Banner Bawah

Imigrasi Singaraja dan Pemkab Buleleng Gelar Sosialisasi Terpadu, Perkuat Ketahanan Desa Hadapi TPPO dan TPPM

Admin - atnews

2025-04-20
Bagikan :
Dokumentasi dari - Imigrasi Singaraja dan Pemkab Buleleng Gelar Sosialisasi Terpadu, Perkuat Ketahanan Desa Hadapi TPPO dan TPPM
Kepala Imigrasi Singaraja Hendra Setiawan (ist/Atnews)

Buleleng (Atnews) - Dalam upaya memperkuat sinergi pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Tindak Pidana Penempatan Pekerja Migran Indonesia Non-Prosedural (TPPM), Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng menyelenggarakan kegiatan sosialisasi, Rabu (16/4/2025).

Dalam sosialisasi tersebut   menghadirkan 129 
orang Kepala Desa/Perbekel se-Kabupaten Buleleng.
Kepala Kantor Imigrasi Singaraja, Hendra Setiawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa modus TPPO kini semakin kompleks dan seringkali tidak disadari oleh korban. 

“Kejahatan transnasional ini sudah menyusup hingga ke tengah masyarakat. Para korban sering tidak sadar bahwa mereka telah terjebak dalam 
jaringan perdagangan orang,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, Imigrasi Singaraja ingin memperkuat pemahaman para kepala desa sebagai garda terdepan dalam perlindungan masyarakat di desa-desa terhadap bahaya TPPO dan TPPM.

Materi pertama disampaikan oleh Nyoman Arsiani, perwakilan dari Dinas Tenaga 
Kerja Kabupaten Buleleng. Dirinya menekankan pentingnya pelindungan menyeluruh 
terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2017. 

“Pelindungan terhadap PMI tidak dimulai saat mereka berada di luar negeri, melainkan sejak proses pra-keberangkatan, selama bekerja, hingga mereka kembali ke tanah air,” jelasnya.

Sementara itu, Danny Yudha Pratama, Kasi Tikim Imigrasi Singaraja, memaparkan tiga langkah konkret Imigrasi dalam mencegah TPPO dan TPPM yakni melalui proses wawancara saat permohonan paspor, pemeriksaan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi 
sebelum keberangkatan, serta edukasi publik melalui berbagai media sosialisasi.

Yang membuat kegiatan ini semakin mengena, dua korban TPPO asal Buleleng turut hadir dan berbagi kisah nyata bagaimana mereka terjebak sindikat perdagangan orang di Myanmar. 

Cerita mereka menggugah dan membuka mata peserta akan pentingnya kewaspadaan dan deteksi dini terhadap potensi TPPO di tingkat desa.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung interaktif. Para Kepala Desa 
sangat antusias bertanya dan berbagi pengalaman, menunjukkan komitmen kuat untuk melindungi masyarakatnya dari ancaman perdagangan orang dan penempatan PMI non-prosedural. 

Dengan kegiatan ini, diharapkan semakin banyak pihak, terutama di tingkat desa, yang memahami bahaya TPPO dan TPPM serta mampu 
menjadi ujung tombak pencegahan di wilayah masing-masing. 

Disamping itu dengan hadirnya pengalaman nyata dari para korban dapat langsung mengena secara aktif kepada masyarakat. (WAN)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Koster Ingin Jajarannya Bekerja Cepat, Tepat dan Cermat

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas