Oleh JMA Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, MTP
“Om, Sembah Sujud dihadapan Kaki Padma Shang Hyang Embang, sumber segala yang ada. Memuji keaguangan dan keesaannya yang cemerlang. Sujud kepada Rsi Valmiki”.
Ada sekitar 350 versi penulisan Ramayana (Mahabharata sekitar 1250 versi). Awalnya dikisahkan secara lisan dengan tembang (macapat), Kusa-Lava putra kembar Sri Rama-Sita. Kisah Ramayana yang diacu Ramayana Valmiki. Versi penulis masing-masing disesuaikan dengan situasi wilayah saat para mahawakiya berikutnya. Versi Indonesia, agak berbeda, jelas dengan tambahan “kebudayaan” Jawa.
“Siapapun yang membaca Ramayana akan terbebaskan dari karma buruk”.
“Siapapun yang menchantingkan Rama-Sita ya namah, diterima di Vaikunta”
“Siapapun membaca Ramayana dijaga oleh Sri Hanuman. Tidak akan terkena marabahaya dan bencana dalam radius 720 meter”. Sri Hanuman termasuk salah satu dari 8 Ciranjiwi, hidup abadi untuk menjaga para pemuja (bhakta) Sri Rama-Sita.
Dalam sebuah sukta Ramayana Valmiki (1.1.100, maaf kalau salah sebut) terdapat penjelasan mengenai apa manfaat membaca Ramayana, arti harfiahnya dalam bahasa Indonesia, disebutkan:
“Seorang brahmana yang mambaca Ramayana akan dapat menjelaskan ajaran Veda dengan sangat baik. Seorang Kesatriya yang mendalami Ramayana akan dapat memerintah dan memperluas wilayah serta dicintai rakyatnya karena berhasil membangun kemakmuran dan keadilan. Seorang waisya membaca Ramayana akan memperoleh kekayaan melimpah dan menjadi serta keamanan. seorang dermawan yang dihormati. Seorang Sudra yang membaca Ramayana menjadi Sempurna”.
Dalam bahasa sederhana, Ramayana adalah Veda itu sendiri. Bila setiap orang di rumahnya membaca Ramayana atau mencahtingkan “Om Sri Rama-Sita ya Namah”, maka akan terjadi irisan penjagaan Sri Hanuman antara satu pemuja dan pemuja lainnya yang berlapis-lapis. Dunia mencapai kedamaiannya.
Semua akan menuju ke dunia yang lebih baik dari Kaliyuga, Dwaparayuga, Tretayuga dan mencapau puncaknya Satyayuga/Kerthayuga. Untuk mencapai Dwaparayuga dibutuhkan waktu 4.315.000 tahun lagi termasuk masa transisi Kaliyuga-Dwaparayuga selama 600 tahun. Pada masa transisi ini, kesadaran manusia semakin membaik atas sifat kemuliaannya. Dari 25% meningkat menju 50% kesadaran mulia.
Jadi Kaliyuga baru diawal dan masih empat juta lebih tahun lagi. Masih banyak kesempatan membaca Ramayana. Rahayu.
*) Penulis: JMA Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, MTP menetap di Desa Pujungan, Pupuan, Tabanan. Mantan Dosen: PPS UHO, PPS STIE 66, Unsultra, STAH Bhatara Guru. Mantan pengurus PHDI Pusat dan Daerah. Pensiunan PNS-Pejabat Utama Provinsi, jabatan fungsional terakhir Widyaiswara Ahli Utama (IV/e). Mantan Bappeda (tiga jabatan), Karo (dua jabatan), Asisten (dua jabatan) dan berulangkali menjadi Plh. Sekda Provinsi. Alumi Faperta Unram (1984), Alumni S2-MPKD dan S3-Geografi Fisik UGM (1995, 2003). Mendalami Urban Planning di Roterdam, Belanda. Delegasi Indonesia di bidang Desentralisasi Fiskal di New Delhi dan Philipines, dibiayai WB.