Ancaman Krisis Iklim, Transformasi India Tata Ulang Transportasi Publik
Admin - atnews
2025-10-24
Bagikan :
Acara Voices of Tomorrow: Environmental Journalism (ist/Atnews)
Jakarta (Atnews) - Acara Voices of Tomorrow: Environmental Journalism pada Session 8 digelar Kedutaan Besar India di Jakarta dan India News Desk dengan dukungan Ministry of External Affairs, Government of India.
Sesi ini merupakan kesempatan berharga bagi jurnalis muda untuk belajar dan terlibat langsung dengan mentor internasional yang berpengalaman, membahas analisis isu dan berita, strategi peliputan, dan teknik wawancara.
Dengan menghadirkan oleh Executive Director CSE Anumita Roychowdhury dan Environmental Senior Journalist Harry Surjadi pada Sabtu (18/10).
Ancaman krisis iklim dan kualitas udara yang terus memburuk. Untuk itu India memilih jalan cepat. Negara itu memutuskan melewati tahap Euro 5 dan langsung menerapkan standar emisi Euro 6 (Bharat Stage VI) mulai April 2020, setelah sebelumnya menggunakan Euro 4 (Bharat Stage IV) secara nasional pada 2017.
Kebijakan publik itu diambil sebagai komitmen untuk memastikan udara bersih jadi hak publik, bukan kemewahan kota besar.
Direktur Eksekutif Centre for Science and Environment (CSE), Anumita Roychowdhury, menggambarkan bagaimana kebijakan publik bisa mendorong transformasi besar dalam waktu singkat.
Namun India menata ulang sistem transportasi massal agar netral karbon, selain mendorong kendaraan listrik pribadi
Bahkan kendaraan baru di ibu kota India itu kini bertenaga listrik sekitar 12 persen.
Anumita pun mengungkapkan pemerintah India pun strategi dalam menekan harga bus listrik.
Dengan menggabungkan permintaan dari berbagai kota dalam satu proses pembelian. Skema itu dalam menciptakan efisiensi besar, hal itu berdampak pada harga bus listrik bahkan bisa lebih murah dari bus diesel.
Negara bagian seperti Gujarat bahkan menambah pendanaan untuk menjaga keberlanjutan operasional bus listrik di wilayahnya.
India juga mengintegrasikan elektrifikasi transportasi dengan perencanaan tata kota. Sekitar 60 persen wilayah urban Delhi kini berada dalam radius 15 menit berjalan kaki dari stasiun metro. Artinya, 80 persen warga tinggal di sekitar 400 meter dari akses transportasi publik.
Sementara itu, Jurnalis lingkungan Indonesia Harry Surjadi mengaku dalam pengalaman lebih dari 30 tahun dalam pelaporan lingkungan,
Harry menekankan bahwa perubahan tidak akan berarti jika publik tidak tahu apa yang sedang diputuskan atas nama mereka.
“Saya mendefinisikan jurnalisme lingkungan sebagai tulisan yang bertujuan, dirancang untuk menyajikan data yang valid dan akurat kepada publik sebagai dasar partisipasi yang terinformasi dalam proses pengambilan keputusan tentang isu-isu lingkungan,” ujarnya, mengutip Michael Frome dalam bukunya Green Ink. (Z/001)