Denpasar, 9/5 (Atnews) - Kepala UPTD Pertanian Terpadu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Dr I Wayan Sunada menambahkan Trichoderma pada produk inovasi Bio-inokulum yang sudah dikembangkan.
Produk Bio-inokulum merupakan pupuk organik cair dengan kandungan dan fungsi yang lengkap dapat juga digunakan, mampu juga sebagai zat pengatur tumbuh, biopestisida, agen hayati, dan enzim-enzim pertumbuhan tanaman.
“Penambahan Trichoderma berfungsi sebagai parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman secara alami,” kata Sunada di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan Trichoderma juga sebagai organisme pengurai, sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman, memperbaiki daya ikat tanah, daya ikat air dan struktur tanah.
Bahkan meningkatkan ketersediaan unsur hara, melindungi tanaman dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan, mengendalikan serangan layu fusarium penyebab penyakit layu pada tanaman cabai dan mengendalikan busuk buah, layu bakteri, busuk pangkal batang.
Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman terutama hortikultura yaitu pada padi adalah penyakit tungro berasal dari virus yang ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix impicticeps).
Sedangkan pada tanaman cabai yang sering menyerang adalah kutu putih (Bemisia Tabaci) tanaman cabai sangat rentan terhadap penyakit dan harus mendapat cukup perawatan untuk mencapai peningkatan produksi.
“Inovasi bio inokulum dengan trichoderma ini akan meningkatkan nilai tambah dan produksi dari tanaman cabai,” tegasnya.
Upaya itu mampu mendukung mewujudkan pertanian organik Pulau Bali. (ART/ika)