Badung, 7/5 (Atnews) - Bupati Badung Nyoman Giri Prasta akan mengembangkan ayam pedaging dan petelur untuk memenuhi kebutuhan pasar, khususnya sektor pariwisata.
“Upaya itu untuk mengurangi kedatangan komoditi tersebut dari luar daerah,” kata Giri Prasta di Badung, Selasa (7/5).
Hal itu disampaikan ketika Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemkab Badung dengan Bank Indonesia Bali tentang Pengembangan Klaster Ketahanan Pangan Komoditas Ayam Pedaging Kabupaten Badung di Ruang Pertemuan Krya Gosana Kantor Bupati Badung.
Ia mengatakan, pengembangan komuditas itu mampu menyerap tenaga kerja sehingga menekan pengangguran.
Oleh karena angkatan kerja dengan lapangan pekerjaan masih jomlang, sehingga peluang itu akan menjadi peluang dalam masyarakat.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana menambahkan, komuditas itu dikembangkan untuk menekan inflasi daerah.
“Ini salah satu komoditi penyumbang inflasi daerah,” ujarnya.
Inflasi kelompok daging ayam ras secara mtm di Provinsi Bali pada akhir triwulan I, II, III, IV 2018 masing-masing adalah sbb: -1,97%, 4,57%, -9,43%, dan 8,14%, serta tw I 2019 serta -1,65%.
Sebagaimana diketahui, selama ini pengembangan ayam pedaging dan petelur masih bergantung terhadap perusahaan besar sebagai pengendali DOC (Day Old Chicken) dan Pakan.
Khusus di Provinsi Bali terutama di Kabupaten Badung memiliki permintaan akan komoditi daging ayam ras dan telur ayam ras cukup tinggi.
Hal ini mengingat Kabupaten Badung sebagai sentra pariwisata Bali mengelola permintaan komoditas daging ayam yang cukup tinggi meliputi hotel, restoran, catering dan masyarakat, sehingga mempengaruhi fluktuasi harga komoditas daging ayam dan telur ayam.
Kondisi dimaksud mendorong koordinasi antara Bank Indonesia Provinsi Bali dengan OPD terkait di Kabupaten Badung yaitu Dinas Peternakan, Bappeda dan Biro Ekonomi untuk menjajagi kerjasama pengembangan Ayam di Kabupaten Badung melalui mekanisme pendampingan. Diakui Bank Indonesia, dalam pengembangan klaster telah terbukti berhasil untuk kabupaten yang lain dengan sistem pendampingan yang sangat baik.
Saat ini, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali membina klaster UMKM yang terdiri dari kelompok Volatile Food yaitu 2 peternakan sapi, 2 pertanian padi, 2 pertanian bawang merah-putih, dan 1 pertanian cabai. Selain itu dibina juga produk komoditas ekspor di 5 kabupaten, antara lain kopi arabika Kintamani, kakako Jembrana, tenun, dan silver; serta kelompok pariwisata dan syariah.
Khusus untuk kegiatan pada hari ini di Kabupaten Badung, akan dimulai dengan MoU pengembangan klater ayam pedaging dengan pendampingan selama 3 tahun, menyeluruh dari hulu ke hilir.
Pemilihan Ayam pedaging mengingat penciptaan ekonomi masyarakat disektor hilir jauh lebih beragam hasil produk pengembangannya dibandingkan ayam petelur.
Terkait kerjasama yang akan dilakukan dengan Kabupaten Badung untuk pengembangan klaster ayam pedaging berupa kolaborasi bantuan antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dengan Pemerintah Kabupaten Badung kepada kelompok ternak, dimana bantuan sarana prasarana lebih banyak diberikan oleh Kab. Badung, sementara dukungan pendampingan dan batuan teknologi tepat guna oleh Bank Indonesia. (ART/ika)