Denpasar (Atnews) - Anggota DPD RI Perwakilan Bali (B. 66) Dr. Made Mangku Pastika mengharapkan Petani Muda Keren (PMK) menjadi harapan baru dalam pembangunan dunia pertanian yang maju dan moderen.
"Memang diperlukan role model petani muda sukses agar anak muda semakin berminat bertani," kata Mangku Pastika ketika reses via vidcom di Denpasar, Selasa (20/10).
Oleh karena, selama ini petani identik dengan orang tua, kotor dan tampilannya kurang keren.
Dengan adanya pandemi Covid-19 telah memaksa sebagian masyarakat bertani dan pulang ke desa.
Hal itu mengingatkan Bali sejatinya sebagai daerah agraris tetapi menjadi tidak menarik lagi setelah pariwasata berkembang pesat.
Untuk itu, kebutuhan pasar akan produk pertanian didatangkan dari luar daerah yang berlangsung cukup lama hingga saat ini.
Dimana 90 persen sayur mayur Banyuasri datang dari Lumajang, Jawa Timur.
Sepatutnya, pangsa pasar itu dapat dipenuhi oleh produk lokal Bali sehingga petani bisa lebih sejahtera.
Selain itu, pertanian tidak hanya berkutat di darat saja tetapi bisa melirik di laut seperti petani rumput laut Nusa Penida.
Masyarakat Nusa Penida sudah kembali bertani rumput laut sejak pandemi karena tidak ada industri pariwisatanya tidak jalan.
Perubahan mindset ini memang terus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
"Memang tidak mudah tapi bisa, seperti mengajak menggunakan pupuk organik di tengah kebiasaan petani gunakan pupuk kimia," ungkapnya.
Petani Muda Keren I Nengah Sumerta berkomitmen membantu memajukan pertanian Bali dari hulu hingga hilir.
Dengan mengadakan pelatihan sumber daya manusia (SDM), budidaya hingga pemasaran.
Pertanian yang dikembangkan sudah memanfaatkan teknologi mulai dari penanamannya hingga pemasaran dengan aplikasi yang dikembangkan oleh BOS.
Saat ini sudah menampung panen petani dengan harga yang terbaik dan menguntungkan petani.
Bahkan melayani pasar ekport seperti buah manggis dan buah naga.
Pada kesempatan itu, pihaknya menyayangkan petani sering tertipu janji politik yang manis maupun penyaluran bantuan pertanian kurang tepat sasaran.
Jika hal itu terus terjadi, program pengentasan kemiskinan pertanian tentu tidak akan tercapai.
"Malah yang sudah kaya makin kaya, karena hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu saja, " ujar Sumerta.
Sedangkan Pengusaha Tani Amertha Giri Fresh Komang Edi Juliana mengembangkan pertanian holtikultura wortel dan kentang.
Ia menambahkan, pertanian agar dibuat asik dan menguntungkan sehingga anak muda semakin tertarik.
Juliana latar belakang SMK pertanian memberanikan diri bertani, bahkan tetap memberdayakan Simantri untuk keperluan pupuk organiknya. (ART/001)