Banner Bawah

Pengobatan Tradisional Diakui WHO

Atmadja - atnews

2019-05-19
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pengobatan Tradisional Diakui WHO
Slider 1

Denpasar, 19/5 (Atnews) - Kelompok Ahli Pembangunan 2018 - 2023 Dr.rer.nat I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt. mendukung rencana Gubernur Bali Wayan Koster untuk pengembangan pengobatan tradisional.
Pengobatan tersebut, World Health Organization (WHO) menyebutnya “Traditional Medicine/Complementary and Alternative Medicine (TM/CAM)”.
“Untuk itu, pengobatan ini bukan merupakan praktek yang baru di berbagai belahan dunia,” kata Gelgel yang juga Staf Dosen Farmasi FMIPA Udayana di Denpasar, Minggu (19/5).
Ia mengatakan, praktek yang sudah melegenda yakni “Ayurweda” yang diterapkan di India dan sebagian besar negara-negara Asia Selatan.
Sistem pengobatan Unani di negara-negara Arab dan Traditional Chinese Medicine (TCM) di China dan Kampo.
Obat tradisional Jepang yang merupakan turunan dan modifikasi dari TCM yang diterapkan di Jepang. 
Bahkan di China, Korea Selatan, Jepang dan Vietnam penggunaan terapi dan produk TM/CAM ditanggung penuh oleh asuransi kesehatan. 
Beberapa negara maju lainnya seperti Australia, Jerman, Norwegia, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat secara parsial ditanggung oleh asuransi kesehatan. 
“Lalu bagaimana dengan kondisi di Indonesia termasuk Bali dalam praktek penggunaan TM/CAM?,” tanyanya.
Sementara itu, penggunaan obat tradisional di Indonesia dan Bali juga bukan praktek baru.
Melainkan sudah menjadi tradisi dalam bilangan abad, sebut seperti Primbon Jawi, Serat Kawruh dan Serat Centhini di Jawa, Taru Pramana dan Kitab-kitab Usada di Bali, Lontarak Bone dan Lontarak Wajo di Bone, di Kampung Naga Tasikmalaya adanya 113 tanaman obat, Suku Talang Mamak dengan 58 ramuan obat dan 115 spesien tanaman obat dan Suku Anak Dalam dengan 72 ramuan dan 116 spesies tanaman obat dan masih banyak lagi catatan tradisi di berbagai daerah di Indonesia. 
Begitu juga, adanya catatan tertulis berupa kitab-kitab Usada merupakan salah satu kekuatan Bali dalam mendukung kebijakan Gubernur Bali. 
Masyarakat Bali tidak asing dengan obat tradisional dalam definisi WHO, dimana obat tradisional adalah terapi yang meliputi penggunaan obat herbal, bagian dari hewan dan atau mineral atau praktek yang tidak melibatkan produk obat seperti akupunktur, terapi pijat dan atau terapi spiritual. 
Bahkan praktek-praktek tersebut masih berlangsung sampai sekarang di Bali. 
Tradisi minum “loloh” atau jamu godokan atau peras dari bahan herbal tertentu, “boreh” atau lulur yang digunakan secara topikal dan praktek-praktek spiritual yang lain seperti penebusan dosa atau “mepeluasang”, puasa, korban suci (yadnya), ziarah atau tirtayatra, dan lain-lain. 
Menurut Ayurweda, kitab pengobatan yang menurunkan tradisi-tradisi pengobatan di Indonesia termasuk Bali, dikenal tiga jenis terapi yaitu terapi spiritual, rasional dan terapi psikologi. 
Lebih lanjut Ayurweda menjelaskan bahwa ketiga jenis terapi tersebut saling tergantung dan berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, sebagaimana konsep dasar dari Ayurweda yang bersifat holistik.
Sementara ketersediaan sumber daya, baik sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). 
Indonesia adalah negara yang memiliki biodiversitas laut dan darat paling kaya di dunia. 
Namun pihaknya menyayangkan yang melimpah ini belum dimanfaatkan secara optimal. 
Hironisnya lagi, untuk beberapa bahan baku obat alam, Indonesia bahkan mengimpor. 
Banyaknya praktek pengobat tradisional atau menurut terminologi sekarang disebut penyehat tradisional atau di Bali dikenal dengan sebutan “Balian” cukup memberikan bukti tersedianya sumber daya manusia dan diterima di kalangan masyarakat Bali. 
Masih banyak lagi kekuatan-kekuatan untuk memberikan apresiasi terhadap kebijakan Gubernur Bali. (ART/ika).
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Kemendes PDTT Resmikan BUMDes Mart di Bengkulu Utara

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

Gubernur Bali: Yayasan Kebaktian Proklamasi Harus Mampu Bangun Generasi Muda Bersaing Global

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

DPN PERADI SAI Mengangkat 64 Calon Advokat di Pengadilan Tinggi Denpasar, Diharapkan Advokat Baru Kuasi Teknologi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi

Danantara Dukung Pembanguan Waste to Energy di Bali, KMHDI Bali: Harus Lulus Uji Emisi