Oleh I Wayan Agus Sacisuta Dasa
Śrīla Sūta Gosvāmī berkata: Melihat semua orang mengagungkan Tuhan Śri Kṛṣṇa, Śrī Uddhava bersujud dan memeluk mereka. Dia kemudian berkata kepada Mahārāja Parīkṣit:
Śrī Uddhava berkata: Oh raja, Anda begitu mulia. Keinginanmu telah terpenuhi disebabkan oleh pelayanan bhaktimu kepada Śrī Kṛṣṇa yang tanpa menyimpang, karena pikiranmu khusyuk di dalam perayaan saṅkīrtana. Ini adalah keberuntungamu yang luar biasa bahwa Anda mempunyai kasih sayang yang tak ada bandingannya kepada Vajranābha dan ratu-ratu Śrī Kṛṣṇa. Hal ini ada benarnya karena Śrī Kṛṣṇa telah memberikanmu badan dan kekuatan seperti ini. Diantara penduduk Dvārakā, mereka adalah yang paling mulia.
Tidak ada keraguan mengenai hal ini. Śrī Kṛṣṇa memerintah Arjuna untuk mengawal mereka ke Vraja sehingga mereka tinggal di sana. Disinari oleh sinar wajah padma Śrīmati Rādhārāṇī, pikiran Śrī Kṛṣṇa yang bagaikan bulan secara terus-menerus menyinari Śrī Vṛndāvana, tempat kegiatan-kegiatan rohani Śrī Rādhā. Śrī Kṛṣṇacandra lengkap secara sempurna. Ribuan percikan api spiritual berpaling ke segala arah dari enam puluh empat sifat rohani-Nya. Śrī Kṛṣṇa yang bagaikan bulan, yang mempunyai enam puluh empat sifat rohani, secara terus- menerus menerangi tanah Vraja ini. Oh raja, kaki padma kanan Śrī Kṛṣṇa adalah tempat bernaung dari Vajranābha, yang menghilangkan ketakutan para pengikutnya. Dalam inkarnasi ini, Śrī Kṛṣṇa sudah membingungkan semua orang melalui Yogamāyā-Nya. Atas pengaruhnya, mereka telah melupakan kedudukan dasarnya dan nampak menderita. Tidak ada keraguan mengenai hal ini. Tanpa kehadiran Śrī Kṛṣṇa didalam hati setiap orang, tidak ada seorangpun yang akan menyadari kedudukan dasarnya. Kehadiran Śrī Kṛṣṇa didalam hati setiap makhluk hidup ditutupi oleh Māyā. Ketika Śrī Kṛṣṇa Sendiri hadir pada akhir Dvāpara-yuga dalam yuga ke-28 dan melepas penutup Māyā-Nya, Dia pun termanifestasi. Oh, Mahārāja Parīkṣit, waktu kegiatan-kegiatan rohani tersebut terjadi telah berakhir. Karena itu, saya akan memberitahumu cara untuk merasakan kehadiran Śrī Kṛṣṇa didalam hati. Ketika Tuhan Śrī Kṛṣṇa tidak termanifestasi, Beliau akan muncul dari Śrīmad-Bhāgavatam. Kapanpun dan dimanapun seorang penyembah Bhāgavata mendengarkan dan membacakan buku Bhāgavata, pada saat itu, di tempat tersebut, Śrī Kṛṣṇa Sendiri hadir. Dimanapun ayat-ayat Śrīmad-Bhāgavatam, atau bahkan setengah ayat Śrīmad-Bhāgavatam, dibacakan, Śrī Kṛṣṇa dan para gopī hadir di tempat tersebut. Setelah mencapai kehidupan sebagai manusia di tanah Bharata ini, mereka yang tidak mendengarkan Śrīmad-Bhāgavatam karena kegiatan berdosa sedang bunuh diri.
Seseorang yang secara teratur mendengarkan dan membacakan Śrīmad-Bhāgavatam membebaskan para leluhur, istri, ibu, dan ayahnya.
