Denpasar (Atnews) - Peternak Kelompok Sahabat Lebah Wayan Adriana yang akrab dipanggil Yan Bali merasa terpanggil untuk menjadi pelindung lebah.
"Sejak saya mengetahui bahwa lebah sedang mengalami berbagai macam permasalahan, seperti parasit, pathogen, pesticide, poor nutrizion, habitat lost, perubahan iklim dan permasalahan yang paling besar yang sekarang lagi dihadapi oleh lebah adalah over-exploitasi," kata Adriana di Denpasar, Senin (26/7).
Sehingga menyebabkan lebah mengalami penurunan populasi dan juga lebah dalam ancaman kepunahan. Maka sejak saat itu pihaknya membulatkan tekad untuk melindungi lebah sebisa mungkin.
"Awalnya sih terjadi pada tanggal 20 September 2014, waktu itu saya dapat 2 koloni lebah pada reruntuhan kandang ayam milik mertua saya. Nah dari situlah saya mulai tertarik untuk belajar lebih mendalam tentang lebah. Ternyata semakin dipelajari malah ternyata semakin menarik," ungkapnya.
Yan Bali sekarang begitu militan dalam usaha melindungi lebah sebagai bentuk dari rasa terima kasih dan syukur pihaknya kepada lebah yang sudah membuat dirinya, anak, dan istri yang dulunya sakit-sakitan tetapi sejak memelihara lebah kami menjadi tidak pernah sakit, sudah hampir selama 6 tahun tidak pernah kedokter lagi.
Banyak sekali penyakit yang dahulu derita tidak pernah kambuh lagi, mulai dari anak, penyakit asma dirinya tidak pernah kumat lagi sejak memelihara labah.
Begitu juga, Bronkitis istrinya pun sembuh tanpa obat dan juga tidak pernah kambuh lagi.
Ia pun dahulu punya maag akut bisa sembuh tanpa obat, pergelangan tangan yang dirasakan sakit selama 10 tahun lebih akibat salah dalam bermain tenis sembuh dengan mudah hanya dengan terapi sengat lebah, selama 25 tahun lebih menderita yang namanya Cervical Root Syndrom atau secara umum dikenal dengan istilah saraf kejepit juga sembuh berkat sengatan lebah.
Dahulu sebelum memelihara lebah dalam setabun bisa sampai empat kali kena batuk filek dan deman yang mana menurut primbon adalah sudah merupakan penyakit kutukan tetapi sekarang tidak pernah kambuh lagi selama kurang lebih dari 6 tahun.
"Itu semua berkat jasa lebah, maka sebagai rasa terima kasih saya pada lebah itulah maka saya siap mengabdikan hidup saya untuk melindungi para lebah dan berbagi pengalaman saya menjadi sehat berkat lebah. Selain itu saya juga mendapat wahyu langsung dari Hyang Betari Durga untuk menjaga lebah-lebah yang ada," ungkapnya.
Ia melakukan edukasi kepada masyarakat baik itu masyarakat lokal Bali dan juga expatriat yang berdomisili di Bali.
Dimana justru para expatriat sekarang yang jauh lebih banyak pelihara lebah karena mereka memiliki kesadaran untuk menjaga eco system.
Sering juga diundang oleh Universitas Udayana dan juga Politeknik Negeri Bali untuk mengedukasi anak-anak sekolah dan juga mahasiswa akan pentingnya lebah.
Tidak ada mahluk hidup manapun yang memiliki manfaat seperti lebah, karena lebah sangat bermanfaat untuk lingkungan hidup yaitu menjaga keseluruhan eco system, yang kedua lebah juga sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan yang ketiga lebah sangat bermafaat untuk menunjang perekonomian. Jadi hanya lebah yang memiliki manfaat yang paling lengkap seperti ini.
Keberadan lebah sangat penting karena peran lebah sebagai pollinator, jadi amatlah sangat perlu untuk budidaya lebah untuk menjaga kelestarian dari pada lebah ini.
Bahkan PBB melalui FAO sudah menetapkan setiap tanggal 20 Mei sebagai hari lebah sedunia. Ini mengingat peranan lebah dalam kehidupan dibumi ini sangatlah vital dan lebah lagi dalam ancaman penurunan populasinya bahkan ada beberapa species lebah sudah dinyatakan punah.
Maka diperlukan peranan semua pihak untuk menjaga kelestarian lebah untuk mencegah lebah dari kepuhanan.
Selain fungsi dari lebah sebagai pollinator, lebah sebenarnya sangat baik digunakan untuk menjaga kesehatan manusia maupun hewan pelibaraan.
Karena therapy sengat lebah dan therapy aroma koloni lebah bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, walau itu penyakit yang secara medis tidak bisa disembuhkan sekalipun.
