Denpasar (Atnews) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, sangat besar peluang pasar sayur paprika di Pulau Dewata.
Namun petani yang mengembangkan jenis sayuran paprika masih sedikit karena jenis komoditas tersebut memerlukan tempat yang spesifik daratan tinggi dan suhu dingin.
“Sayur yang bernilai ekonomi tinggi cocok dikembangkan di daerah Bedugul, Kintamani, Sukasada,” kata Wisnu di Denpasar, Rabu (13/3).
Selain itu, modal awal yang diperlukan pengembangan sayuran papikra cukup tinggi karena membutuhkan rumah plastik atau kaca.
Permintaan pasar datang dari hotel dan swalayan, sementara pemenuhannya dari petani lokal.
Kedepannya, pihaknya akan mendorong pelaku pertanian tersebut dapat melakukan ekspor.
Bali saat ini sudah berhasil mengekspor Manggis (Tiongkok), Salak Gula Pasir (Kamboja), Sayuran (Singapura), Daun Mimba (USA), Alang-Alang (Australia), Sarang Burung Walet (Hongkokng), DOC (Timor Leste), Kepompong (Singapura), Burung (USA), Reptil (Jepang) dan Kulit (Italia).
Sementara itu, Pelaku Petani Sayuran Paprika Wayan Ada mengakui peluang pasar sangat menjanjikan.
Budidaya relatif mudah karena tidak mengenal musim dan sistem olah tanah.
“Saat ini hasil panen baru dijual sekitar Bedugul dan beberapa hotel dan swalayan di Bali,” ujarnya.
Hasil panen satu tanaman baru mampu menghasilkan 4 kilogram per tahun. Pengembangan sayuran paprika di lahannya baru sekitar 10.000 pohon. (ART/ika)