Janger Klasik Gaya Cebaang Serongga Gianyar Berjaya Tahun 60-an Bangkit Kembali
Admin - atnews
2025-06-27
Bagikan :
Janger Klasik Gaya Cebaang Serongga Gianyar (ist/Atnews)
Denpasar (Atnews) - Tampil dengan gaya khas; Janger Sekaa Teruna Satya Bhuana Banjar Cebaang yang tergabung dalam SANGGAR GUNA ARSA Banjar Cebaang Desa Serongga Gianyar, berhasil memukau pencinta seni yang memenuhi Kalangan Ayodya Taman Budaya Denpasar dengan kapasitas ribuan tempat duduk.
Janger adalah suatu kesenian tari pergaulan yang dibawakan sekitar 28 penari berpasangan terdiri atas kelompok putri dan putra. Mereka menari sambil menyanyikan lagu janger secara bersama-sama, dengan melantunkan nyanyian dengan karakter kerakyatan yang saling bersahutan.
Di era 1960-an di Banjar Cebaang Desa Serongga Kabupaten Gianyar telah berdiri kesenian janger. Pada jamannya, janger Cebaang cukup dikenal dan biasa pentas di desa-desa di Kabupaten Gianyar serta beberapa desa lain luar wilayah Kabupaten Gianyar, setara dengan Sekaa-sekaa Janger saat ini.
Seperti dituturkan oleh Pembina/ Penata iringan Janger, Ida Bagus Agung Purnama, S.S.Kar sekaligus Ketua Sanggar kepada Atnews, di belakang panggung mengungkapkan, bahwasanya kejayaan Janger Cebaang yang saat itu diiringi Gamelan Geguntangan, terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: Tarian Janger dan Drama, dengan pemeran punakawan tunggal yang diberi nama "I KUNCUNG".
Seiring perkembangan jaman, kata Ida Bagus Agung Purnama yang didampingi Ketua Sekaa Teruna Satya Bhuana Banjar Cebaang, Ratapsing, Janger Cebaang sempat jeda lama, dan tahun ini Janger Cebaang kembali dibangkitkan lagi oleh Sekaa Teruna Satya Bhuana Banjar Cebaang yang tergabung dalam SANGGAR GUNA ARSA Banjar Cebaang Desa Serongga Gianyar, dengan niat mengembalikan kejayaan Janger Cebaang seperti di era tahun 60-an.
Kali ini janger cebaang dengan pembina/ penata Gending dan Tari Janger, Ida Ayu Agung Yuliaswsthi Manuaba, dengan Penata Iringan Drama, I Made Arta Kesuma, S.Sn. serta Penata Drama dan Lakon, I Wayan Sira, S.Sn. , pentas dengan iringan barungan Gamelan Semar Pegulingan. Kendati demikian, namun penyajian tari dan gending-gending jangernya masih tetap menampilkan "JANGER KLASIK GAYA CEBAANG, SERONGGA - GIANYAR di tahun 60-an, yang disajikan menjadi dua bagian yaitu: Tarian Janger secara utuh dan Drama dengan judul "ARJUNA TAPA".
Dikisahkan, Arjuna ditugaskan oleh raja Yudistira untuk bertapa di Gunung Indra Kila dengan tujuan mohon anugrah dari Dewata. Berbagai cobaan dan godaan dialami Arjuna, termasuk godaan dari para Bidadari cantik-pun tidak dapat menggoyahkan tapa Arjuna, hingga para Bidadari kembali ke Kahyangan. Selanjutnya datanglah Momosimuka Patih Raksasa Watekwaca untuk menggagalkan tapa Sang Arjuna.
Dengan kesaktiannya, Mokosimuka berhasil menghancurkan tempat Arjuna bertapa, dan perang pun terjadi. Pada sebuah budikan busur, Arjuna berhasil memanah leher Momosimuka sampai mati. Namun disaat bersamaan datanglah Satria Kirata mengaku bahwa panah itu adalah miliknya. Perang mulut terjadi antara Arjuna dan Satria Kirata dan berlanjut ke perang tanding adu kesaktian. Pada akhirnya Arjuna terdesak dan mengaku kalah. Pada saat itu Satria Kirata berubah menjadi Dewa Siwa, seraya memuji keteguhan tapa Arjuna. Atas semua itu akhirnya Dewa Siwa menganugrahi Arjuna senjata sakti yang bernama "PASOPATI".
Sampai akhir pertunjukan para penonton yang memenuhi Kalangan Ayodya tampak tidak bergeming dari tempat duduk, karena juga mendapat suguhan lawak para punakawan yang mampu mengocok perut. Pada kesempatan ini juga hadir pada tokoh setempat, seperti: Kelian Br. Cebaang: I Made Juwita (Selaku Penasehat), Bendesa Adat Desa Serongga, Pande Made Sudarsana (Selaku Pelindung/ Pengayom) serta utusan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar selaku penanggung jawab.
Sementara di Panggung Terbuka Ardha Candra, menampilkan Utsawa (Parade) Gong Kebyar Anak-Anak Sekaa Gong Rare Bandeang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, Duta Kota Denpasar serta Sanggar Seni Manik Utara, Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng sebagai pendamping. Penampilannya juga mendapat apresiasi luar biasa para penonton: sayangnya di tengah-tengah pertunjukan tiba-tiba hujan mengguyur yang sempat membuyarkan pertunjukan.
Sedangkan besok mulai pkl.14.00 Wita, areal Taman Budaya serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-47, menyuguhkan lomba Taman Penasar Sanggar Seni Widya Citta Dura Kabupaten Karangasem. Mulai pkl.17.00 Wita pagelaran Tari Topeng Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kab. Sumenep Provonsi Jatim.
Pada jam yang sama di Gedung Ksirarnawa pagelaran Tari Klasik Gaya Tabanan dari Sekaa Palegongan Klasik Andir Usana Budaya Desa Tista Kec. Kerambitan Kab. Tabanan. Pada pkl.20.00 Wita pagelaran Drama Tari Topeng Kesenian Topeng Gases Bali Banjar Lantang Bejuh, Desa Adat Sesetan Kec. Densel Duta Kota Denpasar. Pada jam yg sama di Panggung Terbuka Ardha Candra, tampil lomba Balaganjur Remaja Sekaa Gong Gita Jaya Semara. Komunitas Seni Jong Gembyong Desa Adat Pangsan Kec. Petang Duta Kab. Badung. Sanggar Seni Tari dan Tabuh Jelung Kumara Pemuteran Br. Dinas Sendang Lapang Desa Pemuteran Kec. Grokgak Duta Kab. Buleleng serta Sekaa Gong Abinaya Desa Batannyuh Kec. Marga Duta Kab. Tabanan. Selamat menyaksikan. (IBM).