Banner Bawah

Dr. Wididana: Pertanian, Pilar Stabilitas Bangsa

Admin - atnews

2025-10-02
Bagikan :
Dokumentasi dari - Dr. Wididana: Pertanian, Pilar Stabilitas Bangsa
Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana (ist/Atnews)

Denpasar (Atnews) - Pertanian tidak hanya menjadi sumber bahan makanan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas budaya, sosial, politik, dan ekonomi bangsa. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Songgolangit Persada (SLP), Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Agr, dalam kuliah umum yang digelar di Auditorium Ganesha, Universitas Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar.

“Pertanian itu bukan cuma soal makan. Ia menyangkut bahan makanan, kecantikan, kesehatan, bahkan stabilitas negara. Coba bayangkan, kalau harga beras naik drastis, presiden bisa jatuh,” tegas Wididana di hadapan ratusan mahasiswa.

Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan alam tropis, kepulauan yang kaya, sumber daya manusia yang besar, serta budaya pertanian yang kuat. Namun, potensi tersebut belum diiringi dengan kemampuan inovatif yang mumpuni.

“Kita ini bangsa yang kreatif. Buktinya? Dari satu bahan saja—beras—bisa jadi nasi, bubur, tupat, lontong, hingga entil. Tapi apakah ini sudah menjadi inovasi? Belum. Karena belum bisa dijual, belum terstruktur, tidak ada sistematika maupun kurikulum pendukung,” jelasnya di Auditorium Ganesha dan mengangkat tema “Pertanian Berkelanjutan: Inovasi, Tantangan, dan Peluang di Era Modern.”

Wididana menyayangkan kurangnya keberanian, sempitnya wawasan, serta mentalitas instan yang masih menjadi tantangan besar dalam dunia pertanian Indonesia. “Begitu gagal tanam cabai, langsung bilang ‘kelebihan hujan’. Kalau berhasil, bilang ‘karena kemarau’. Tidak ada proses inovasi di situ. Tidak fokus, tidak tuntas,” kritiknya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Alumnus Universitas Udayana dan University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang ini menekankan pentingnya menjadikan pertanian sebagai industri. Menurutnya, industri pertanian adalah gabungan antara manajemen yang baik dan teknologi modern.
“Seperti Jepang, dari satu produk bisa dikembangkan menjadi puluhan turunan. Contohnya kelapa sawit—bukan hanya minyak, tapi juga vitamin E, asam lemak, omega-3, dan lain-lain. Kita masih berhenti di satu titik. Itulah bedanya inovasi,” tambahnya.

Ia juga menyoroti pentingnya membangun sumber daya manusia yang tidak hanya bekerja dengan otak, tapi juga dengan hati. Menurutnya, pekerjaan yang dijalani dengan hati akan membuka talenta baru dan membentuk karakter unggul.

“Orang bekerja bisa karena uang, bisa juga karena jabatan. Tapi yang terbaik adalah mereka yang bekerja karena panggilan hidup. Inilah mindset yang harus dibangun. Kalau kita melihat sampah sebagai masalah, ya dia akan jadi masalah. Tapi kalau kita lihat sebagai pupuk, maka jadi solusi. Semua tergantung mindset,” tegasnya.

Wididana mengajak generasi muda untuk tidak lagi melihat pertanian sebagai pekerjaan kelas dua, tetapi sebagai lahan bisnis kreatif yang menjanjikan.
“Pertanian harus kita lihat sebagai industri masa depan. Dengan dukungan teknologi dan manajemen yang kuat, kita bisa menghasilkan produk yang unik, dibutuhkan pasar, dan memberikan kebanggaan serta keuntungan. Itulah esensi inovasi,” tutupnya. (Z/001)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Pariwisata Program Unggulan Badung

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Sapi, Simbol Sakral Umat Hindu, Wajib Hukumnya Melindungi

Sapi, Simbol Sakral Umat Hindu, Wajib Hukumnya Melindungi