Denpasar, 2/5 (Atnews) - Pariwisata Bali yang kini mendunia tidak terlepas dengan adanya budaya pertanian.
“Untuk itu, menjaga keberlanjutan pariwisata Bali sepatutnya sektor pertanian dal artian luas juga diperhatikan dengan baik,” kata Ketua DPD Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI) Bali Bagus Sudibya di Denpasar, Kamis. (2/5).
Ia mengatakan, langkah itu dengan memanfaatkan hasil pertanian yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan wisatawan selama liburannya di Bali
Dunia pariwisata agar bersinergi dengan sektor pertanian, sementara ini masih banyak pemenuhan kebutuhan hotel dan restoran berdatangan dari luar daerah.
Dengan demikian, peran pemerintah dalam pengawasan, pembinaan dan kemudahaan akses dapat dioptimalkan.
Hal itu agar sejalan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfataan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali resmi diberlakukan per 7 Januari 2019.
“Pertanian sebagai hulunya pariwisata yang diandalkan selama ini,” ujarnya.
Disamping itu, potensi agrowisata Bali begitu besar yang nantinya mampu memberikan nilai tambah kepada petani.
Untuk itu, petani tidak hanya sekedar bertani namun menyediakan tempat bagi pengunjung agar menikmati hasil pertaniannya.
“Seperti contoh, seorang petani kopi buka kedai di kebunnya, para pengunjung tidak saja bayar kopi mereka bisa dikenakan karcis masuk karena Ia mendapatkan pengalaman minum kopi sambil menikmati suasana perkebunanya,”
Upaya itu juga dapat melibatkan tenaga kerja yang lebih banyak sehingga taraf kehidupan petani akan lebih baik.
Dengan demikian, anak muda diharapkan tetap berminat bertani. (ART/ika)