Denpasar, ( Atnews ) - Pesta Kesenian Bali - PKB XLII menyuguhkan berbagai keunikan serta kekhasan potensi masing-masing Kabupaten/ Kota hasil kreatifitas olah seni para senimannya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dr. I Wayan Adnyana, S. Sn.M.Sn dalam paparannya dihadapan para wartawan di Kantor setempat di Denpasar mengatakan, kalau dilihat secara keseluruhan Pesta Kesenian Bali tahun 2020 ini masih menyajikan 8 materi pokok. Materi dimaksud berupa pawai yang kini disebut Peed Agung. Kemudian berupa Wimbikara atau lomba, Kriyaloka atau Lokakarya, Widyatula atau Sarasehan, Utsawa atau Parade, Rekasadana atau Pagelaran, Kandarupa atau Pameran serta Adhi Sewaka Nugraha yakni Penghargaan Pengabdi Seni. Seperti yang telah berlangsung selama ini - PKB diawali dengan sebuah prosesi Papeedan Agung atau pawai yang senantiasa ditunggu- tunggu oleh ribuan masyarakat Bali yang juga disaksikan para turis, baik Nusantara maupun Turis Manca Negara.
Beberapa keistimewaan dalam pawai PKB tahun ini, diantaranya: disain lambang daerah setiap Kabupaten/ Kota merupakan karya baru yang mencerminkan identitas Kabupaten/ Kota bersangkutan, mengutamakan kualitas dengan mengedepankan nilai-nilai tradisi lokal sekaligus mengandung kreatifitas bersifat kebaharuan dan unik. Sementara hiasannya berbahan alami seperti bunga, buah, biji-bijian dan lainnya yang ramah lingkungan. Tidak menggunakan bahan-bahan plastik sekali pakai, sterofoam serta bahan-bahan tidak ramah lingkungan lainnya, tegas Kadisbud Bali.
Lebih jauh dikatakannya, lambang daerah dibuat dengan ukuran tinggi minimal 2 meter, maksimal 3 meter, dengan panjang 2,5 meter serta lebar: 1,5 meter. Serta dsajikan dengan cara diusung oleh: 16 - 20 orang
Sementara garapan dikemas dalam bentuk atraksi sambil berjalan, berdurasi maksimal 3 menit. Disajikan di panggung kehormatan dengan pendukung garapan berjumlah 100 orang.
Yang memberi kesan lebih istimewa, setiap kabupaten dan kota akan menampilkan iringan gambelan atau musik iringan berbeda-beda satu sama lain. Katakanlah misalnya Kabupaten Buleleng iringan gambelannya berupa Angklung. Kabupaten Klungkung, Gambang, Gianyar Gong Beri, Badung-Selonding, Jembrana memgiringi dengan Tabuh Kendang Mebarung; demikian seterusnya.
Materi lain yang juga akan menyemarakkan pawai, ciptaan garapan koreografi kolaborasi bertemakan Atma kerthi merupakan karya baru yang dieksplorasi dari tema PKB.
Karya ini menghadirkan kolaborasi antara koreografi, komposisi musik, gambelan dan oyoh-ogoh yang khas dan unik. Inipun setiap Kabupaten/ Kota garapannya yidsk sama. Demikian juga iringan gambelannya.
Kabupaten Bangli misalnya akan menampilkan Manuk Dewata, Klungkung bentuk ogoh-ogoh Bima Swarga, Gianyar Bentuk garapannya Kresna- Arjuna saat dialog dan demikian seterusnya.
Hal lain yang juga dapat disaksikan dalam pawai ini berupa Koreografi Tematik hasil eksplorasi budaya khas Kabupsmaten/ Kota yang juga merupakan karya baru yang dieksplorasi dari piranti atau peralatan penyucian jiwa yang terdapat di km abupsten/ Kota.
Selanjutnya peralatan tersebut dijadikan ide dasar untuk pembuatan properti garapan; dan digarap menjadi sebuah koreogragi. Seperti Kabupaten Badung misalnya dalam hal ini mendapat tugas untuk membikin Danar Kurung, Karangasem membuat Panji-Panji Rerrjangan, Gianyar membuat Dangsil sedangkan Kabupaten Tsbanan membuat Lelontek. Demikian seterusnya
Dalam pawai saja, materi yang disajikan sangat variatif serta penuh dengan ide-ide pembaharuan yang membutuhkan daya imajinasi tinggi. Sementara suguhan lain yang ditawarkan selama berlangsung Pesta Kesenian Bali ke-42 sebulan penuh dari tanggal; 13 Juni hingga 11 Juli 2020 ini juga tidak kalah menarik.
Berbagai tontonan, lomba berbagai macam dan bentuk kesenian serta kuliner akan menyemarakkan arena PKB. Demikian pula berupa pajangan produk berbagai karya seni kerajinan juga akan dapat kita saksikan dalam stan-stan pameran yang tersebar di areal Taman Budaya Provinsi Bali