Gianyar, 26/4 (Atnews) - Dekan Fakuktas Pertanian (FP) Universitas Udayana (Unud) Prof I Nyoman Rai menyayangkan Kawasan Subak Jatiluwih yang sudah berkembang justru terancam alih fungsi lahan.
“Alih fungsi lahan akibat ulah nafsu besar ekonomi,” kata Prof Rai di Gianyar.
Untuk itu, obyek tersebut sebagai salah satu budaya warisan dunia (world heritage) namun terancam dicabut akibat berubah kawasan tidak sesuai aslinya dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Menurutnya, obyek wisata Jatiluwih tidak perlu membuat sarana khusus yang dapat merusak keaslian.
“Lebih bagus buat sarana rumah penduduk menyatu dengan penduduk asli sebagai penginapan,” ujarnya.
Dengan mengembangkan Komunitas (community-based tourism (CBT) sehingga masyarakat mendapatkan manfaat pariwisata.
Untuk itu, pengendalian wisatawan agar dilakukan agar bersinergi dengan pelestarian subak.
Begitu pemerataan manfaat agar dirasakan warga subak penyangga, sementara keuntungan masih dominan dirasakan oleh subak Jatiluwih. (ART/ika)