Banner Bawah

Mengapa Indonesia Kalah dari Malaysia dalam Jumlah Wisatawan Mancanegara?

Admin - atnews

2025-09-22
Bagikan :
Dokumentasi dari - Mengapa Indonesia Kalah dari Malaysia dalam Jumlah Wisatawan Mancanegara?
Dr. Juliana dan Irawan Yuswono (ist/Atnews)

Oleh Dr. Juliana, S.E., M.M., CPHCM, CMSP, CHRM dan Irawan Yuswono, S.M., M.M. 
 
Indonesia, “Sleeping Giant” Pariwisata Dunia
Indonesia sering dijuluki sebagai the sleeping giant of tourism karena memiliki potensi wisata luar biasa besar yang belum sepenuhnya tergarap. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, pantai memukau, gunung megah, dan warisan budaya ratusan suku bangsa, Indonesia seharusnya mampu menjadi destinasi nomor satu dunia.

Namun, faktanya, sebelum pandemi COVID-19, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya 16,1 juta, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 26,1 juta.

Malaysia Unggul, Indonesia Tertinggal
Data menunjukkan pariwisata Malaysia mampu menyumbang lebih dari 13% PDB nasional, sementara Indonesia baru 5–6%. Bali memang menjadi magnet utama Indonesia, tetapi Malaysia menawarkan destinasi beragam mulai dari Kuala Lumpur, Penang, hingga Langkawi. Strategi promosi agresif, akses mudah, dan target jelas membuat Malaysia unggul jauh dibanding Indonesia.

KLIA vs Bandara Indonesia
Keunggulan Malaysia terletak pada Kuala Lumpur International Airport (KLIA) sebagai hub internasional dengan ratusan penerbangan langsung dari berbagai negara. Sebaliknya, Indonesia masih bergantung pada Bali dan Jakarta. Wisatawan yang ingin ke destinasi lain seperti Raja Ampat atau Danau Toba harus transit panjang, membuat perjalanan melelahkan. Infrastruktur jalan, kereta, dan pelabuhan juga belum sepenuhnya mendukung sektor wisata.

“Malaysia Truly Asia” vs “Wonderful Indonesia”
Slogan “Malaysia Truly Asia” sejak 1999 terbukti sukses melekat di benak wisatawan global berkat kampanye digital masif dan kerja sama internasional. Indonesia dengan “Wonderful Indonesia” memang dikenal, tetapi kampanyenya belum seagresif Malaysia. Anggaran promosi pariwisata Indonesia juga jauh lebih kecil, sehingga citra global belum konsisten.

Malaysia Lebih Ramah Turis
Malaysia memberikan bebas visa bagi lebih dari 160 negara dengan proses imigrasi cepat. Indonesia sudah punya Visa on Arrival dan bebas visa terbatas, tetapi wisatawan sering mengeluhkan antrean panjang serta biaya visa yang lebih mahal. Faktor administratif sederhana ini ternyata sangat menentukan daya tarik destinasi.

Malaysia Menang Jarak Dekat
Malaysia sukses mengembangkan berbagai destinasi: Kuala Lumpur untuk belanja, Penang untuk heritage, Langkawi untuk pantai, dan Melaka untuk sejarah. Semua mudah dijangkau dengan jarak dekat. Indonesia punya kekayaan destinasi dari Sabang sampai Merauke, tetapi wisatawan internasional lebih banyak mengenal Bali. Program “10 Bali Baru” berjalan lambat karena infrastruktur dan promosi kurang maksimal.

Malaysia Lebih Konsisten
Malaysia dipersepsikan lebih ramah dengan transportasi modern, akomodasi bersih, dan standar layanan yang konsisten. Harga wisata pun kompetitif. Indonesia unggul dalam keramahan masyarakat lokal, tetapi masih menghadapi masalah pungutan liar, kebersihan yang tidak merata, dan tarif transportasi tidak transparan.

Bali vs Langkawi: Siapa Lebih Unggul?
Bali memang destinasi kelas dunia, tetapi Langkawi memberikan pelajaran penting. Dengan promosi konsisten, zona wisata khusus, dan konektivitas langsung, Langkawi mampu menarik wisatawan secara efektif. Bali menghadapi tantangan overtourism, kemacetan, dan sampah. Hal ini membuktikan bahwa manajemen destinasi sama pentingnya dengan promosi.

Mengapa Indonesia Kalah? Ini Jawabannya
Potensi besar tidak otomatis membuat Indonesia unggul. Malaysia menunjukkan bahwa pariwisata butuh strategi, investasi serius, dan konsistensi. Indonesia masih terjebak dalam retorika pembangunan, sementara implementasi berjalan lambat. Koordinasi antar kementerian tumpang tindih, proyek destinasi super prioritas tak kunjung selesai, dan pelibatan masyarakat lokal belum maksimal.

Solusi Konkret agar Indonesia Bisa Menyalip Malaysia
Untuk mengejar ketertinggalan, ada enam langkah strategis yang harus dilakukan Indonesia:
1. Perkuat konektivitas global dengan penerbangan langsung ke Danau Toba, Labuan Bajo, dan Manado.
2. Promosi agresif dan konsisten lewat digital marketing, influencer global, dan pameran internasional.
3. Permudah regulasi dengan memperluas bebas visa dan mempercepat layanan imigrasi.
4. Diversifikasi destinasi agar wisatawan tak hanya menumpuk di Bali.
5. Tingkatkan kualitas layanan melalui standar kebersihan, keamanan, dan pelatihan Sumber daya manusia.
6. Bangun citra pariwisata berkelanjutan dengan ekowisata, budaya, dan desa wisata.
Siapkah Indonesia Belajar dari Malaysia?
Indonesia tidak kekurangan daya tarik wisata, tetapi masih lemah dalam daya saing. Malaysia telah membuktikan bahwa strategi, konsistensi, dan kualitas pengelolaan adalah kunci sukses pariwisata. Jika pemerintah, industri, dan masyarakat mampu bersinergi, Indonesia bukan hanya bisa menyusul Malaysia, tetapi juga menjadi destinasi unggulan dunia. Pertanyaannya: apakah kita siap belajar dari Malaysia dan bergerak lebih cepat?

*) Dr. Juliana, S.E., M.M., CPHCM, CMSP, CHRM, akademisi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) dan Irawan Yuswono, S.M., M.M., pengamat dari STIE Totalwin Semarang
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Lusia Ineke: Perjuangkan Perempuan dan Anak demi Masa Depan

Terpopuler

Jusuf Kalla Minta Mahasiswa Jangan Berpikir Kerja di Pemerintahan

Jusuf Kalla Minta Mahasiswa Jangan Berpikir Kerja di Pemerintahan

Elit Menari di Atas Tubuh Rakyat; Pertunjukan Duka Demokrasi

Elit Menari di Atas Tubuh Rakyat; Pertunjukan Duka Demokrasi

POM MIGO KAORI

POM MIGO KAORI

Bali Banjir, Presiden Prabowo Sampaikan Duka Cita, Instruksikan Kepala BNPB Bertindak Cepat

Bali Banjir, Presiden Prabowo Sampaikan Duka Cita, Instruksikan Kepala BNPB Bertindak Cepat

Banjir, Ketika Tukad Meluap, Kepedulian Mengalir: Bali Mulai Pulih

Banjir, Ketika Tukad Meluap, Kepedulian Mengalir: Bali Mulai Pulih

Jaksa Agung Kaget Minimnya Perkara Korupsi yang Ditangani Kejati Bali

Jaksa Agung Kaget Minimnya Perkara Korupsi yang Ditangani Kejati Bali