Walau sengatan lebah dan aroma koloni lebah baik untuk mengobati berbagai macam penyakit tapi akan sangat jauh lebih baik kalau memelihara lebah itu diambil manfaanya untuk melakukan pencegahan berbagai macam penyakit, karena sengatan lebah mengandung anti microbial, anti kanker, anti diabetic, dan anti imflamasi serta anti oxidant.
"Jadi kalau mau keluarga kita sehat maka peliharalah lebah, Ini adalah cara yang paling simple yang bisa dilakukan kalau kita mau sehat. Banyak cara bisa dilakukan agar kita sehat ,tetapi sehat dengan memelihara lebah adalah yang paling mudah dilakukuan," harapnya.
Dengan memelihara lebah bisa terhindar dari kanker, diabetes, flu filek demam, denam berdarah dan malaria, dan berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Bahkan dari hasil study Washington University School sudah menyatakan bahwa terapi sengat lebah bisa menyembuhkan HIV.
Kalau dibandingkan dengan jaman leluhur l ternak lebah malah terjadi penurunan, karena sekarang yang memelihara lebah sudah sangat jarang.
Tetapi ada trend baru yaitu memelihara lebah trigona atau kalau di Bali dikenal dengan kele, banyak orang mendatangkan lebah dari luar pulau yang mana ini sangat menghawatirkan.
"Saya takut hal ini menjadi acaman bagi lebah lokal kita dari parasit dan patogen dari lebah yang didatangkan tersebut," ujarnya.
Belum lagi ada masalah over eksploitasi dari lebah ini, orang banyak tertarik memelihara lebah ini karena lebahnya tidak menyengat, dan itu dikira gampang, padahal menurut saya pelihara lebah trigona amatlah sangat susah. Kalau sumber makanan dan sumber resinnya tidak siap.
Sedangkan, potensi ekonomi dari lebah sebenarnya amatlah sangat besar, bahkan kalau mau digarap dengan serius bisa jadi salah satu pilar ekonomi Bali yang paling kokoh dan paling tahan banting.
Bali memiliki lebah terbaik didunia, jadi kualitas produk lebah sangat unggul dan hampir tidak ada saingan. Hanya saja potensi ini belum ada tergarap.
Apabila selama ini orang hanya mengetahui madu yang bernilai mahal dari produk lebah, padahal lebah juga bisa menghasilkan wax, royal jelly, bee pollen, propolis yang nilai ekonomi sangat tinggi.
Tetapi yang paling mahal dari produk lebah adalah bee venomnya. Harga bee venom paling rendah adalah sekitar $50/gramnya. Jadi lebah sangat potensial kalau mau dicari manfaat ekonominya.
la sendiri tidak bergerak dibidang jual beli madu. "Saya tidak pernah menggubris apakah orang jual madu palsu apa tidak, itu bukan urusan saya. Karena urusan saya adalah bagaimana melindungi lebah dan bagaimana meningkatkan populasi lebah dengan cara mempelajari teknik pengembangbiakan lebah yang efisien," ungkap Yan Bali.
Jadi masalah madu palsu itu adalah urusan/masalah antara pembeli dan konsumen, salah sendiri jadi konsumen kenapa mau beli madu palsu. Dan saya kira 95% madu yang ada dipasaran adalah palsu. Baik itu madu trigona maupun madu dari lebah jenis Apis.
Dikatakan juga, pada zaman kakek buyutnya hampir semua keluarga memelihara lebah, dan itu adalah merupakan kunci dari umur panjang dan kunci hidup sehat dari para leluhur.
Tapi hal itu tidak ada yang menyadari sehingga budaya ternak lebah ditinggalkan, justru negara maju sekarang sudah banyak kembali menggunakan ternak lebah ini sebagai upaya untuk menjaga kesehatan.
Nah kalau mau hidup sehat dan umur panjang peliharalah lebah. Karena dengan memelihara lebah bisa hidup sehat dengan cara yang mudah dan sangat murah. Tetapi bagaimana ternak lebah bisa membuat kesehatan kita jadi baik bisa dengan cara mengikuti workshop.
Ia mengingatkan, agar masyarakat berhati-hatilah bila ingin bisnis di bidang perlebahan, jangan hanya mengharapkan untung saja kalau ingin bisnis lebah.
Kedepankanlah dulu upaya konservasinya tapi kalau dari upaya tersebut ada manfaat ekonominya itu akan jadi sangat luhur dan mulia. Janganlah lebah itu di perbudak karena mengingat peranan lebah di alam semesta sebagai sepecies kunci bagi kelangsungan seluruh eco system.
"Marilah kita budayakan lagi memelihara lebah yang sudah lumayan lama ditinggalkan, carilah manfaatkan menyehatkan dari lebah terlebih dahulu, karena lebah adalah dokter terbaik yang Tuhan sudah ciptakan. Baru kemudian manfaatkan lebah sebagai sumber ekonomi, kalau sehatnya sudah dapat," pungkasnya. (ART/001)