Buleleng (Atnews) - Untuk merealisasi janji-janji kampanye saat menyampaikan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Buleleng terpilih, dr. I Nyoman Sutjidra,SP,OG – Gede Supriatna,SH menggelar pertemuan dengan seluruh Klian Desa Adat di Buleleng di Rangon Sunset kawasan pantai penimbang pada Jumat (14/2/2025).
Hadir dalam pertemuan yang dihadiri 170 Kelian Desa Adat itu, Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika, serta perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD).
Saat ditemui Bupati Buleleng terpilih, dr. I Nyoman Sutjidra, menjelaskan bahwa pertemuan ini digelar untuk mensosialisasikan program-program yang akan dilaksanakan, khususnya dalam bidang pelestarian adat, seni, dan budaya. Sejumlah program yang dijanjikan saat kampanye Pilkada 2024 juga kembali disampaikan kepada para peserta pertemuan.
“Kita sampaikan visi-misi dan janji-janji saat masa kampanye. Kita secepatnya realisasikan, karena penyusunan anggaran sudah dekat untuk tahun 2026, tinggal satu bulan. Sehingga kita sosialisasikan program, agar bisa direalisasikan di tahun 2026,” ujar Sutjidra.
Selanjutnya dikemukakan, berbagai program yang menyentuh langsung desa adat disosialisasikan dalam pertemuan ini, diantaranya adalah pemberian insentif kepada Desa Adat sebesar Rp50 juta per tahun, tambahan insentif untuk subak sebesar Rp10 juta, serta bantuan untuk ngaben massal sebesar Rp1 juta per sawe
Sutjidra menegaskan bahwa program pemberian tambahan insentif ini akan diselaraskan dengan program Pemerintah Provinsi Bali. Ia juga mengingatkan para Klian Desa Adat agar menggunakan bantuan insentif tersebut dengan benar sesuai kebutuhan.
"Kita selaraskan, program provinsi lain, kabupaten lain. Kita selaraskan masing-masing desa adat di Buleleng. Fleksibel penggunaannya. Jadi apa menjadi kebutuhan desa adat silakan, asalkan tidak disalahgunakan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, I Nyoman Wisandika, menambahkan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal dalam penyelarasan program bupati dan wakil bupati terpilih dengan program desa adat.
Menurutnya, program yang akan dilaksanakan oleh desa adat harus direncanakan satu tahun sebelumnya agar penginputan data lebih matang dan tidak ada kekeliruan dalam pengajuan program.
“Tadi sudah disampaikan oleh bupati terpilih, ini untuk tahun 2026. Ini harus direncanakan tahun sebelumnya. Kita input siapa-siapa desa adat yang akan melaksanakan pengabenan massal selama lima tahun itu. Itu kita akan data,” ujarnya.
Wisandika juga menjelaskan bahwa jumlah bantuan yang diberikan untuk ngaben massal akan ditentukan oleh desa adat berdasarkan jumlah sawe yang mengikuti prosesi tersebut.
“Untuk sawe yang paling tahu Klian Desa Adat, Klian Banjar. Nanti desa adat yang sampaikan,” katanya. (WAN)