Badung (Atnews) - Perayaan Hari Imlek 2019 atau Tahun Baru China 2570, tampaknya sepi pengunjung, terutama wisatawan mancanegara khususnya dari Tiongkok.
Situasi Bali pada perayaan Imlek pada tahun tahun sebelumnnya kunjungan turis China selalu penuh, sekarang agak lenggang,
kata Wakil Ketua Umum DPP Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) I Made Ramia Adnyana SE MM di Badung, Rabu (6/2).
Ia yang juga Calon Legislatif DPRD Bali Dapil VII Karangasem Nomor Urut 3 PDIP memprediski, ‘occupation’ hotel rata-rata 60 persen, indikator lainnya jalanan agak lenggang biasanya padat kendaraaan seperti daerah wisata Kuta, Nusa Dua, Seminyak dan sebagainya.
Ia menyebutkan, banyak indikator berkuranynya kunjungan turis Tiongkok ke Bali, antara lain seringnya terjadi bencana alam yang menimpa tanah air, termasuk Bali sempat terjadi erupsi Gunung Agung, daerah sekitar terkena gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor.
Cuaca juga mempengaruhi minat kunjungan wisatawan, maka dari pasca Imlek 2019 agar kepariwisataan kembali pulih karena Bali masih mengandalkan sektor industri pariwisata.
Ia membenarkan adanya penertiban Pemerintah Daerah (Pemda) Bali karena praktek mafia “toko shopping” beberapa waktu lalu.
Namun, upaya itu untuk perbaikan dengan harapan mampu menjaga kualitas pariwisata Bali agar tidak djual murah dan standarnya kurang baik.
Sementara Balingkang Festival 2019 dapat meningkatkan dan mempererat hubungan budaya masyarakat Bali dan Tiongkok yang akan dihadiri sekitar 3000 wisatawan.
Menariknya, kisah percintaan Jayapangus dan Kang Cing Wie akan ditampilkan pada festival tersebut.
“Ini kita jadikan atraksi untuk menarik wisatawan,” tutupnya. (ART)