Dengan mempelajari dan mendengarkan Śrīmad- Bhāgavatam, para brāhmaṇa mendapatkan pencerahan berupa pengetahuan, para kṣatriya mendapatkan kejayaan melawan musuh-musuhnya, para vaiśya mendapatkan kekayaan, dan para śūdra dibebaskan dari penyakit. Para perempuan dan orang-orang dari golongan rendah lainnya dapat memenuhi keinginan-keinginannya. Karena itu, keberuntungan apakah yang tidak akan diperoleh bagi seseorang yang tekun mendengarkan dan memuji Śrīmad-Bhāgavatam?
Setelah melewati banyak penjelmaan dalam melakukan berbagai jenis kegiatan saleh, ketika seseorang mendapatkan kesempurnaan yang penuh, kemudian dia akan dipertemukan dengan Śrīmad-Bhāgavatam. Dengan membacanya, perasaan bhaktinya dibangkitkan dan Tuhan Śrī Kṛṣṇa akan termanifestasi didalam hatinya.
Pada masa lalu, Bṛhaspati, yang merupakan guru kerohanian bagi para dewa, mendengarkan Śrīmad- Bhāgavatam atas karunia Sāṅkhyāyana Ṛṣi, dan Bṛhaspati juga menyampaikan hal yang sama kepadaku. Karena itu, saat ini diriku bisa menjadi sahabat dekat dari Tuhan Śrī Kṛṣṇa. Oh, Mahārāja Parīkṣit, Bṛhpasti telah memberitahuku sebuah kisah. Mohon dengarkanlah kisah ini dariku. Melalui kisah ini, seseorang bisa memahami cara untuk mendengarkan Śrīmad- Bhāgavatam dari otoritas yang dapat dipercaya.
Bṛhaspati berkata: Oh Uddhava, ketika Śrī Kṛṣṇa berinkarnasi sebagai puruṣa dan memandang alam material untuk menciptakan, kemudian terciptalah tiga kepribadian, yaitu Dewa Brahmā, Śrī Viṣṇu, dan Siva, bersama dengan tiga sifat alam material, yaitu sattva-guṇa, rajo-guṇa, dan tamo-guṇa. Lalu, Tuhan Śrī Kṛṣṇa menugaskan pekerjaan untuk menciptakan, memelihara dan melebur kepada tiga kepribadian tersebut. Dewa Brahmā muncul dari pusar padma-Nya (Tuhan Śrī Viṣṇu).
Dewa Brahmā berkata: Oh Tuhan! Hamba bersujud kepada-Mu. Karena Anda berbaring diatas air rohani yang yang bernama nāra, maka Anda dikenal sebagai Nārāyaṇa. Dan karena Anda merupakan penyebab mula-mula dari segala sesuatu, maka Anda dikenal sebagai Ādi-puruṣa, Kepribadian mula-mula. Oh Tuhan, meskipun hamba penuh dengan dosa dan sifat nafsu, Anda telah menyibukkan hamba dalam pekerjaan penciptaan ini. Tetapi, hamba memohon karunia-Mu sehingga kesibukan penciptaan ini tidak akan menghalangi hamba dalam mengingat kaki padma-Mu.
Bṛhaspati berkata: Setelah Dewa Brahmā mempersembahkan doa-doa tersebut kepada Tuhan Nārāyaṇa, pada saat itulah Tuhan Nārāyaṇa memberikan Śrīmad- Bhāgavatam kepada Dewa Brahmā dan berkata padanya: “untuk memenuhi keinginan-keinginanmu, layanilah Śrīmad-Bhāgavatam ini senantiasa.” Dewa Brahmā begitu puas mendapatkan Śrīmad-Bhāgavatam ini. Untuk mencapai Tuhan Śrī Kṛṣṇa dan menembus tujuh lapisan penutup alam semesta material, beliau membacakan Śrīmad-Bhāgavatam selama tujuh hari. Semua keinginan Dewa Brahmā terpenuhi dengan melayani Śrīmad-Bhāgavatam selama tujuh hari pelaksanaan korban suci tersebut. Sejak saat itu, bel telah menyibukkan dirinya untuk memperluas ciptaan dan berulang kali membacakan Śrīmad-Bhāgavatam. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Dewa Brahmā, Tuhan Śrī Viṣṇu bahkan juga berdoa agar keinginan-keinginanNya terpenuhi sehingga Dia bisa memelihara ciptaan tersebut.
