Denpasar 12/5 (Atnews) - "Pak, nyelang margi jebos, (Pak permisi) tegur masyarakat yang membludak mendatangi pantai Sanur Denpasar dalam rangkaian banyu pinaruh Minggu (12/5).
Banyu Pinaruh yang diperingati setiap 210 hari ini sebagai hari suci yang diyakini umat untuk menyucikan diri dan pikiran setelah merayakan hari raya Saraswati. Menjadi momen untuk bisa berkumpul bersama keluarga karena bertepatan dengan hari minggu.
Umat hindu akan membawa sarana upakara berupa canang dan dupa untuk memohon penyucian lahir batin kepada Tuhan sebagai penguasa lautan agar dibersihkan kekotoran yang berada dalam diri.
"Saya sudah di Pantai dari jam setengah lima pagi, karena tahu kalau matahari sudah terbit pasti akan ramai suasana banyu Pinaruh sehingga kurang berkesan" ujar Darmika salah satu warga Denpasar.
Dalam Manawa Dharmasastra V.109 disebutkan tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.
"Lebih berkesan memang langsung ke Pantai, apalagi hari minggu bisa langsung rekreasi sama anak-anak", Jawab Dewa sura yang menemani anaknya di Pantai ketika ditanya.
Dengan melakukan Banyu Pinaruh bukan hanya datang lalu mandi di Pantai. Tetapi, prosesi tersebut bermakna membersihkan kekotoran atau kegelapan pikiran yang melekat dalam tubuh dengan mandi air ilmu pengetahuan.
Umat umumnya, melakukan pembersihan diri menuju sumber mata air seperti sungai, laut pada pagi hari sebelum matahari terbit.
"Ombak di Pantai Sanur tenang, jadi saya merasa aman dan seru untuk kumpul-kumpul," tambah salah satu keluarga Dewa Sura usai berendam di pantai.(Pus/ika)