Badung , 20/5 (Atnews). Camilan yang terbuat dari jenis umbi-umbian seperti dari talas (Bali: keladi).sangat diminati oleh konsumen karena dikenal renyah dan gurih. Permintaan makanan camilan ini pun dibuatnya terus bertambah ramai.
"Saya sampai kewalahan melayaninya, karena saya hanya mampu memasarkan sebanyak 100 bungkus sehari," terang I Wayan Suarmayasa perajin camilan keripik berbahan umbi talas asal Banjar Babakan Canggu Kuta Utara Kabupaten Badung Senin (20/5).
Suarmayasa menjelaskan, bahan baku berupa talas sangat sulit di dapat, tidak begitu banyak ada di pasar. Akibatnya, harga keladi ini terus merangkak naik mencapai Rp 5.000 per kg.
Belum lagi modal yang dimilikinya terbatas. Sehingga ketika permintaan melonjak otomatis tidak bisa melayaninya.
"Kendati harga keladi mahal, tidak serta merta saya menaikkan harga jual. Tetapi saya jual hanya Rp 9.000 per pak isi 12 biji," ucap Suarmayasa sambil menambahkan, memerlukan bahan baku keladi sebanyak 50 kg setiap hari untuk bisa menghasilkan sebanyak 100 pak.
Terang Suarmayasa, pemasaran keripik keladinya selama ini selain lewat warung- warung juga ada dipasok ke pasar-pasar terdekat. Di bulan puasa ini jumlah permintaan dirasakannya mengalami penambahan dibanding dengan sebelumnya. Namun, karena kesulitan bahan baku, pihaknya tidak bisa memenuhi semua pesanan.
"Karena renyah dan gurih keripik keladi sangat diminati pembeli," ungkap Suarmayasa sedikit promosi. (Mur/ika).