Jakarta (Atnews) – Organisasi masyarakat Saya Indonesia memberikan tanggapan atas dinamika Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, September 2025. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya pada Jumat (26/9), menyinggung sekaligus mengapresiasi pidato Presiden RI Prabowo Subianto yang disampaikan di podium yang sama tiga hari sebelumnya.
Netanyahu, yang berbicara di hari keempat sesi debat umum, menyebut ia mencatat “kata-kata penuh semangat” dari Presiden Prabowo. Ia menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki pengaruh besar dalam percaturan internasional.
Menurut Netanyahu, pidato Prabowo menjadi sinyal bahwa negara-negara muslim dan Arab yang berpikiran maju dapat bekerja sama dengan Israel. Ia menambahkan, Israel siap membuka akses teknologi mutakhir, mulai dari kedokteran, sains, pertanian, air, pertahanan, hingga artificial intelligence (AI). Netanyahu juga menyatakan keyakinannya bahwa dalam beberapa tahun ke depan Timur Tengah akan terlihat berbeda: “mereka yang hari ini melawan Israel tidak akan lagi esok hari.”
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam pidatonya pada Selasa (23/9) menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai jalan paling adil untuk mengakhiri konflik Palestina–Israel. Prabowo menekankan, pengakuan Indonesia terhadap Israel hanya mungkin jika Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, juga menegaskan posisi Indonesia: “Visi apapun terkait Israel harus dimulai dari pengakuan atas Palestina. Indonesia tidak akan mengubah posisinya selama hak rakyat Palestina untuk merdeka belum diakui. Ini adalah amanat konstitusi kita, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.”
Sedangkan, Ketua Umum Saya Indonesia Kumar Abhishek juga menanggapi sikap PM Israel Benjamin Netanyahu di PBB.
Perbedaan pandangan antara Israel dan dunia internasional soal solusi dua negara menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian masih panjang. Namun, pihaknya percaya jalan dialog harus tetap terbuka, karena hanya melalui pengakuan hak dan penghormatan martabat masing-masing bangsa, perdamaian sejati bisa dicapai.
“Kami mencatat apresiasi yang diberikan PM Israel kepada Presiden Prabowo Subianto. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa diplomasi Indonesia diperhitungkan di dunia internasional. Saya Indonesia mendukung penuh sikap Presiden Prabowo yang konsisten menyerukan perdamaian,” ungkap Kumar.
Menurutnya, Pancasila Sebagai Pedoman. “Indonesia memiliki Pancasila sebagai pedoman dasar dalam berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila—Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial—adalah fondasi moral kita dalam melihat persoalan dunia. Ketuhanan mengajarkan kita menghormati semua keyakinan, Kemanusiaan yang adil dan beradab menuntut kita membela hak setiap bangsa untuk hidup damai, Persatuan menegaskan bahwa kedamaian lahir dari solidaritas, Kerakyatan mengajak semua pihak menyelesaikan masalah melalui musyawarah, Keadilan sosial menuntut kita memperjuangkan keadilan yang merata, tanpa penindasan.
,Inilah pedoman Indonesia, dan inilah juga yang kami di Saya Indonesia junjung tinggi, “ tegasnya.
Perdamaian tidak boleh dibangun di atas penderitaan satu pihak. Israel maupun Palestina perlu kembali ke meja dialog, mencari titik temu yang adil, dan menghentikan lingkaran kekerasan. Kami mengajak seluruh umat manusia untuk mengingat bahwa kita semua adalah makhluk bumi, yang memiliki tanggung jawab yang sama: menjaga kehidupan, persaudaraan, dan perdamaian.
Pesan untuk Bangsa Indonesia. “Kami menyerukan kepada masyarakat Indonesia untuk tetap teguh pada nasionalisme, nilai-nilai Pancasila, serta solidaritas kemanusiaan. Mari kita dukung diplomasi Indonesia agar terus menjadi suara moral dunia dalam memperjuangkan perdamaian,” pungkasnya. (GAB/ART/001)