Badung (Atnews) - Pengelana Global Putu Suasta mengalami delay pesawat yang akan berangkat ke Jakarta dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Oleh karena pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benete, Sumbawa Barat mengalami kendala teknis saat melakukan pendaratan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu, 8 Maret 2025 pada pukul 09.26 WITA.
"Pantesan, semua pesawat delay," kata Putu Suasta yang juga Alumni UGM dan Cornell University.
Dirinya masih di Bandara Ngurah Rai, seharusnya sudah berangkat tadi. Selama satu jam sudah delay yang dirasakan. "Masih di Bandara, harusnya sudah berangkat tadi," ujarnya.
Bahkan Suasta mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut awalnya, sebelum ada pemberitaan dari media online.
"Ndak ada, cuma di layar monitor dibilang delay. Dan pesawat akan diberangkatkan pukul 12.50 WITA," bebernya.
Untuk itu, Suasta meminta Bali memiliki Bandara Internasional yang memiliki 2 atau 3 runway. Maka Bandara Bali Utara memang jadi kebutuhan mendesak. Ia menilai Bandara Ngurah Rai sudah tua dan letih, banyak alami keluhan.
"Sudah saatnya lapangan terbang punya 2 atau 3 run way. Melihat kesibukan, satu runway masalah yang lain bisa dipakai. Lapangan terbang Bali Utara mendesak untuk dibangun," tegasnya.
Sementara itu, General Manager (GM) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai - Ahmad Syaugi Shahab pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benete, Sumbawa Barat mengalami kendala teknis saat melakukan pendaratan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu, 8 Maret 2025 pada pukul 09.26 WITA,
Terdapat 7 orang penumpang yang semuanya telah dievakuasi dan tidak mengalami cedera serius.
Akibat kendala tersebut pesawat sempat berada di runway sehingga untuk alasan keselamatan dan keamanan operasional penerbangan, untuk sementara runway tidak dapat didarati dan digunakan untuk lepas landas berdasarkan NOTAM Nomor A0668/25 NOTAMN perihal penutupan runway dari pukul 10.15 WITA sampai dengan 12.10 WITA.
Hal ini dilakukan untuk mengevakuasi penumpang dan pesawat ke apron, serta memeriksa dan memastikan tidak ada objek asing yang tertinggal di runway krena peristiwa ini, yang dapat berpotensi membahayakan keamanan keselamatan penerbangan.
Atas peristiwa ini terdapat 31 penerbangan berdampak, terdiri dari 10 penerbangan keberangkatan terdampak penundaan keberangkatan atau delayed yang terdiri dari 5 penerbangan domestik dan 5 internasional.
Sementara terdapat 21 penerbangan kedatangan yang terdampak, terdiri dari 9 penerbangan domestik dan 12 internasional.
Penerbangan kedatangan mengalami pengalihan pendaratan atau divert ke beberapa bandara alternatif seperti Lombok sebanyak 6 penerbangan, Surabaya (5), Makassar (3), Semarang (2), Jakarta (1), dan Banyuwangi (1). Terdapat 3 penerbangan kedatangan yang kembali ke bandara asal atau Return To Base (RTB) yakni di bandara Lombok, Jakarta, dan Singapura.
"Saat ini semua pihak sedang berupaya melakukan yang terbaik agar runway dapat segera beroperasi kembali," pungkasnya. (GAB/001)