Tuhan Śrī Viṣṇu berkata: Oh, Tuhan Nārāyaṇa, Aku akan menerima jalan pravṛtti dan nivrītti disebabkan oleh diperlukannya kegiatan-kegiatan berpahala dan pengetahuan filosofi. Dengan mengikuti perintah-Mu, Aku akan memelihara semua makhluk hidup. Pada waktunya nanti, kapan pun ada hal-hal yang bertentangan dengan dharma (prinsip - prinsip kebenaran), Aku akan bereinkarnasi dalam berbagai wujud untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma tersebut. Aku tentu akan memberikan hasil-hasil dari korban suci berpahala yang mereka lakukan, dan Aku pun akan memberikan lima jenis pembebasan, yang dimulai dari sālokya, bagi mereka yang meninggalkan dan berkeinginan untuk mencapai pembebasan. Tetapi, mohon beritahulah Aku bagaimana cara untuk merawat Dewi Lakṣmī-Ku yang tersayang ini dan mereka yang tidak mempunyai keinginan untuk mencapai lima pembebasan ini?
Setelah mendengarkan doa - doa dari Śrī Viṣṇu, Tuhan mula - mula, Śrī Nārāyaṇa, memberitahu Śrī Viṣṇu: “Untuk bisa memenuhi semua keinginan-Mu, bacalah Śrīmad- Bhāgavatam.” Śrī Viṣṇu pun menjadi puas menerima perintah ini dari Śrī Nārāyaṇa. Kemudian, Dia bersama Lakṣmī Dewi membaca Śrīmad-Bhāgavatam ini setiap bulan. Itulah sebabnya mengapa Śrī Viṣṇu mampu memelihara penciptaan ini. Kapan pun Śrī Viṣṇu membacakan Śrīmad-Bhāgavatam, Lakṣmī-devī pasti mendengarkannya. Pembacaan ini memerlukan waktu sebulan penuh. Dan kapan pun Lakṣmī- devī menyampaikan Śrīmad-Bhāgavatam, Śrī Viṣṇu akan mendengarkannya, dan hal itu memerlukan waktu dua bulan untuk merasakan manisnya rasa-rasa rohani Śrīmad- Bhāgavatam. Saat itulah, rasa yang didapatkan melalui topik- topik yang ada didalamnya sangat luar biasa. Alasannya adalah Śrī Viṣṇu disibukkan dengan tugas pemeliharaan penciptaan, karena itu Dia disibukan dengan banyak pemikiran. Tetapi, tidak demikian halnya dengan Lakṣmī-devī, yang selalu damai. Itulah sebabnya mengapa topik-topik Śrīmad- Bhāgavatam termanifestasi didalam hati Dewi Lakṣmī secara lebih terperinci.
Setelahitu, Tuhan menyibukkan Śiva didalam pekerjaan peleburan. Untuk bisa mengembangkan kemampuan melebur ini, Śiva berdoa kepada Tuhan Nārāyaṇa sebagai berikut:
Śrī Rudra berdoa: Oh, Tuhan Nārāyaṇa yang merupakan penguasa dari semua penguasa, hamba mempunyai kekuatan untuk sibuk didalam tiga jenis peleburan, yaitu peleburan yang kekal, sewaktu-waktu, dan sebagian. Tetapi, Oh Tuhanku, hamba tidak mempunyai kemampuan apa pun untuk melakukan peleburan akhir. Karena alasan inilah hamba tidak berbahagia. Karena itu, hamba berdoa kepadaMu.
Bṛhaspati berkata: Mendengarkan doa-doa Śrī Rudra, Tuhan Śrī Nārāyaṇa juga menyampaikan topik-topik Śrīmad-Bhāgavatam kepadanya. Kemudian, Śrī Rudradeva dapat menaklukan sifat kebodohan hanya dengan melayani Śrīmad-Bhāgavatam. Lalu, Sadāśiva Rudra membacakan Śrīmad-Bhāgaavatam lebih dari setahun. Karena itu, beliau mendapatkan kekuatan untuk melakukan peleburan akhir.
