Banner Bawah

Blackout Bandara Ngurah Rai di Tengah Trafic Pesawat yang Tinggi, Tantangan Angkasa Pura Lebih Berbenah

Admin - atnews

2025-10-11
Bagikan :
Dokumentasi dari - Blackout Bandara Ngurah Rai di Tengah Trafic Pesawat yang Tinggi, Tantangan Angkasa Pura Lebih Berbenah
Blackout Bandara Ngurah Rai (ist/Atnews)

Denpasar (Atnews) - Ekonom Jro Gde Sudibya yang juga Pengamat Kebijakan Publik mengatakan, blackout selama satu jam lebih di Bandara Ngurah Rai, Jumat, 10 Oktober 2025.

Diharapkan Managemen Angkasa Pura Dua harus terus berbenah. Pertanyaan yang mengganjal kenapa stand by genset tidak otomatis bekerja, dalam industri jasa penerbangan dengan risiko tinggi keselamatan. 

"Air traffic control sudah tentu sempat mengalami kekacauan, di tengah trafic pesawat yang tinggi," kata Sudibya di Denpasar, Sabtu (11/10).

Menurutnya, "Opportunity cost" yang tinggi, akibat penundaan pesawat yang "landing" dan "take off", kerugian yang dialami penumpang yang harus merubah jadwal kerjanya.

Pada Tahun 2024, wisman berkunjung ke Bali 6,4 juta orang, wisatawan domestik melintas 22 juta orang (yang sebagian menggunakan pesawat). 

Traffic yang sibuk, sudah semestinya Perum Angkasa Pura menyusun manajemen krisis dengan berbagai skenario, termasuk skenario terburuk, worse case skenario".

Dengan tingkat keuntungan tinggi di Bandara Ngurah Rai, semestinya Perum Angkasa Pura punya dana kas yang cukup (eduquate finansial mananegent) dalam mengantisipasi kemungkinan risiko krisis.

Bandara adalah "pelataran" terdepan negeri, citra bangsa dipertaruhkan, sudah semestinya Bandara dikelola oleh orang-orang profesional yang teruji, jauh dari cawe-cawe "politicking" dalam penempatan Direksi dan proses pengadaan logistik serta pengembangan sistem manajemen Bandara yang up to date.

Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Badung, Wayan Puspa Negara menegaskan
Bandara Ngurah Rai perlu mitigasi kelistrikan, sehingga sangat tidak elok dan parah sebagai Bandara Internasional mengalami black out yang dapat menurunkan citra pariwisata Bali. 

Menurutnya, kejadian  ini adalah black out yang kedua, pada tahun 2025, setelah black out Bali pertama kali terjadi, pada 2 Mei 2025 lalu. Hal tersebut, tentunya berdampak pada bandara, khususnya telah  menganggu jadwal penerbangan, yang menunjukkan kurang adanya mitigasi kelistrikan. 

"Dimana-mana Bandara International tidak ada cerita mati listrik lebih dari sejam, bahwa S.O.P.  mitigasi harus sudah ready, karena Airport adalah  obyek vital," kata Puspa Negara. 

Lebih lanjut, Puspa Negara menyebutkan mati listrik dalam durasi yang lama  berpotensi pada gangguan pelayanan, baik pada  system digitalisasi.maupun berpotensi ancaman sabotase, penyelundupan hingga teroris yang membahayakan.

"Semoga tidak terjadi, meskipun saya percaya bahwa Bandara Ngurah Rai memiliki daya dukung keamanan yg sangat baik, karena adanya sarana prasarana keamanan yang baik, seperti Polres Bandara, Bea cukai, Imigrasi dan security  yang profesional," tegasnya. 

Meski demikian, Puspa Negara juga mempertanyakan sekelas Airport International bisa mati listrik dan mengingatkanpihak pengelola bandara semestinya mempunyai genset, yang sekian detik bisa hidup, sehingga   perlu ada introspeksi, koreksi dan evaluasi. 

