Buleleng (Atnews) - Sekitar seratus massa dari DPC Partai Gerindra Buleleng yang mengenakan pakaian adat madia dengan diiringi kesenian bleganjur mendatangi Mapolres Buleleng pada pukul 10.20' wita di Jalan Pramuka No.1 Singaraja pada hari Jumat,(13/6/2025). Mereka datang keaparat penegak hukum ini, dipimpin Ketua DPC Partai Gerindra Buleleng Gede Harja Astawa,SH.M.H, didampingi Koordinator Lapangan(Korlap) Kadek Widiana yang lebih akrab di sapa Cawi.
Kedatangan massa Partai Gerindra dengan tertib ini, melaporkan pernyataan yang dianggap kontroversial dilontarkan Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, I Made Suryana. Kasus ini mencuat bermula dari Made Suryana yang terekam dalam sebuah acara di Wantilam Desa Baturiti pada tanggal 30 Mei 2025 dan viral di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, ia menyatakan tidak akan menandatangani permohonan bantuan masyarakat apalagi permohonan tersebut berasal dari pihak atau simpatisan yang berbau partai.
Kepada Wartawan, Gede Harja Astawa yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Bali menyebut pernyataan Perbekel Desa Baturiti tersebut dapat menjadi benih perpecahan bangsa apabila dibiarkan. Ini terjadi karena pernyataan Perbekel Desa Baturiti yang viral di media sosial.
"Setelah rapat, DPD dan DPC sepakat melaporkannya ke Polres Buleleng demi menjaga keutuhan bangsa. Karena kalau dibiarkan, potensi perpecahan akan terus meluas. Makanya kami menempuh jalur hukum dan laporan hari ini diterima di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu(SPKT) Polres Buleleng dan tengah diproses lebih lanjut," ujarnya.
Harja Astawa juga menegaskan, langkah ini bukan instruksi dari pusat, tapi kesepakatan DPC-DPC Gerindra se-Bali demi menjaga persatuan.
“Ini bukan instruksi, tapi kesepakatan dari bawah. Karena pernyataan Perbekel Desa Baturiti itu luar biasa arogansinya dan bernada intimidatif. Dan kami dari Gerindra jelas dirugikan. Jangan sampai nantinya masalah seperti ini dianggap sepele dan dapat diselesaikan hanya dengan materai Rp10.000.”
Selain Ketua DPC Partai Gerindra Buleleng Gede Harja Astawa, turut juga menyampaikan kekecewaannya, wakil rakyat yang kini duduk di DPRD Buleleng, yakni Kadek Widiana. “Dewan Pembina kami, Bapak Prabowo, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Wagub juga tengah bergandengan demi menjaga persatuan. Tapi kok tiba-tiba kepala desa bikin masalah seperti ini. Mudah-mudahan peristiwa serupa tidak terjadi lagi di tempat lain,"harapnya. Sebelumnya dihalaman depan Mapolres, Cawi dengan suara keras dihadapan massa mengatakan, pernyataan Kepala Desa Baturiti telah memecah belah persatuan. Kita laporkan dan menuntut agar mencopot yang bersangkutan.
Sementara itu, Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi,S.I.K M.H, menyatakan Polri siap melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat sesuai kewenangannya.
“Dari kepolisian siap menerima, melayani, melindungi, dan mengayomi sesuai tupoksinya demi menjaga harkamtibmas. Terkait laporan, ya tentu kami tindak lanjuti melalui proses penyelidikan. Setelah itu, kami asesment, kemudian mungkin nantinya diteruskan ke Polda Bali apabila memang kewenangannya di sana. Kami aparat kepolisian akan bekerja secara profesional, proporsional, prosudural,"ungkapnya.
Kapolres juga menyebut tengah menunggu barang bukti, seperti video pernyataan kepala desa, demi meneliti lebih rinci aspek pidana yang terjadi.
“Kalau memang pernyataan tersebut memenuhi unsur pidana, proses akan terus berjalan. Tapi saat ini kami masih menunggu dan meminta mungkin rekan-rekan dapat memberikan video pernyataan yang dimaksud," tambahya. Tampak juga ikut menyertai massa yang turun ke Mapolres adalah politisi senior partai Gerindra yang saat ini sebagai anggota DPRD Buleleng yakni Gede Suradnya dan Luh Marleni.(WAN)