Śrī Uddhava berkata: Saya telah mendengarkan keagungan-keagungan Śrīmad-Bhāgavatam dari bibir Śrī Bṛhaspati, guru kerohanianku. Sekarang hamba bersujud kepadanya karena hamba sudah berbahagia hanya dengan mendengarkan instruksi-instruksi Śrīmad-Bhāgavatam. Menurut tradisi Vaiṣṇava, saya telah melayani Śrīmad- Bhāgavatam selama sebulan. Atas pelayanan ini, saya telah menjadi sahabat yang sangat dicintai oleh Śrī Kṛṣṇa, dan itulah sebabnya Dia mengirimku ke Vṛndāvana untuk melayani para gopī yang sangat dicintai oleh-Nya. Meskipun Śrī Kṛṣṇa menikmati līlā kekal-Nya secara kekal di Vṛndāvana, tetapi tetap saja para gopī-Nya merasakan rasa perpisahan. Karena itu, Beliau mengirimku untuk mengajarkan Śrīmad-Bhāgavatam kepada para gopī. Sebagai hasilnya, para gopī Vraja dibebaskan dari rasa sakit yang diakibatkan karena rasa perpisahan dengan menerima ajaran-ajaran Śrīmad-Bhāgavatam sesuai dengan kapasitas kecerdasan mereka.
Meskipun saya tidak memahami misteri dari Śrīmad-Bhāgavatam, saya masih tetap mempunyai pengalaman atas keajaiban śāstra yang agung ini. Ketika para dewa yang dipimpin oleh Dewa Brahmā berdoa kepada Śrī Kṛṣṇa bahwa Dia harus kembali ke tempat tinggal-Nya, saat itu juga, di bawah pohon beringin, Śrī Kṛṣṇa sendiri yang mengajarkan saya Śrīmad-Bhāgavatam ini. Atas perintah-perintah Śrīmad-Bhāgavatam tersebut, kecerdasan saya kembali mantap dan saya pun melanjutkan perjalanan ke Badarikāśrama dan mencapai kesempurnaan hidup. Karena itu, saya tinggal di Vraja sebagai tumbuhan yang menjalar.
Oh Parīkṣit, karena itu, saat ini saya tinggal di Nārada- kuṇḍa. Para penyembah akan menginsafi Tuhan Śrī Kṛṣṇa dengan melayani Śrīmad-Bhāgavatam. Karena itu, saya akan menjelaskan Śrīmad-Bhāgavatam untuk memberikan manfaat kepada para penyembah Tuhan. Hal ini akan dimungkinkan hanya atas bantuanmu.
Śrīla Sūta Gosvāmī berkata: Setelah mendengarkan hal ini, Mahārāja Parīkṣit bersujud kepada Uddhava dan berkata kepadanya sebagai berikut: Oh Uddhava, pelayan Śrī Hari! Anda harus menjelaskan Śrīmad-Bhāgavatam ini. Apa pun yang diperlukan untuk mewujudkan hal ini, perintahkanlah hamba untuk melakukannya.
Uddhava begitu puas mendengarkan Mahārāja Parīkṣit berbicara demikian dan berkata: Oh Raja! Sejak Tuhan Śrī Kṛṣṇa meninggalkan dunia ini, pengaruh Kali-yuga nampak sangat terlihat. Kapan pun kegiatan yang mujur dilakukan, maka kepribadian Kali akan menciptakan gangguan-gangguan. Karena itu, Anda harus pergi keluar dan menundukkan pengaruh Kali-yuga di semua tempat. Saya akan tetap di sini sesuai dengan pengaturanmu dan membacakan Śrīmad- Bhāgavatam selama sebulan menurut tradisi Vaiṣṇava. Dengan demikian, para pendengar akan merasakan nikmatnya rasa- rasa rohani dari Śrīmad-Bhāgavatam dan mencapai tempat tinggal Tuhan yang kekal.
Mendengarkan instruksi-instruksi Uddhava, Mahārāja Parīkṣit menjadi puas dengan berpikir untuk menaklukkan Kepribadian Kali, tetapi disebabkan karena kecemasan, dia mengungkapkan isi pikirannya kepada Uddhava.
