Oleh dr. Ni Putu Sri Indrani Remitha, S.Ked
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegpty. Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan terjadi pada 3-6 milyar orang yang hidup di area endemik dengue. Infeksi DBD ini diperkirakan terdapat 390 juta kejadian infeksi yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia, (Nugraheni, 2023).
Gejala DBD dibedakan menjadi 3 fase yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Infeksi DBD pada hari pertama menunjukkan gejala seperti demam yang tidak spesifik pada sebagian besar pasien seperti sakit kepala, mual, nyeri abdomen, muntah, lemas, dan kadang-kadang muncul kemerahan kulit. Gejala pendarahan sering ditemukan terjadi pada kasus DBD adalah bintik kemerahan, kemudian perdarahan hidung (mimisan), pendarahan gusi, muntah darah, tinja berdarah, perdarahan melalui vagina yang menyerupai menstruasi.
Fase kritis Adalah fase lanjutan dari fase demam. Pasien pada fase kritis akan mengalami demam yang turun, namun dapat terjadi tanda bahaya sehingga perlu mendapat perhatian khusus.
Tanda bahaya DBD yang membutuhkan penanganan medis segera meliputi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, lemas hingga penurunan kesadaran, napas cepat atau sesak napas, kulit pucat, dingin, dan basah.
Tanda-tanda ini dapat dikenali dengan singkatan PELANA yaitu:
1. Perdarahan dan Perut terasa nyeri yang hebat
2. Lemas dan kesadaran menurun
3. Napas sesak dan cepat
Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan melakukan 3M Plus yang merupakan singkatan dari kegiatan:
1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup rapat wadah air
3. Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air, ditambah kegiatan tambahan (plus) lainnya yang bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dan gigitan nyamuk, seperti memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu dan obat nyamuk. (*)