Oleh Jro Gde Sudibya
Tantangan untuk merevitalisasi kota Singaraja pada khususnya Buleleng pada umumnya. Perlu kajian lebih mendalam keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki Buleleng oleh sebut saja Undiksha dengan dukungan penuh Pemda Buleleng.
Membuka lembaran baru Buleleng ke depan dengan optimisme baru, tidak lagi "menyesali" masa lalu yang tidak mungkin kembali.
Pemimpin sekarang harus cerdas mengidentifikasi potensi dan tantangannya stelah itu eksekusi,,agar pembangunan menjadi merata, sehingga pulaunya tidak oleng ke selatan, misal segera infrastruktur dituntaskan dan roll model transportasi segera digarap, biar tidak krodit ,pendahulu kita sudah menciptakan tinggal kita merawat dengan hati
Bukan karakter orang Den Bukit untuk hanyut dengan kesedihan dalam "lautan" penyesalan. Jargon "Jengah Buleleng",ekspresi dari manusia-manusia penuh optimisme untuk menciptakan masa depan.
Langkah pertama sudah diajukan oleh dr.Sutjidra sebagai Bupati Buleleng dengan program inovatif, melakukan revitalisasi terhadap 3 tempat yang menyejarah: Titik Nol Kota Singaraja, Pelabuhan Buleleng di Pabean dan Pantai Lovina (legazy, peninggalan sastrawan ternama AA Pandji Tisna).
Terobosan kepemimpinan cerdas dan visioner, yang diharapkan menjadi pengungkit kesadaran baru masyarakat Den Bukit untuk bangkit kembali tegak dengan rasa percaya diri, dan diharapkan menjadi mesin pertumbuhan (engine of growth) perekonomian Buleleng.
Modernitas Buleleng yang ramah lingkungan, ramah budaya dan membawa pesan keadilan ekonomi. Cetak Biru, Peta Jalan bagi Buleleng yang Berkemajuan, dengan sebut saja "menguak takdir" 3 kawasan bersejarah tsb.di atas, mesti disusun oleh Pemda Buleleng dengan partisipasi luas masyarakat.
Keunggulan kultural Den Bukit mesti digali kembali, untuk memperluas horizontal pemikiran dalam menciptakan masa depan.
Kemudian dibumikan (down to earth), dalam kisi-kisi keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki Buleleng, didukung program aksi sebagai langkah bersama masyarakat. Semoga Semesta Mendukung (baca jejer kemiri Bukit dari Bantiran sampai Tejakula).
*) Jro Gde Sudibya, pengamat ekonomi dan kecenderungan masa depan, bermukim di Desa Tajun, Den Bukit, Bali Utara.