi dapat menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan hubungan sosial, penurunan produktivitas kerja, bahkan sampai bunuh diri.
Depresi dapat menyerang berbagai rentang usia. Namun ternyata prevalensi depresi pada lansia adalah yang tertinggi. Di Indonesia prevalensi depresi pada tahun 2023 adalah 1,4%, sedangkan prevalensi depresi pada orang dengan usia diatas 75 tahun adalah 8,9%.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. dr. Luh Gede Sri Yenny, Sp.PD FINASIM, dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa mendapatkan bahwa prevalensi depresi pada lansia yang berumur 60 tahun ke atas di Denpasar tahun 2024 sangat tinggi yaitu 31,9%. Hal ini tentunya menjadi momok yang sangat mengkhawatirkan.
Para lansia sangat rentan mengalani depresi karena berbagai faktor yaitu adanya perubahan fisik, perubahan sosial, dan perubahan psikologis. Perubahan fisik misalnya lansia banyak yang menderita penyakit kronis yang mempengaruhi kemampuan fisik mereka. Perubahan sosial misalnya penurunan penghasilan karena pensiun, kehilangan pasangan atau teman, dan adanya isolasi sosial. Perubahan psikologis meliputi perubaha kognitif seperti menurunnya memori dan daya ingat dan kesulitan berkonsentrasi.
Pada lansia, depresi sering kali tidak terdiagnosis atau salah diagnosis karena gejala yang mirip dengan penyakit fisik lainnya. Beberapa gejala umum yaitu adanya perubahan suasana hati, perubahan perilaku, dan gejala fisik. Perubahan suasana hati diantaranya merasa sedih, kosong, atau putus asa. Perubahan perilaku misalnya menarik diri dari aktivitas sosial, kehilangan minat pada hobi, atau perubahan pola tidur dan makan.
Gejala fisik misalnya adanya nyeri kronis, kelelahan, atau masalah pencernaan. Untuk mengetahui lansia menderita depresi atau tidak bisa menggunakan acuan skala depresi geriatri (Geriatric depression scale ). Bila skor lebih atau sama dengan 5 makan diagnosis depresi pada lansia dapat ditegakkan.
Depresi pada lansia dapat diobati secara efektif. Peran keluarga sangatlah penting memberikan dukungan, kasih saying, dan motivasi kepada lansia. Bila tidak membaik bisa konsultasi kepada psikiater untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. (Z/001)