Jakarta (Atnews) - Ketua Umum Indonesia–India Youth Forum (IIYF), Ravindra, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif kerja sama teknis antara Indonesia dan India dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, kolaborasi ini tidak sekadar urusan pangan, melainkan simbol dari ikhtiar kemanusiaan bersama untuk membangun masa depan yang lebih beradab.
"Pangan adalah bahasa universal kemanusiaan. Ketika dua negara besar seperti Indonesia dan India berkolaborasi dalam memastikan anak-anaknya tumbuh sehat dan berdaya, sesungguhnya kita sedang menulis babak baru solidaritas global dari Selatan dunia,” ujar Ravindra di Jakarta, Jumat (31/10).
IIYF, sebagai wadah jejaring pemuda dari kedua negara, tengah menyiapkan kunjungan ke India untuk mempelajari secara langsung praktik terbaik dari Mid-Day Meal Scheme, program makan bergizi gratis yang telah berhasil menjangkau lebih dari 120 juta anak sekolah di India.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi IIYF juga akan berdialog dengan anak muda India, lembaga sosial, dan akademisi tentang strategi inovatif memperkuat ketahanan pangan berbasis komunitas.
“Kami ingin menghadirkan diplomasi yang hidup, diplomasi yang berakar pada solidaritas dan pengetahuan. Bagi kami, diplomasi bukan sekadar pertemuan antar elit, tetapi perjumpaan antar hati dan gagasan, di mana generasi muda memaknai kemitraan sebagai panggilan nurani untuk membangun dunia yang lebih adil,” tambahnya.
Ravindra menegaskan, program makan bergizi gratis bukan hanya intervensi sosial, melainkan bentuk investasi moral dan peradaban. Ia menilai kolaborasi Indonesia–India merupakan contoh nyata dari semangat South-South Cooperation yang berpihak pada manusia, bukan hanya pada statistik ekonomi.
“Anak-anak yang mendapat makanan bergizi hari ini adalah pembawa obor peradaban esok hari. Mereka bukan sekadar penerima manfaat, tetapi benih-benih masa depan yang akan menentukan arah sejarah,” ujarnya.
Dalam pandangan IIYF, kerja sama ini membuka peluang besar bagi lahirnya generasi global yang tangguh, generasi yang memahami bahwa kemajuan tidak lahir dari kompetisi semata, melainkan dari kolaborasi yang berlandaskan empati dan kesadaran lintas bangsa.
“Kami percaya, sebagaimana Gandhi dan Soekarno pernah ajarkan, bahwa kemerdekaan sejati hanya bermakna bila manusia terbebas dari lapar, kebodohan, dan ketidakadilan. Dari dapur sekolah hingga forum internasional, perjuangan itu kini berlanjut melalui tangan-tangan muda Indonesia dan India,” tutup Ravindra.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menjadi salah satu pembicara di KTT Asean-India ke-22 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam pidatonya, Sugiono berbicara peluang Indonesia dan India bekerja sama dalam mengerjakan program MBG.
Pertemuan juga dihadiri oleh Perdana Menteri India Narendra Modi. Dikatakan awalnya menyampaikan sejarah panjang kerja sama negara-negara Asean dengan India.
"Atas nama Presiden Prabowo Subianto, saya ingin menyampaikan pernyataan nasional. Kemitraan ASEAN dan India dibangun di atas sejarah, konektivitas, dan upaya mencapai kesejahteraan. Selama berabad-abad, lautan kita telah mengangkut kapal, rempah-rempah, dan kisah, yang menghubungkan wilayah dan masyarakat kita. Saat kita melihat ke belakang dan ke depan, mari kita perkuat kembali ikatan yang menghubungkan kita," kata Sugiono dalam pidatonya Senin (27/10/2025).(Z/ART/001)