Mahārāja Parīkṣit berkata: Oh Prabhu! Hamba ingin mengendalikan Kali-yuga sebagaimana yang Anda instruksikan, tetapi bagaimana hamba bisa mendengarkan Śrīmad-Bhāgavatam? Hamba juga datang ke tempat ini untuk berlindung pada kaki-padmaMu, sehingga Anda pun harusnya bermurah hati kepada hamba.
Mendengar kata-kata sang raja, Uddhava berkata: Oh Raja, Anda tidak perlu khawatir, karena Anda adalah calon yang layak untuk menerima Śrīmad-Bhāgavatam. Orang-orang di dunia ini selalu sibuk dalam berbagai jenis kegiatan berpahala dan mereka bahkan tidak mengetahui pentingnya mendengarkan Śrīmad-Bhāgavatam. Oh Raja, atas karuniamu, banyak orang di tanah Bharata-varsa ini akan mencapai kebahagiaan yang kekal dengan mendengarkan Śrīmad-Bhāgavatam. Resi yang agung bernama Śrīla Śukadeva Gosvāmī, yang merupakan perwakilan Tuhan Śrī Kṛṣṇa, putra
Mahārāja Nanda, akan membacakan Śrīmad-Bhāgavatam untukmu. Tidak ada yang perlu diragukan mengenai hal ini. Oh Raja, Anda akan mencapai tempat tinggal Tuhan Śrī Kṛṣṇa yang kekal, yang adalah raja Vraja, dengan mendengarkan Śrīmad- Bhāgavatam dan Śrīmad-Bhāgavatam akan disebarluaskan ke seluruh dunia nantinya.
Karena itu, Oh Raja, siapkanlah dirimu untuk menaklukkan Kepribadian Kali.
Setelah Uddhava berbicara seperti itu, Mahārāja Parīkṣit bersujud kepada Uddhava dan mengelilinginya, dan kemudian beliau pergi untuk memusnahkan pengaruh buruk kepribadian Kali di semua tempat.
Lalu, Vajranābha menobatkan putranya, Pratibāhu, sebagai raja Mathūra. Beliau tinggal bersama dengan nenek- neneknya hanya untuk tujuan mendengarkan Śrīmad- Bhāgavatam. Kemudian, di dekat tempat dekat Govardhana tersebut, Śrī Uddhava membacakan Śrīmad-Bhāgavatam selama sebulan. Saat merasakan nikmatnya topik-topik tentang Śrīmad-Bhāgavatam, para pendengar melihat Śrī Kṛṣṇa hadir dimana-mana bersama dengan kegiatan-kegiatan rohani- Nya. Para pendengar bisa melihat diri mereka bergabung dalam kegiatan rohani tersebut. Vajranābha melihat dirinya sendiri berada pada kaki padma kanan Tuhan Śrī Kṛṣṇa, dan dengan demikian, terlepas dari rasa perpisahan dan menjadi terpuaskan dengan pemandangan yang indah tersebut. Semua nenek-neneknya, yang dipimpin oleh Rohiṅī, sangat terkejut melihat diri mereka berada sebagai cahaya dan bagian dari Śrī Kṛṣṇa yang bagaikan rembulan, yang membuka malam tarian rasa. Disembuhkan dari penyakit rasa perpisahan dari kekasih tercintanya dan roh nya, mereka memasuki tujuan tertinggi.
Orang-orang yang berada di sana juga menghilang dan memasuki kegiatan-kegiatan kekal Tuhan. Mereka semua menikmati kegiatan-kegiatan rohani bersama Śrī Kṛṣṇa di kuñja-kuñja Govardhana, lahan penggembalaan dan hutan Vṛndāvana. Para penyembah yang sangat ingin mencapai rasa-rasa cinta yang rohani tersebut dapat senantiasa melihat kegiatan-kegiatan rohani tersebut.
Śrīla Sūta Gosvāmī berkata: Siapa pun yang membacakan atau pun mendengarkan kegiatan-kegiatan rohani ini yang mencapai kaki padma Tuhan, pasti akan mencapai kaki padma tersebut, dan semua kesengsaraannya dari waktu yang tidak dapat diingat akan dihancurkan selamanya. (*)