Denpasar, (Atnews) - Kelapa gading yang digunakan sarana banten oleh umat Hindu di Bali hilang di pasaran seputar kota Denpasar, walau pun ada jumlahnya terbatas sehingga harganya melangit yakni Rp20.000/ biji, pada hal pada hari hari biasa hanya Rp5.000/biji.
Persediaan kelapa gading sudah habis terakhir ini akibat informasi merebaknya Covid-19 sehingga tidak ada pengiriman dari pedang pengepul, ujar sejumlah pedagang canang di pasar Pemedilan Denpasar, yang biasa menjual kelapa gadinga Kamis (2/4).
Sesuai pengamatan Atnews di Pasar Sari Kebo Iwa Denpasar hampir semua pedagang canang juga tidak menjual kelapa gading atau gadang, kondisi ini pula dialami pedang canang sepanjang jalan Nangka, Surapati dan pasar Kreneng.
Di Jalan Gunung Agung masyarakat berjubel menunggu padagang kelapa gading yang baru menerima kiriman satu truk mini, dalam sekejap sudah habis terjual. "mahal pak kelapa gadingnya Rp7.000/biji yang ukuran kecil dan saya beli dua," ujar ibu Suci.
Ia kalau membeli sarana upakara pantang menawar harganya, ini sebagai bukti keiklasan, jadi berapa pun harganya pasti dibeli, walau itu mahal seperti kelapa gading sekarang ini," kata wanita setengah baya itu sambil menenteng dua kelapa gading.
Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, Bali melalui edarannya yang diterima pemuka adat diminta hari ini Kamis (2/3) melaksanakan doa dengan menghaturkan melalui sarana banten pejati diisi dengan nyuh kuning (kelapa gading) di Merajan masing masing di daerah imi (atm/02)