Patut diketahui, bahwa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengalami gangguan listrik yang menyebabkan padam listrik (blackout), Jumat, 10 Oktober 2025 pukul 18.13 WITA dan berlangsung selama lebih dari satu jam.

Aliran listrik diketahui kembali normal, pada pukul  19.18 WITA, setelah Tim Teknis melakukan penelusuran dan penanganan.

Atas peristiwa tersebut, beberapa layanan penumpang mengalami penyesuaian, yakni proses check in untuk beberapa saat dilakukan secara manual. 

"Saya amat mendukung Management Bandara Ngurah Rai untuk selalu firm dalam performa yang baik, saat pelayanan dan pergerakan penumpang selaku meningkat tiap tahun," paparnya. 

Pada tahun 2025 ini, lanjutnya Bandara Ngurah Rai melayani penumpang dengan jumlah yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, terutama pada bulan-bulan puncak liburan, seperti Juli dan Agustus. 

Bandara Ngurah Rai melayani total sekitar 7,24 juta penumpang pada Januari-April 2025, 11,4 juta penumpang pada semester pertama, dan 2,3 juta pada Agustus 2025. Sebagian besar penumpang adalah internasional sekitar 63 persen dengan rute tujuan tersibuk, seperti Singapura, Kuala Lumpur dan Melbourne.

Untuk itu, Management Bandara segera melakukan evaluasi atas sistem kelistrikan dan Sumber Daya Manusia (SDM). 

Kepada Management Bandara Ngurah Rai, Puspa Negara berharap meningkatkan sense of belonging & responsibility, karena kejadian ini berpotensi menurunkan citra pariwisata Bali. 

"Disisi lain, negara-negara  pesaing kita terus berupaya meningkatkan fasilitas, pelayanan bandara  untuk selalu upgrade tentang keamanan dan kenyamanan," pungkasnya. 

Sedangkan, Manajemen Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para pengguna jasa, stakeholder bandara, dan seluruh masyarakat atas peristiwa pemadaman (blackout) listrik yang terjadi di area bandara pada Jumat, 10 Oktober 2025 pukul 18.13 WITA hingga pukul 19.18 WITA.

Saat terjadi pemadaman, tim teknis segera melakukan penelusuran dan berupaya melakukan penanganan langkah-langkah untuk memastikan keselamatan, keamanan dan kelancaran layanan di seluruh area bandara.

Akibat peristiwa tersebut, terdapat 74 penerbangan terganggu yang harus mengalami penyesuaian jadwal keberangkatan serta kedatangannya, yakni 42 penerbangan internasional dan 32 penerbangan rute domestik. 

"Saat pengaturan lalu lintas penerbangan, kami juga mencatat adanya 8 pesawat yang holding di udara selama adanya gangguan listrik," kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab.

Meski sempat mengalami keterlambatan, manajemen memastikan seluruh penumpang dan penerbangan terjadwal pada Jumat (10/10) telah berhasil diberangkatkan hingga Sabtu (11/10) dini hari tadi.  

Demikian pula dengan jadwal kedatangan dapat terlayani pasca aliran listrik kembali normal. Berdasarkan catatan operasional, penerbangan terakhir yang berangkat adalah penerbangan Garuda Indonesia (GIA 870) tujuan Incheon yang lepas landas pada pukul 02.16 WITA.

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab mengatakan hasil monitoring pihaknya pada Sabtu (11/10) pagi hingga sore ini menunjukkan seluruh aktivitas penerbangan, pelayanan penumpang, serta arus kendaraan pengantar dan penjemput berjalan normal dan lancar.

Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak terkait yang telah mendukung penanganan operasional di bandara serta menegaskan komitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan terus berupaya meningkatkan keandalan fasilitas guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (GAB/001)

Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Tak Ada Niat Hapus Sejarah, Koster Tegaskan Komitmen Perkuat LPD

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Undangan

Undangan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Sapi, Simbol Sakral Umat Hindu, Wajib Hukumnya Melindungi

Sapi, Simbol Sakral Umat Hindu, Wajib Hukumnya Melindungi